DELAYOTA TWENTY

6.3K 360 4
                                    

                   ~Beranjak Pergi~

Seminggu setelah gue mengakhiri semuanya , rasanya berbeda. Seperti ada yang hilang. Perasaan klise yang dirasakan orang ketika putus cinta. Kurang lebih seperti itu. Terluka. Hal yang sudah wajar dan ku alami lagi kali ini.

Move on itu susah tapi bukan berarti nggak bisa. Move on itu butuh waktu dan nggak mudah, gue tau. Tapi disini tiap hari umur gue makin nambah, gue pengen lebih dewasa saat menghadapi hal ini. Bukan kayak anak anak lagi yang putus cinta kemudian diakhiri dengan saling membenci dan menghindar seolah nggak pernah kenal.

Dalam fase setelah putus pasti ada masa penghindaran, dimana baik lo atau pun dia menghindar satu sama lain dalam bentuk apapun, bukan dengan tujuan untuk berhenti menyayangi, dalam konteks ini untuk membiasakan diri kembali pada status lajang alias jomblo.

Setelah putus cinta pun akan ada masa lo bakal canggung ketemu, karena keingat sama sesuatu yang pernah diukir bareng. Tapi sesuatu itu cukup didiamkan saja, kalau pun ingin disimpan ya di simpan kalau tidak, buang jauh jauh, biarkan jika itu melintas sejenak.

Bahkan cinta yang dipaksa untuk berhenti karena perselingkuhan atau penkhianatan ataupun yang putus baik baik semua akan ada fase dimana kita butuh waktu untuk sejenak melupakan. Bukan melupakan seutuhnya tapi tentang perasaan dan kepercayaan yang dibangun bersama.

Gue?
Masih sama Olla, tapi tanpa Bariq. Kak Darel? Ah dia udah nggak ganggu gue lagi.

Hari ini gue mau pamitan sama Olla untuk pergi ke Jerman. Gue udah pamitan sama sekolah, meskipun Bariq nggak bilang apa apa ke gue, gue yakin dia juga tahu. Tapi ini mungkin lebih baik daripada harus terluka lagi. Biarkan fase ini berlalu.

Bahkan gue udah minta maaf ke Della. Dan detik ini pun gue udah nggak benci ke siapapun. Soal Mama? Aku lagi nggak mau bahas soal Mama. Gue pengen nyembuhin luka patah karena cinta terlarang gue.

So gais semua butuh proses, dan gue butuh tahap sedikit demi sedikit buat bisa sempurna.

Gue masuk ke dalam mobil, di sana keliatan Olla melambaikan tangan, Bariq dia menatapku dari kejauhan. Wajahnya dingin seolah tapi tak peduli apapun.

"Papa nggak mau pamitan sama Kak Bariq?"tanyaku.

Papa menghentikan mobilnya, kemudian tanpa di duga Bariq mendekati mobil. Papa membuka kaca mobil dan menatap Bariq rindu.  Aku menyaksikannya.

"Hati hati Pa. " katanya pelan.

Itu pertama kalinya Bariq memanggil Papa kandungnya. Papa hanya mengangguk, matanya berkaca kaca. Dia pasti rindu.

Kemudian Papa menutip kaca dan melajukan mobil menuju bandara.

Hallo?!..singkat banget ya?Maklum baru ada PTS jadinya nulisnya nggak maksimal. Tapi next update semoga puas sama ceritanya.

Jangan lupa vote dong?. Jangan jadi silence reader doang nih, vote aja tinggal dipencet doang. Kritik atau saran bisa comment aja. Happy reading.












DELAYOTA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang