DELAYOTA Thirty Three

5.7K 281 0
                                    

-Mungkin kamu tidak ingin tahu kabarku makanya kamu tidak pernah menanyakanku atau mengatakan sesuatu padaku-

Esoknya, gue segera ke kampusnya Siregar. Katanya dia pengen nemuin gue.  Gue turun dari taxi dan menyapanya. Dia tersenyum.

"Hallo Kak" sapanya padaku.
"Hai, langsung aja ya? Kita mau ngobrol  dimana?"tanyaku.
"Di warteg deket sini aja gimana?"tanyanya.
"Yaudah nggak papa."jawabku.

Aku memutar kembali kenanganku bersama Kak Bariq di kala itu. Untuk pertama kalinya ketika itu dia mengajakku ke warteg di dekat hunian rumah lamanya.

"Pak, mie ayam pangsitnya dua ya sama es teh." Kata Siregar.
"Iya neng."kata Pak penjual.

Bahkan aku masih ingat bagaimana si "Mang" penjualnya menggoda Kak Bariq. Aku tersenyum.

"Kenapa Kak? Kok senyum senyum? Pertanyaan Siregar membuyarkan lamunanku. Aku hanya menggeleng.

"Gue cuman keinget aja sama seseorang yang pernah ngajakin gue ke warteg juga pas SMA."jelasku.

"Oh..gitu, tapi nggak papa kan Kak kalau aku ngajakinnya ke warteg?"tanya Siregar.

"Iya nggak papa kok." Kataku lalu tersenyum simpul.

"Jadi Kak, aku tuh suka bingung sama Kak Bariq. Emang dia itu orangnya dingin banget ya?"tanyanya.

"Enggak kok, dulunya dia nggak dingin. Di rumah juga biasa aja. Dia cuek banget ya sama kamu?"

"Hm...mungkin cuman perasaanku aja sih Kak. Kadang aku suka ngrasa dia nggak sayang ke aku."jawabnya.

"Kenapa gitu?"tanyaku penasaran
"Ya Kak Bariq kadang egoisnya tinggi dan dia tuh dingin banget ke aku, ya gatau sih..cuman kalau aku liat dia tu kalau sama temennya juga nggak se jutek pas sama aku. Dan aku jadi bingung sama dia,"jelasnya.

"Kamu sama Bariq jarang ngomong intens?"tanyaku.

"Iya jarang. Kami sibuk. Tapi aku juga sadar sih Kak, jarak kita deket tapi kesibukan kita yang bikin kita jauh. Komunikasi itu seadanya waktu aja, " Jelas Siregar.

"Mungkin kalau kalau ngrasa kamu agak jauh sama dia, ajakin ketemu. Ya bicara lewat telfon, lewat obrolan gaje yang penting kalian ngrasa terhibur aja, ada temen ngomong. Karena obrolan singkat itu sebenernya yang bikin batin kalian deket. Tapi ya harus maklumin juga sama kesibukannya dia."

"Iya gue paham sih Kak.Tapi kadang dia nggak nanyain kabar gue,ya semisal nanya, gue udah makan apa belum. Ya perhatian kecil sih, dia jarang bilang gitu.  Kesannya kayak dia nggak peduli aja gitu Kak."

"Percaya deh, Bariq itu care. Percaya sama gue. Dia sayang."kataku.

"Apa iya perhatian kayak gitu basi? Tapi ya gue bingung Kak. Dia kadang judes kadang enggak. Kayak orang punya kepribadian ganda. Dia sayang nggak sih Kak?"tanyanya.

"Bariq itu nggak suka hal yang monoton. Mungkin aja menurut dia, perhatian kayak gitu udah biasa dilakuin sama orang pacaran jadi dia pengen aja sesuatu yang beda. Siregar lo pacaran sama dia berapa taun ?"aku balik bertanya.

"2 tahun."

"Siregar, dari dua tahun itu apa yang lo rasain dari dia? Dua tahun hubungan lo, lo masi nanya dia sayang apa enggak ke elo?"tanyaku.

"Ya awalnya sayang banget tapi makin lama kadang judes nggak jelas. Kadang perhatian nyenengin. Kadang dia gamov juga sama mantannya. Takut aja sih, gue cuman jadi pilihannya ketika dia bosan." Kata Siregar.

Gue jadi keinget sama omongannya Olla, kalau Kak Bariq belum beneran suka ke Siregar. Apa ini sebagai dampak dari hal itu? Tapi setelah gue konfirmasi ke Kak Bariq juga nggak gitu amat, Kak Bariq sebenernya sayang sama Siregar.

"Selama dua tahun, dia nembak lo pasti lah karena dia suka sama lo. Kalau pun menurut lo itu dia ragu sama perasaannya ke lo, dan lo juga ragu ke dia. Tugas kalian adalah nanyain terus ngeyakinin apa yang kalian rasain."jelasku.

"Emang dia mau, diajakin diskusi pas lagi break gini?"

"Aelah...pertanyaan lo, sama kayak Kak Bariq."celetukku.

"Dia nanya gitu juga?"tanya Siregar.
"Iya dia nanyain hal yang sama kayak lo barusan ini. Udah lah jelas jelas kalian itu sayang kok. Mending diomongin aja kan kelar, daripada lo break gini malah galau kan. Break itu sama aja hubungan kalian nggantung. "Kataku.

"Oiya mie ayamnya mana nih Gar?"tanyaku pad Siregar.

"Ah iya, Pak nya lupa kali ya? Bentar deh Kak."kata Siregar lalu beranjak menanyakan mie ayam yang dipesan ke pada pak penjual.

Warteg mie pangsitnya memang ramai, bahkan harus antre untuk menunggu giliran agar bisa makan di tempat ini. Siregar kembali.

"Iya Kak, si Pak nya lupa."kata Siregar.

Aku mendengus kesal.

"Kalau Kak Yaya sama Kak Darel gimana? "Tanya Siregar.

"Apanya yang gimana?"
"Kan kak Yaya deket tuh sama Kak Darel, Kak Yaya suka sama Kak Darel kan?"tanyanya.

Yuk gais..vote!! Mungkin part ini nggak terlalu seru, pelan tapi pasti readers, aku bakalan ungkap. Kenapan namanya ceritanya itu Delayota. Tinggal beberapa part lagi gais. Jangan lupa vote...! Thanks.

DELAYOTA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang