Chapter 1🌟

139 40 58
                                    

*****

Pagi senin yang sepi!!, mungkin hanya beberapa orang yang datang.
Anak pemalas ini selalu datang paling awal, itu semua karna paksaan bi Mora, pembantunya.

Dia dari kecil memang dibesarkan oleh supir dan pembantu, karna ibunya tidak pernah ada waktu untuknya..

Itu semua membuatnya tertekan, yang akhirnya membuatnya menjadi seorang pemalas..

Dia merasa hidupnya tidak penting lagi, karna dia pikir ibunya lebih mementingkan pekerjaan dari pada dirinya..

Dia berjalan pelan memasuki kelasnya yang masih kosong dan senyap itu, sorot matanya mengarah ke jam dinding yang masih menunjukkan pukul 7 pagi.

Dihempaskanlah tas tak berdosa itu diatas mejanya...

Blakk

Dengan cepat ia meraih ponselnya untuk mendengarkan musik favoritenya..
Itu memang kebiasaannya setiap pagi..

Beberapa siswa dan siswi lain pun masuk kedalam kelas..
Mereka tidak terlihat heran melihat gadis yang sedang asik mendengarkan musik itu..

Karna pemandangan itu, sudah mereka saksikan selama satu tahun dikelas ini..

Sekitar 15 menit berlalu, lonceng pun dibunyikan!

Terlihat para siswa siswi berlari dengan cepat, untuk turun kelapangan, karna mereka tahu! Apa hukuman jika terlambat atau tidak mengikuti apel bendera..

Hukumannya! Yaitu membersihkan gudang!..

Ya sebagian orang menyangka kalau sekolah elit itu, gudangnya pasti juga bersih dan elit!!..

Tapi lain halnya dengan gudang disekolah ini. Gudang ini dipenuhi dengan berbagai buku yang robek, kursi dan meja yang sudah patah, juga berbagai poster yang sudah tidak terpakai!!..

Namun hal itu masih belum seram bagi para siswa dan siswi!, karna hal yang paling ditakuti mereka ialah, keberadaan sekelompok keluarga tikus dan kecoa!!

Makanya tidak ada yang pernah berani membolos ketika apel berlangsung, terkecuali Qeissa.

Siswa-siswi yang lain dengan sigap berjalan turun menuju barisannya,
sedangkan Qeissa masih sibuk dengan earphone ditelinganya..

"Sa? lu ga upacara?". Tegur salah satu temannya sambil menarik earphone milik Qeissa.

"Engga ah, males!". Sahutnya dengan wajah santai, sambil meluruskan kakinya..

"Lu ga takut sama hukumannya?".

"Ga!"

"Gw gatau ya!, gw udah ngingetin lo, oke?, yaudah gw kebawah!". Ujarnya sedikit mengerutkan keningnya..

"Yaudah sana!". Sahutnya lagi..

Ketika seluruh ruangan dan koridor sudah kosong!, Qeissa pun berjalan perlahan menuju kantin...

Matanya melirik kekiri dan kekanan, memastikan bahwa tidak ada yang melihat dirinya..

Dia masih berada diposisinya, dan perlahan melangkah lagi...

"Satu.......duaa......ti______".

"TIGAA!, MAU KEMANA KAMU??". Tegur pak Hartono membuat Qeissa terpelonjat kaget..

"Kyaaaaa, ka...ka...kaburrrrr!!!". Gadis itu mempercepat langkahnya..

Sedangkan pak Hartono hanya menggelengkan kepalanya, karna dia mengira Qeissa akan segera pergi kebarisannya..

Tapi nyatanya tidak..
Gadis itu berlari kekantin....

Dia tiba disana dengan napas ngos-ngosan..
Terlihat disana warung mba Rani sudah buka alias open, dia pun segera berjalan kearah warung itu!, bermaksud akan membeli burger kesukaannya!!..

Starest loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang