DELAYOTA Twenty Seven

6K 324 0
                                    


Gue udah sampai dirumah setelah perjalanan 30 menit. Kali ini Rey dengan setelan pakaian baju berkancing dengan style lengan panjang, tak lupa memakai dasi dan celana panjang hitamnya. Dan gaya rambut yang lumayan rapi.

"Mau kemana?" Sapaku.
"Ah gue ada olah TKP Kak sama penyidik. Nanti pamitin ke Mama kalau dia nanya." Jelas Rey lalu mengambil kunci mobil.
"Polisi ?"tanyaku kemudian.

Dia hanya membeku dan berpikir sejenak.
"Ah bukan..gue jaksa Kak. Udah dulu ya Kak gue buru buru nih" ujarnya.
"Oke hati hati."

Kemudian, gue menuju kamar, dan merebahkan di sana lagi. Tapi betapa terkejutnya ketika melihat kak Bariq lagi duduk di balkon sendirian.

Gue menghampiri dia, mencoba bertanya.

"Ngapain Kak? Galau lo?" Tanyaku.
Dia masih saja bungkam.
"Butuh temen cerita?"
"Kagak." Jawabnya kemudian.
"Ada masalah sama Siregar ya?"tanyaku.

Kak Bariq menoleh. "Tau dari mana?"

"Kemarin gue nggak sengaja liat lo ribut sama Siregar. Lo putus ?"tanyaku.
"Break sih bukan putus." jawabnya.
"Ohh." Aku bingung mau ngomongin apa jadi cuman ber ooh ria.

"Kalau boleh tau kenapa dia minta break?"tanyaku was was.
"Ya salah gue sih belum beneran suka ke  dia."jawabnya.
"Masih stuck di gue?"tanyaku lagi.
"Gatau bingung gue. "Jawabnya.
"Nah terus lo dulu nembak siregar kalau nggak cinta terus karena apa?"tanyaku penasaran.
"Gue nggak tau kenapa gue berhenti ditengah tengah gini. Gue nembak juga gue suka ke dia. Apa gue bosen ya?"

"Lo nya aja itumah Kak yang lagi gak mood sama dia. Ya not have good mood maksud gue." Jawabku.

"Terus gue harus gimana?"tanyanya.
"Ya lo yang jelas mastiin, lo suka apa kagak sama Siregar." Kataku.
"Habis itu?"tanyanya.
"Aish...ya lo pertahanin dia lah Kak, diperjuangin. Ya kali perempuan mau sama cowok yang nggak punya jiwa juang." Kataku menasihati.
"Kalau kenyataan misal ternyata gue mastiin dan nggak suka sama dia gimana?" Tanyanya.
"Bubarin aja lah. Ngapain stay disampingnya dia? Biarin Siregar juga dapet yang beneran suka sama dia."jawabku.
"Yaah..menurut lo gue suka nggak sama dia?"
"Ya mana gue tau lah." Kataku sambil menggeleng gelengkan kepala.

Dia terdiam, sedikit berpikir.

"Andai Siregar bisa diajakin diskusi kayak gini."gumam Bariq kemudian.

"Yah dia menurutku bisa kok kalau cuman diajakin diskusi. Lo nya aja yang menurut gue malah terlalu egois minta dingertiin mulu. Ya kali kak , Siregar juga mau." Ujarku padanya.

"Emang gue egois?"tanyanya.

"Iyalah. Lo minta dia ngertiin lo berapa kali sih? Emosinya meledak itu juga pasti lo nya yang ngga pernah buat ngertiin dia. "Kataku.

"Nih logis nya tuh mana ada sih manusia yang bisa sabar kalau di gituin terus. Mesti Siregar punya batas sabar." Lanjutku.

Kak Bariq hanya diam tidak berkutik atau memberi sanggahan apapun. Semoga dia sadar.

"Terus gue kan lagi break? Apa iya Siregar mau diajakin diskusi?" Tanyanya.

"Coba aja dulu." Kataku.
"Apa timingnya emang udah pas? Nggak malah jadi emosi tuh."

Kak Bariq mendengus. Mengacak acak rambutnya.

"Ya bicarainnya pelan pelan aja..jangan emosi. Kalau dirasa buntu lo harus jadi air yang nenangin dia."kataku.

"Bukanya egois kalau aku cuman yang jadi air disitu?"

"Hoih..kakak juga egois kali, emang kakak pikir Siregar selama ini nggak jadi air buat kakak? Sikap kakak dingin ke dia dan dia diem itu , dia berusaha jadi air. Takut konflik" jelasku.

Vote ya? Thanks

DELAYOTA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang