DELAYOTA TWENTY ONE

6.4K 330 0
                                    

       ~Rindu dengan sang peluka~

5 tahun kemudian.....

Kalau kalian nanyain kabar gue? Jawabannya adalah baik. Gue tetep seorang perempuan yang bernama Manalaya. Usia gue sekarang, 22 tahun dan berstatus sebagai mahasiswi di unversitas Freie Berlin, Jerman. Progam studi manajemen bisnis.

Di usia 22 tahun, gue masih berstatus sebagai seorang jomblo di kehidupan gue yang sekarang. Kalau ditanya, pernah naksir atau lirik orang Jerman? Jawabannya enggak. Kenapa? Karena gue bakal balik ke Indonesia lagi dan gue nggak mau LDR an. So Simple. Di usia gue yang sekarang ini gue punya provesi sampingan sebagai seorang model.

Gue sekarang lagi ada di bandara, buat balik ke Indonesia lagi. Jadwal penerbangan 5 menit lagi. Gue balik sendirian ke Indonesia, karena Papa masih ada perlu di Jerman sampai 3 bulan lagi sebelum kami resmi pindah ke Indonesia dan menetap seperti dulu.

Gue ke Indonesia buat liburan, nglepas rindu sama orang-orang di Indonesia. Enggak ding,  bukan orangnya tapi suasananya. Ya gue kangen rumah gue di Indonesia. Kangen SMA gue dulu udah jadi kayak apa sekarang. Penasaran sama kabar mereka temen temen SMA gue.

Lima menit udah berlalu, saatnya gue masuk ke pesawat.

                                *****

Di pesawat...

Gue naruh tas kecil, kemudian duduk di sesuai nomer tempat duduk yang tertera di tiketnya. Setelah gue nemu dimana tempat duduk gue, gue langsung duduk sambil melepas kecamata hitam lalu bersandar pada kursi.

Sementara pramugari yang berseragam warna mereah dengan setelan rok diatas lutut dengan rambutnya yang diuraikan, berjalan kesana kemari untuk membantu penumpang menaruh barangnya di bagasi atas.

Gue ngliat ke arah kaca, landasan pesawat yang berwarna abu-abu memanjang. Kemudian setelah semua siap, pintu ditutup dan seluruh penumpang duduk. Pramugari mempraktikan cara penggunaan keselamatan yang tersedia.

Aku pun memasang sabuk dan kembali bersandar, kemudian, dari speker terdengar pengumuman bahwa pesawat akan segera lepas landas.

"Para penumpang yang terhormat, selamat datang di penerbangan maskapai Air Berlin Boeing 737-800 denn tujuan ke Indonesia. Penerbangan ke Indonesia akan kita tempuh kurang lebih 11 jam dengan ketinggian jelajah 34.000 kaki diatas permukaan air laut. Perlu kami sampaikan bahwa penerbangan maskapai Air Berlin Boeing 737-800 tanpa asap rokok, sebelum lepas landas kami persilakan kepada anda untuk menegakkan sandaran kursi , menutup dan mengunci meja kecil yang masih terbuka dihadapan anda, mengencangkan sabuk pengaman, dan membuka penutup jendela. Atas nama Air Berlin Boeing 737-800 kapten Audric dan seluruh awak pesawat yang bertugas mengucapkan selamat menikmati penerbangan ini, dan terima kasih untuk pilihan anda untum terbang bersama Air Berlin Boeing 737-800"..

menyadari bahwa pesawat sudah meninggalkan landasan, kemudian gue menyandarkan kembali kepalaku ke kursi.

Gue sesekali ngelirik anak sebelah yang duduk dengan memejamkan matanya. Dia seorang laki laki dengan setelan kaos oblong dan celana jeans panjang. Kulitnya putih dan rambutnya rapi, tapi kalau diliat sekikas dari wajahnya dia bukan orang Kaukasia atau kulit putih.

Sampai mata kami bertemu,dan dia sadar bahwa gue lagi ngliatin dia.

"Hai Yaya,.." sapanya.

Dia tahu nama gue. Pasti ini orang Indonesia, tapi siapa? Kayaknya temen SMA nggak ada yang seganteng ini deh.

"Lo kenal gue?"tanyaku.
"Ya kali gue lupa sama lo. Lo nggak inget gue?"

Dia nanya balik. Aku menggeleng.

"Gue ketos SMA dulu. Udah lupa sama suara gue?"  tanyanya.

OMG!!Kak Darel. Duh gusti mimpi apa gue semalem, sampe di penerbangan ketemu sama ketos gila ini. Diantara banyak orang kenapa harus Kak Darel coba?

"Tapi mukanya nggak kayak Kak Darel deh. Serius Kak Darel?" Tanyaku.

"Iyalah, wah lupa lo sama gue. Padahal gue daritadi duduk aja udah ngenalin kalau itu elo." Jelasnya.
"Ya maaf deh Kak,."

Kami dia beberapa detik.
"Lo sekolah di Jerman juga?" Tanyaku padanya.
"Enggak, gue cuman main aja ke sini, terus ini balik ke Indonesia lagi. Lo sendiri kuliah di jerman kan?"jawabnya.
"Iya."
"Unniv mana?" Tanyanya.
"Feire Universitas Berlin jurusan management bisnis. Kalau lo sendiri gimana Kak?"jawabku.
"Gue mah udah lulus, gue ambil semester pendek selama kuliah. Gue ambil jurusan designer, dan ke Jerman ini juga gue main main ke rumah designer temen nyokap." Jelasnya panjang lebar.
"Kayaknya lo dulu nggak suka gambar deh Kak?"
"Gue suka gambar itu gara gara liat tayangan di instagram terus ya tertarik aja. Gue juga punya butik."
"Wooow..jadi lo designer Kak?"
"Iya gue sekarang jadi designer. Lo setelah lulus mau jadi apa? Btw lo makin cantik aja, daripada dulu ya lo tu galak banget. Tapi lo asik juga."

What? Dia ngatain gue galak. Dia orang kedua yang ngatain gue selain Bariq. Segalak itu ya gue?

"..Gue segalak itu kak?"
"Nggak sih,ya lo galak aja ke gue dulu. "
"Ah itu sorry kak habis elonya nakutin gue."kataku.
"Ck...wkwwkwk udah nggak usah di bahas itu masa lalu. Oiya, lo punya provesi sampingan apa gitu atau usaha apa gitu?" Tanyanya.
"Model provesi sampingan gue sekarang Kak."
"Wahh kebetulan dong, gue mau launching baju nih, sekalian ya jadi model butik gue. Launchingnya juga bentar lagi, lo masih lama di indo kan?" Tanyanya.
"Iya Kak."
"Yaudah gue sewa jasa modelnya deh. "
"Oke Kak. Em..Kak, tau kabar yang lain nggak?" Tanyaku.
"Kalau yang seangkatan lo mah nggak banyak yang tau. Kalau denger denger kabarnya Olla yang sering sama lo itu dia jadi arsitek."
"Serius?!...Olla jadi arsitek?"

Aku terkejut.

"Iya dia jadi arsitek, banyak lho yang suka rancangannya Olla." Ujarnya.
"Kalau temen-temen yang suka main sama lo dulu , pada jadi apa Kak?" Tanyaku.
"Oh kalo yang dulu suka ngintil gue itu dia jadi penyidik, yang satunya juga ia tapi mereka beda tim".

Kemudian..

Vote!! Maaf lama update. Baca kisahnya sampe akhir. Penasaran kan kehidupan mereka yang sekarang? Terus apa yang bakal terjadi sama Yaya dan Bariq bakal ada di chapter selanjutnya. Selamat menikmati weekend. Enjoy membacanya!❤thanks.


DELAYOTA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang