12+
(Resiko kalau dewasa sebelum umurnya)
Ada beberapa bagian yang harus di PRIVATE
Jadi kalau mau baca seluruhnya harus FOLLOW dulu
Bukan sebuah cerita cinta seperti Dilan karangan Pidi Baiq.
Hanya sebuah cerita cinta yang diambil dengan latar bela...
KOMEN DAN VOTE YANG BANYAK DULU BARU AUTHOR LANJUTIN YA..
Hay lagi-lagi Author telat update. Inspirasi Author lagi menurun nih :(
Btw kemarin Author nonton konser INDONESIAN IDOL langsung loh!! OMG! Happy? Jelas lah!
Hayooo siapa yang disini nonton INDONESIAN IDOL juga? Mana komennyaa.....
Kalian pendukung siapa nih ? Jawab ya!!
Kalau Author sih suka dua-duanya malahan berharap juara nya bisa dua orang.
Tapi kalau disuru pilih salah satu kayaknya Author pilih Maria deh...
Siapa pendukung Maria???
Author kasih bonus foto Maria waktu kemaren Author nonton langsung deh...
Ini FOTO Author yang jeprett sendiri loh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MARIAAAA....MARIAAA....MARIA... .
.
.
.
.
.
Setelah kepergian Abigail, Harry menuju rumahnya. Sebenarnya dia tidak ingin pulang dalam keadaan seperti ini. Tapi dia harus mengganti mobilnya untuk balapan nanti malam.
"Harry, tadi Abigail menelpon ke kantor. Sudah saya katakan seperti yang anda suruh." Lapor asistennya sesampai Harry di rumah.
Asisten tersebut sedang menyerahkan laporan yang harus ditanda tangani oleh Billy, kakek Harry.
"Harry, kenapa kamu harus berbohong kepada Abigail? Apa kamu tidak kasihan membiarkan dia menunggu kamu selama itu?" Tanya Billy.
"Tolong, jangan ada yang pernah bilang ke Abigail yang sebenarnya." Pinta Harry.
"Kenapa?"
Harry tidak menghiraukan pertanyaan kakeknya. Dia hanya terus berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
Dari mana kakeknya tau? Tentu saja dari asistennya yang melaporkan setiap kegiatan Harry. Semua itu adalah perintah Billy. Termasuk hal pribadi Harry harus dilaporkan. Asistennya bukan bekerja untuk Harry tapi untuk Billy. Jadi, pastinya dia lebih menuruti perintah Billy. Harry sebenarnya mengetahui bahwa asistennya ini memata-matainya. Tapi Harry tidak ingin terlalu memusingkannya.
Harry terus memandangi foto Abigail yang ada di galeri fotonya. Foto tersebut diambil Harry secara diam-diam saat di apartemen Abigail. Difoto tersebut Abigail sedang memasak.
"Abigail... Kenapa kamu sangat mengganggu pikiranku."
Kemudian Harry mengambil beberapa botol minuman keras yang sudah dia siapkan dikulkas kamar. Tanpa mengambil gelas dia langsung meneguk.
