7

4.4K 170 7
                                    

Selang beberapa bulan, Kemapuan dan kepintaran Harry mampu membuatnya memegang perusahaan tanpa bantuan kakeknya. Bahkan dia juga sering masuk majalan bisnis.

Dirinya tanpa disadari juga sudah tidak pernah membuang-buang waktu seperti clubbing. Bahkan tidak pernah sekalipun teman-teman dan pacarnya menanyakan keadaan. Jika mereka menghubungi hanya sekedar mengajak nongkrong atau clubbing yang ujung-ujungnya minta traktir.

Berbeda dengan Abigail. Walaupun Abigail sering menjutekinya dikantor. Seenggaknya Abigail selalu mengingatkan jam makan jika sedang berada dikantor.   


***



Abigail sedang makan dengan salah satu teman dekatnya Chasty di kantin kampus. Mereka dihampiri rombongan cowok-cowok. 

"Abigail." Panggil Evan, salah satu dari rombongan tersebut.

"Uy..." Jawab Abigail sambil menikmati bakmi.

"Kemana aja lu nggak pernah kumpul lagi di basecamp kita. Gila gue udah lama banget nggat liat lu." Tanya Evan sambil duduk didepan Abigail. Teman-temannya yang lain mengikuti Evan duduk dikursi lainnya.

Abigail memandang salah satu dari mereka dan melihatnya dengan malas. Lalu memalingkan muka. Abigail sangat malas melihat Michael.

Michael dan Abigail sempat menjalankan hubungan tanpa status selama satu tahun lebih. Tadinya Abigail yang merasa hari-harinya membosankan menjadi semangat setelah bertemu dengan Michael.

Niat Abigail tadinya hanya berteman dengan Michael. Karena rasa nyaman berubah menjadi dekat layaknya orang pacaran. Tapi tidak pernah mereka sekalipun menjadikannya status. Hanya teman-teman saja yang menjuluki mereka sepasang kekasih. Tapi tidak untuk Abigail dan Michael.

"Iya, nanti gue ngumpul deh. Gue pikir gue sudah dilupain. Habisnya nggak pernah diajak sih." Sindir Abigail.

"Jadi gail selama beberapa bulan ini nggak pernah kumpul, lu ngapain aja?"

"Lagi mengembangkan bisnis gue." Bohong Abigail. Sebenarnya Abigail tidak sepenuhnya berbohong. Dia memang sedang memulai bisnisnya dibidang fashion. 

"Wow, bisnis apa nih?"

"Ada deh, lihat saja nanti."

"Ah, pelit lu."

"Emang."

"Oh iya Gail, nanti malam datang ya ke cafe biasa. Gue yang traktir deh kali ini." Kata Indra.

"Traktir acara apaan lu?" Tanya Abigail.

"Kan Indra sama Chasty baru jadian. Jadi mau traktir." Ledek Evan.

"Ha? Sumpah lu Chas? Kok nggak ngomong-ngomong sih. Sejak kapan dekatnya? Gue pikir dulu cuma ledekan iseng anak-anak. Ternyata beneran."

"Yeee, makanya ngumpul. Ngilang mulu sih lu." Kata Chasty.

"Yaudah nanti malam jemput gue ya dirumah."

"Iya, siap-siap lu jam tujuh ya."


***


Abigail sudah selesai kelas jam lima sore. Dia segera pulang untuk menyiapkan diri mandi dan merias diri agar tidak telat nantinya.

Abigail yang terkenal suka terlambat tidak ingin membuat temanya menunggu karena merasa tidak enak hati sudah dijemput.

Sebenarnya Abigail malas untuk mengumpul. Terlebih lagi disana ada Michael. Abigail sendiri bingung kenapa dia yang hobi sekali jalan dan nongkrong jadi malas untuk bertemu teman-temannya. Bukan karena ada Michael. Tapi dirinya selalu merasa jenuh dan lelah.

Jika Abigail berada dikantor Harry. Perasaan jenuh dan lelah itu hilang. Bukan karena ada Harry. Bukan karena ada orang baru yang mengisi hari-harinya. Abigail hanya ingin kabur dan pergi dari semua kemunafikan ini.



.

.

.

.

.


Omg, gue nekat gila nulis ini part dikelas yang dosennya galak. 


Cerita Abigailnya lebay ga sih? Komen ya. Mau tau pendapat kalian.


Ada nggak sih yang merasa kayak Abigail yang suka jenuh padahal teman-temannya banyak. Dan merasa banyak kemunafikan. (Wedew kata-kata gue)

Sharing singkat kalian dong kalau ada yang kisahnya mendekati Abigail. 


Ini bukan kisah nyata ataupun melihat kisah nyata dari seseorang.

Hanya sebuah ide sembarang yang dijadikan sebuah cerita.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang