1

10K 520 13
                                    

"Apa kalian sudah menemukannya?" Tanya Suho dengan nada dingin

"Kami sudah mencari keberadaannya dimana-mana namun tetap saja nihil" jawab seseorang yang berpakaian serba hitam dengan wajah menunduk

"Aargg...bodoh" umpat Suho lirih

"Maaf tuan... tapi bukankah berkat orang itu tuan mendapatkan kekayaan ini?"

"Apa maksudmu?" Tanya Suho dengan suaranya yang terdengar mengerikan. Tak berani menapat sang tuan yang sudah berubah menjadi macan betina di depannya, orang tersebut hanya menunduk menyesali ucapannya tadi

Suho beranjak dari posisi duduknya dan meraih kerah baju bawahanya mencekeramnya kuat. "Apa kau kira aku seorang pemalas? Dan aku seorang pembunuh? Hanya demi uang aku tega membunuh ayahku sendiri hah!!!"

Bentak Suho dengan amarah yang sudah di ubun-ubun.

"Ma-maaf tuan bu-bukan be-begitu mak-maksudku" jawabnya dengan terbata-bata. Takut akan kemarahan Suho yang meledak-ledak

"Hah.. sudahlah aku muak denganmu,lebih baik kau pergi cari dia bawa ke hadapanku saat ini juga" Ucap Suho sambil melepaskan kerah baju bawahannya dan pergi meninggalkan seseorang tersebut sendirian






"Kau yakin pulang sendiri?" Tanya Jenni sahabat dekat Jisoo

"Sudahlah aku bisa menjaga diriku sendiri Jenni-ya,lebih baik kau pulang bersama laki-laki yang sendari tadi menunggumu" jawab Jisoo sambil sedikit menggoda sahabatnya

"Siapa?" Tanya Jenni polos tidak mengerti dengan apa yang dimaksud sahabat baiknya tersebut

"Jongin tolong jaga sahabatku, antarkan dia sampai rumah dengan selamat" teriak Jisoo memangil laki-laki yang sendari tadi bersandar di mobilnya menunggu seseorang dan kalian pasti tau siapa seseorang tersebut:)

Jongin yang merasa dipangilpun berlari menghampiri Jenni yang berdiri dengan raut wajah binggung dengan tingkah Jisoo

"Yakk... Jisoo kau sungguh keterlaluan!" Teriak Jenni kepada sahabatnya yang sudah berlari keluar dari gerbang kampus

"Jenni mari kita pulang sekarang" ucap Jongin yang sendari tadi sudah berdiri disamping Jenni yang sedang mengumpati sahabatnya

"Jenni" pangil Jongin sekali lagi yang berhasil membuat Jenni mengalihkan pandagannya

"Kau bawa mobil sendirikan? Okey aku tau, aku juga bawa mobil sendiri dan itu artinya kita pulang sendiri-sendiri" ucap Jenni ketus dan langsung berjalan ke arah mobilnya meninggalkan Jongin

"Tapi..."

"Sudah jangan hiraukan ucapan Jisoo" potong Jenni cepat dan langsung memasuki mobilnya


Jisoo sampai di halaman rumahnya yang begitu luas. Hari ini Jisoo menyambangi rumahnya yang sudah lama ia tinggalkan dan memilih tinggal di apartemennya sejak orang tuanya memutuskan keluar negeri dan meninggalkan Jisoo di Seoul sendiri

Jisoo melangkahkan kakinya menuju pintu rumahnya dengan semangat. Sesampai di depan pintu rumah ia mengambil kunci utama rumahnya dari tas kecilnya. Saat Jisoo hendak memasukkan kuncinya dan membukannya ternyata pintu tersebut tidak terkunci

"Kenapa bisa terbuka, siapa yang membukanya?" Gumam Jisoo penuh tanya dan masuk kerumah dengan perasaan was-was berjaga-jaga takut ada pencuri yang hendak mengambil barang-barang orang tuanya

"Aku tidak mau tau yang jelas kita harus mengakhiri pernikahan ini dan Jisoo akan ikut denganku" teriak wanita paruh baya dengan dandanan khas wanita-wanita Eropa

"Tidak! Jisoo akan ikut denganku dan kau tidak akan bisa bertemu dengannya lagi, aku tidak akan mengijinkan kalian untuk bertemu" jawab seorang lelaki paruh baya dengan berteriak tak mau kalah dengan lawan bicaranya

Jisoo yang sendari tadi bersembunyi melihat pertengkaran pasangan suami istri yang sudah berumur hanya diam tanpa ada niatan untuk melerainya

"Appa...Eomma..." panggil Jisoo lirih menghampiri dua pasangan yang sedang berdat dengan air mata yang entah sejak kapan sudah membasahi kedua pipinya

Dua orang yang tengah asik berdebat kini mengalihkan pandangannya ke arah Jisoo yang berdiri dengan air mata yang mengalir di pipinya dan menatap mereka dengan tatapan sendu

"Sungguh aku tidak menyangka bahwa ini kejutan untukku saat kalian kembali ke Seoul" Ucap Jisoo dengan senyum terpaksa diakhir kalimatnya dan kemudian berlari keluar rumah dengan air mata yang terus mengalir

"Jisoo..." teriak eommanya yang sudah tak di hiraukan lagi oleh Jisoo

"Ini semua ulahmu" Ucap nyonya Kim sambil menunjuk wajah tuan Kim dengan jari telunjuknya dan berjalan keluar rumah meninggalkan tuan Kim dengan raut wajah yang sulit diartikan






"Aarrggggg.. Sial!!!" Umpat Suho yang masih mengendarai mobilnya tak tentu arah

Saat ini keadaannya sangat drop fikirannya sangat buruk dan campur aduk. Disatu sisi ia harus menemukan orang yang membunuh ayahnya dan disatu sisi ia masih sakit hati dengan ucapan bawahannya tadi siang

Dia bukan tipe orang yang gila harta warisan keluarga besarnya. Selama ini dia hidup mandiri tanpa campur tangan dan bantuan orang tuanya dia bekerja keras mengejar kesuksesannya sendiri bahkan kini dia telah mencapai puncak kesuksesannya sendiri jumlah kekayaannya bahkan dapat menandingi jumlah kekayaan mendiang ayahnya

"Aarrrggg..." teriak Suho frustasi dia masih melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi pandangannya kosong menatap kedepan

Suho membanting kemudinya ke arah entah menuju kenama yang jelas bukan ke arah mansionnya

Ssttt...

Suho menginjak pedal rem mobilnya dengan kuat hingga kepalanya terbentur di setir kemudinya

"Sial..." umpat Suho sambil memegang pelipisnya dan keluar dari mobil

"Yakkk... apa kau mau mati nona?" Teriak Suho yang masih memegangi pelipisnya dan berjalan ke arah perempuan yang berdiri merentangkan tangannya tepat di depan mobil Suho

Deggg

Bukannya menjawab perempuan tersebut malah memeluk tubuh Suho dengan erat mencari kenyamanan untuk mendapatkan sedikit ketenangan

"Hiks.. tolong bunuh aku, tolong. Aku benci hidup ini hiks.." ucap perempuan itu dengan suara bergetar dan bersimbah air mata

Suho yang kaget dengan perilaku perempuan tersebut hanya mematung binggung harus melakukan apa

Perempuan tersebut masih setia memeluknya dan menengelamkam wajahnya di dada bidang Suho dengan tangisan yang tak juga berhenti

Suho menolehkan kepalanya ke kanan dan kekiri jalana ini sangat sepi tidak ada satu orang melintas dan hanya ada dirinya dan perempuan entah siapa yang masih menangis didalam pelukannya hingga kemeja yang dilapisi jas berwarna hitam yang membalut tubuhnya basah akan air mata perempuan tersebut

Suho merasa kasihan dengan keadaan perempuan dihadapannya hingga tanpa sadar ia membalas pelukan perempuan tersebut dan mengusap-usap punggung perempuan tersebut agar sedikit lebih tenang





Tbc_

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian

LOVE MAZE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang