DELAYOTA THIRTY FIVE

6.1K 316 2
                                    

-Kesempatan, nggak semudah membalikan telapak tangan.-

Setelah selesai berbincang dengan Siregar, gue segera balik ke rumah.

****
Di rumah, ada Kak Darel dan mamanya yang sedang berbincang dengan mama.
"Tante..sama Kak Darel?"kataku ketika datang.

Aku menyalami mereka.

"Ada acara apa?"tanyaku.
"Ini nganterin mama. Biasa lah ibu-ibu mau ngobrol."jawab Kak Darel.
"Yay, kamu mending ajak Darel ke belakamg atau kemana. Kasian dia kalau harus dengerin tante-tante gosip."kata mama.
"Iya ma. Ayo Kak."ajakku.

Kemudian aku dan Kak Darel menuju kamar. Kamarku tentunya. Karena taman belakang nggak ada tempat duduknya, jadi enakan ngobrol di kamar. Soalnya emang lumayan luas sih, enak jadi tempat ngobrol.

"Ini kamar lo?"tanyanya.
"Iya..kalau di rumah ini,ini kamar gue."jawabku.
"Oiya btw..gue nggak pernah liat bapak tiri lo .."gumam Kak Darel.
"Iya..tugas di luar."jawabku.
"Oh..tadi lo habis darimana?"tanyanya.
"Gue habis ketemu sama Siregar, ya cuman ngobrol aja sih."jelasku lalu menyunggingkan senyum.

"Oooh...Bariq sama Siregar gimana? Masih break?"tanyanya.
"Iya masih."jawabku.

Kak Darel manggut-manggut paham.

"Kakak mau minum apa?"tanyaku.
"Gausah...lagian mama juga kayaknya cuman bentaran doang."sanggah Kak Darel.
"Tante-tante kalau ngobrol lama Kak. Lupa waktu."kataku.

Kak Darel menghela napas lalu tersenyum manis.
"Yaudah terserah lo."
"Oke."kataku lalu pergi ke dapur.

Setelah membuat minum, aku kembali ke kamar untuk memberikannnya pada Kak Darel beserta camilan.

"Udahlah Yay, nggak usah repot gitu."kata Kak Darel.
"Nggak repot Kak. "Kataku.

Aku duduk di karpet dan bersila di samping Kak Darel.

"Mama lo sebenernya asik ya? "Gumam Kak Darel.
"Masa?"kataku sambil.mengerutkan dahi.

Saat Kak Darel bergumam seperti itu, bikin gue ngrasa..kalau kebencian gue ke Mama udah melampaui batas wajar. Gue sama sekali nggak tahu Mama itu orangnya kayak apa. Pertama kali kenal Mama pun itu udah bikin hidup gue berantakan. Ya syukur-syukur Papa ada tugas ke Jerman, jadi buat nglupain hal itu juga lebih gampang. Nggak bayangin juga gue harus stuck di sini.

"Iya Yay..Mama lo tu asik  kok. Banyak ngomong. Ramai pula."kata Kak Darel.

Aku hanya mengangguk paham.

"Kak, segitu asiknya lo sama mama gue?"tanyaku.
"Iya. Asik...sama kayak lo, suka diskusi."jawabnya.

Kemudian kami terdiam.

"Yay, lo serius belum punya cowok?"tanya Kak Darel tiba tiba.
"Emangnya kenapa Kak?"tanyaku balik.
"Ya lo kan cantik Yay, masa masih jomblo aja."katanya.
"Iya belum punya."jawabku kemudian.
"Yay.."ucapnya.

Aku menatap matanya. Sorot matanya yang dalam seperti ia hendak mengatakan sesuatu padaku.

"Iya Kak?"ujarku.
"Gue..suka sama lo. Gue mau lo jadi istri gue."ucap Kak Darel.

DELAYOTA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang