DELAYOTA Twenty Four

6.5K 314 1
                                    


    ~Masih di sini, dengan satu nama dan perasaan yang sama~

Pagi harinya, setelah bermain di kantor Olla, untuk pertama kalinya setelah 5 tahun yang lalu, Bariq menelepon.

Meskipun nomernya sudah hilang, tapi aku masih hafal angka digitnya. Dan tertera juga di sana foto profilnya dengan seorang wanita yang kuduga adalah Siregar.

Aku mengangkat teleponnya. Berusaha tetap rileks.

"Hallo?" Sapaku.
"Bener nomernya Yaya kan?" Tanyanya.

Suaranya masih sama seperti dulu, khas dan tidak berubah.

"Iya." Jawabku.
"Ehm..." dia berdehem " Jadi gue dapet nomer lo dari Kak Darel. Kan mumpung lo pulang nih, mama pengen ketemu sama lo, gimana?"tanyanya.

Aku berpikir sejenak. Aku memang belum memiliki keinginan untuk bertemu dengan mama lagi.

"Mama minta kamu nginep, jadi kalau lo mau nanti gue jemput di rumah lo juga, sekalian gue mau jemput Siregar." Lanjutnya.

Siregar? Oke, ini kesempatan lo Yaya buat ngenal Siregar.

"Oke."
"Yaudah ntar jam 9 ." Katanya lalu menutup telepon.

Kemudian aku mandi dan segera berkemas.

****

Pukul 09.00 WIB , Bariq sudah memarkirkan mobilnya. Dan membantu barang bawaanku ke dalam bagasinya.

Gue masuk mobilnya dan kami langsung menuju kampus dimana Siregar ini melakukan studynya.

Tidak ada pembicaraan diantara kami,bahkan kami hanya saling diam dan memandang dan ke arah luar.

Lalu mobil diparkiran, dan gue menuruni mobil berpindah pada kursi belakang. Bariq melambaikan tangan ke arah seorang perempuan yang gue udah duga dia inilah yang namanya Siregar.

Kemudian, Siregar masuk. Dia rambutnya cuman sebahu dan bergelombang rapi. Rambutnya semi coklat dengan hidung yang mancung dan postur tinggi. Berkulit putih agak coklat, layaknya anak blesteran Eropa.

Dia memakai baju warna putih dengan celana panjang hitam yang memberikan kesan wibawa. Dengan jam tangan warna hitam ditangannya. Dan tas warna putih.

Dia melontarkan senyum pada Bariq, dan kemudian menatapku.

"Ini kembaran aku. Namanya Manalaya. " jelas Bariq.

Dia menyunggingkan senyum kemudian, setelah ia mungkin merasa janggal saat melihatku.

"Hai..gue Siregar. Tapi kalau gue liat kalian nggak mirip mirip banget. Tapi gue seneng ketemu lo. Salam kenal." Ujarnya memperkenalkan diri.

Gue sendiri bingung mau nanggepi Siregar kayak apa? Kalau Siregar tau gue juga mantannya Bariq kan bisa gila. Tapi ya gue nggak ngliat sesuatu yang aneh di sini kayak yang Olla bilang.

Bariq kayaknya sih sayang aja sama Siregar. Kalau pun dihatinya cuman ada satu nama ya pasti Siregar. Nah di sini ketabahan gue di uji. Ngliat mantan berduaan sama pacar. Miris.

"Gue Manalaya,panggil aja gue Yaya. Hm..gue nggak kembar identik sama  Kak Bariq jadi ya gitu." Ujarku.

Bariq diam. Dia biasa saja  melihat kami meski, situasi sebenarnya kalau aku merasakan itu sangat canggung. Hm..bayangin aja ya kan? Kalian pasti juga bakal canggung.

"Kita mau kemana?" Tanya Siregar
"Ketemu mama." Jawab Bariq.

Ya dari sini gue bisa liat kalau Bariq emang nggak terlalu bersemangat dengan Siregar. Entah, mungkin dia nggak mood atau yaah...seperti apa yang gue bilang kalau dia gamov.

DELAYOTA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang