18 END

2.8K 173 4
                                    

Suho sudah bersiap dengan tuxedo putih yang melekat ditubuhnya yang berisi. Aura ketampanannya semakin menguar ditambah lagi dengan rambut yang disisir rapi ke belakang dan menampilkan jidat putih lebarnya yang dapat membuat kaum hawa diluar berteriak histeris.

Hari ini merupakan hari pernikahannya dengan Kim Jisoo perempuan yang beberapa bulan lalu ia lamar di depan sang eomma. Suho yang sudah siap segera keluar dari kamarnya dan disambut oleh sosok laki-laki tinggi di depan pintu.

"Ya Tuhan..kau tampan sekali" puji Chanyeol laki-laki yang menyambut Suho di depan pintu kamar. Suho hanya tersenyum tipis sebelum berjalan meninggalkan Chanyeol yang berceloteh di belakangnya.

"Aku yakin Jisoo akan pingsan melihatmu hari ini" kata Chanyeol lagi yang sekarang sudah berjalan disamping Suho

"Sudahlah aku harus segera sampai di gereja sepuluh menit sebelum acara dimulai" kata Suho sebelum memasuki mobil hitam mewahnya dan melajukannya menuju gereja tempat pemberkatan pernikahannya dengan Jisoo.

"Baiklah aku akan mengikutimu dengan mobilku sendiri di belakang" teriak Chanyeol dan segera berlari memasuki mobilnya




Jisoo menatap pantulan dirinya di depan cermin meja rias. Gaun panjang putih tanpa lengan melekat pas ditubuhnya yang ramping.

Air matanya menetes perlahan. Ia tidak mengira bahwa sebentar lagi ia akan menjadi istri dari Kim Suho pria yang hampir menabraknya, pria yang telah membantunya bersembunyi dari kedua orang tuanya sekaligus pria yang sangat ia cintai.

Ceklek

Pintu kamar Jisoo terbuka dan menampakkan sosok perempuan dengan perutnya yang mulai terlihat membuncit dan menghampiri Jisoo yang masih berdiam diri duduk menghadap meja riasnya.

"Hei kenapa kau menangis?" sapa wanita tersebut dan menyeka air mata Jisoo agar tidak merusak make up nya

"Kau dapat merusak make up mu Jisooya" Jisoo hanya menampilkan senyumannya sebagai tanggapan.

"Jennieya apa kau juga merasa gugup saat hari pernikahanmu dengan Jongin?" tanya Jisoo yang menatap lurus pantulan dirinya di cermin

Senyum Jennie mengembang, jadi ini alasan sahabatnya ini meneteskan air mata? Sungguh sanggat mengejutkan, pikir Jennie

"Jadi kau menangis karena gugup? Jelas saja aku dulu juga gugup bahkan lebih gugup saat bertemu dengan appa untuk meminta restu" kata Jennie dan terkekeh selanjutnya. Jisoo hanya tersenyum dan larut lagi memandangi pantulan dirinya di cermin.

"Baiklah sekarang kita bersiap-siap untuk pergi ke gereja karena kau sepuluh menit harus sampai sebelum pemberkatan di mulai" kata Jennie dan mengajak Jisoo untuk keluar kamar dan segera berangkat ke gereja.

Di ruang tamu sudah berkumpul semua orang bersiap menunggu Jisoo keluar dari kamarnya dan berangkat ke tempat pemberkatan. Nyonya Kim yang mendapati sang putri telah turun melewati tangga dengan Jennie di sampingnya segera berjalan menghampiri Jisoo dengan senyum di bibirnya.

"Kau cantik sekali sayang, eomma tidak menyangka kau sudah sedewasa ini" katanya dan memeluk tubuh Jisoo

Semua orang disana mengalihkan pandangannya dan menatap ke arah tiga wanita yang berdiri di depan tangga.

Tuan Kim segera berdiri dari duduknya dan menghampiri anak istrinya. Senyum mengembang diwajahnya saat melihat paras cantik sang anak perempuannya.

"Baiklah sekarang kita harus segera sampai di gereja untuk acara pemberkatan sebelun telat" kata tuan Kim dan mendapat anggukan dari semua orang disana dan bergegas menuju ke gereja


Alunan musik bersenandung mengiringi langkah Jisoo yang berjalan menuju altar dengan mengenggam erat tangan sang appa.

Jisoo menatap kearah Suho dan pendeta yang berdiri di depannya. Jari-jari tangannya meremas lengan tuxedo hitam milik sang ayah dengan kuat dan membuat sang pemilik melirik Jisoo yang terlihat sangat gugup.

Langkah Jisoo dan ayahnya berhenti saat sampai di altar pernikahan. Dengan pelan Tuan Kim melepas tangan putrinya yang berada di lengannya dan diberikannya kepada Suho.

"Jaga putriku dengan baik" ucapnya sebelum meninggalkan Jisoo dan memilih duduk di sebelah sang istri.

"Aku akan menjaga putrimu dengan sangat baik" jawab Suho dengan akhiran senyum yang terukir di bibirnya

Kini Suho dan Jisoo berdiri berdampingan menghadap sang pendeta untuk melakukan prosesi pemberkatan. Jisoo masih sanggat gugup bahkan ia kini meremas lengan tuxedo putih milik Suho untuk menghilangkan rasa gugupnya.

"Baiklah saya akan memulai pemberkatan kepada kedua mempelai" kata sang pendeta

Baik Suho maupun Jisoo kini mereka sama-sama gugup. Jantungnya berdetak lebih cepat dua kali lipat bahkan memberontak ingin keluar dari tempatnya.

"Saudara Kim Suho apakah anda bersedia menjadi suami dari saudari Kim Jisoo, hidup berdampingan sehidup semati, menjaga dan melindunginya dengan sepenuh hati, mencintai dan menyayanginya dengan setulus hati" kata sang pendeta dengan menatap ke arah Suho

"Saya bersedia menjadi suami dari saudari Kim Jisoo, hidup berdampingan sehidup semati, menjaga dan melindunginya, mencintai dan menyayanginya setulus hati" jawab Suho yakin dan mengenggam erat tangan Jisoo yang berdiri disampingnya

"Saudari Kim Jisoo apakah anda bersedia menjadi istri dari Kim Suho, hidup berdampingan sehidup semati, mencintai dan menyayanginya dengan setulus hati" kata sang pendeta yang kini beralih menatap Jisoo

"Saya bersedia menjadi istri saudara Kim Suho, hidup berdampingan sehidup semati, mencintai dan menyayanginya setulus hati" jawab Jisoo dengan menatap lurus ke arah pendeta dengan yakin.

"Baiklah sekarang kalian sah menjadi suami istri Tuhan memberkati pernikahan suci ini" kata sang pendeta dan disusul dengan riuhnya tepuk tangan para undanga yang sendari tadi menyimak acara pemberkatan dengan khidmat.

Jisoo meneteskan air mata bahagianya. Kini ia telah sah menjadi istri orang bukan lagi menjadi anak gadis yang cenggeng dan suka mengadu kepada orang tuanya bila ia dalam bahaya. Tapi kini ia sudah ada yang melindunginya dan menjaganya dan akan selalu berada disisinya, Kim Suho.

Setelah acara pemberkatan Suho dan Jisoo saling bertukar cincin. Tak beda jauh dengan para tamu undangan yang menyoraki kedua suami istri baru tersebut untuk berciuman.

"Hei Tuan Kim ayo cium istrimu aku sudah tidak sabar melihatnya" teriak salah satu laki-laki berperawakan tinggi dan setelah itu mendapat cubitan di pinggangnya dari perempuan yang duduk di sebelahnya, Park Chaeyoung.

"Aww sakit sweety" ringgis Chanyol dengan mengelus pinggangnya yang dicubit oleh sang kekasih.

Suho yang mendengar teriakan sahabatnya hanya mendengus kesal setelah itu ia menatap wajah cantik sang istri di depannya dan meminta ijin untuk menciumnya.

"Apa aku boleh melakukannya?" tanya Suho sedikit berbisik agar tak terdengar siapapun selain dirinya dan Jisoo

jisoo menampilkan senyumnya dan menggangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Suho. Dengan segera Suho menempelkan bibir tipisnya dengan bibir mungil milik Jisoo sontak riuh tepuk tangan para tamu undangan bergemuruh dalam ruangan saat melihat kedua pengantin saling berciuman.

Suho kembali menjauhkan wajahnya dengan Jisoo. Ia masih tau tempat untuk hanya sekedar berciuman. Suho menatap manik sang istri lekat dengan senyum yang terukir dibibirnya.

"Terimakasih telah memilihku menjadi teman hidupmu" kata Suho dengan tulus dan mendaratkan ciuman dikening Jisoo





~END~














Huhuhuhu
Akhirnya ending☺☺☺

LOVE MAZE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang