Hea Seung berjalan gontai menuju kamarnya. Pembicaraannya dengan sang ayah masih terus berberputar-putar di kepalanya. Ia masih tidak menyangka akan mengikuti pemilihan Putri Mahkota. Ia tidak menyukai hal-hal seperti itu. Apa lagi harus memasuki istana dan berkompetisi untuk menjadi pendamping seseorang yang belum pernah ia lihat. Apa itu masuk akal. Walaupun itu Putra Mahkota. Tapi, tetap saja ia belum tentu memiliki kepribadian yang menyenangkan. Ide untuk sengaja berperilaku buruk agar tersingkir pada tahap pertama pun muncul. Namun, cepat-cepat ia singkirkan. Tanggung jawab yang ia bawa sungguh besar. Ia tidak membawa nama sendiri. Tapi juga nama keluarga. Tapi, ia masih bisa bernafas lega. Ia teringat janji sang ayah untuk berusaha membuat dirinya tidak terlibat nantinya. Semoga itu berjalan lancar. Walaupun Kim Baek Doung sangat dingin kepada putrinya. Namun, ia tau hal yang tidak sesuai untuknya.
🌺🌺🌺
Keesokan harinya...
Matahari bersinar terang di langit joseon. Semua penduduk memulai hari seperti biasanya. Kim Hea Seung bersama dengan Seora mengunjungi balai pengobatan gratis di sekitar hanyang, untuk memberikan sedikit bantuan. Walaupun Hea Seung jarang bergaul dengan masyarakat, tapi ia bukan berarti tidak peduli. Ia cukup sering memberikan bantuan berupa bahan pangan. Seperti saat ini, ia telah berdiri di depan gerbang salah satu balai pengobatan." Anda tunggulah disini Agasshi. Aku yang akan mengantarnya ke dalam." pinta Seora sambil mengangkat semua bahan pangan tersebut.
" Baiklah." balas Hea Seung.
Hea Seung memang sering memberikan bantuan. Tapi, ia tidak menampakkan dirinya. Ia hanya akan menyuruh Seora untuk mengantarkan langsung kepada pihak balai pengobatan. Pernah sekali ia ikut untuk mengantarkan langsung. Namun, semua orang terkejut dan pihak balai pengobatan pun terkesan enggan untuk menerimanya. Semua masyarakat bergunjing saat melihat Hea Seung. Bahkan, Hea Seung mendengar dengan jelas bahwa itu ia lakukan untuk maksud yang terselubung. Sejak saat itu, ia memutuskan untuk mengamati dari jauh saja.🌺🌺🌺
" Sun, apa penampilan ku sudah rapi?" tanya Lee Woon kepada pengawal pribadinya itu.
" Yee, jeoha. Anda sudah terlihat rapi." jawab Sun patuh.
" Aku bingung harus memulainya dari mana nanti?!. Aku takut kalau Sea Yoo akan menghindari ku setalah tau aku ini Putra Mahkota. Bagaimana menurutmu Sun?." kata Lee Woon sambil berpikir.
" Nona Sea Yoo pasti akan menerima Anda jeoha." balas Sun dengan kakuh.
" Ya, kau benar. Tidak ada yang bisa menolak Putra Mahkota!." ucap Lee Woon sambil terseyum sombong.
" Ayo..!!" tambah Lee Woon mempercepat langkahnya.🌺🌺🌺
Di pinggir danau telah tampak Lee Woon bersama dengan Sun. Mereka telah sampai sedari tadi. Namun, Sea Yoo belum juga datang.
" Apa dia tidak datang?" seru Lee Woon kecewa.
" Mungkin Nona Sea Yoo terlambat jeoha." ucap Sun menenangkan.
" Aku juga berpikir seperti itu." balas Lee Woon lesuh." Sun..!!!" teriak seorang gadis. Ia Sea Yoo. Ia tengah berlari-lari kecil bersama pelayan pribadinya menghampiri Lee Woon dan Sun.
" Maaf aku terlambat. Aku dari balai pengobatan untuk memberikan sedikit bantuan. Jadi, aku terlambat. Sekali lagi maaf." jelas Sea Yoo sambil mengatur nafasnya.
" Tidak apa. Aku pikir kau tidak datang." ucap Lee Woon.
" Tadi, kau bilang mengenai balai pengobatan? Apa mereka mengalami kekurangan obat, sehingga kau memberikan bantuan?" tambah Lee Woon mencari tau.
" Ya, mereka mengalami kekurangan obat-obatan dan tenaga kerja. Aku merasa prihatin. Jadi, aku menyempatkan diri untuk membantu." ucap Sea Yoo.
'Apa-apaan ini, mengapa balai pengobatan masyarakat mengalami kekurangan. Setahu ku hal tersebut rutin mendapatkan pemasukan dari istana?. Ada yang tidak beres. Aku harus mencari tahu penyebabnya nanti.' batin Lee Woon.Sea Yoo dan Lee Woon pun mengobrol banyak hal. Mereka duduk di bebatuan sekitar danau sambil bercanda ria. Lee Woon mencicipi manisan yang di bawa oleh Sea Yoo.
" Aku membuatnya sendiri, khusus untuk mu!." Ucap Sea Yoo sambil terseyum melihat Lee Woon mencicipi manisan tersebut.
" Terimakasih." balas Lee Woon.
Setelah cukup lama berbasa- basi, Lee Woon pun mengutarakan maksudnya menemui Sea Yoo." Sebenarnya ada hal yang ingin ku sampaikan." ucap Lee Woon memulai pembicaraan.
" Aku juga ingin mengatakan sesuatu kepada, Sun." ucap Sea Yoo sambil tertunduk.
" Aahh...kalau begitu kau duluan!" seru Lee Woon canggung.
" Mungkin kita tidak lagi bisa bertemu seperti ini lagi." kata Sea Yoo sedih.
" Memangnya ada apa?. Apa yang terjadi?." balas Lee Woon terkejut.
" Sebentar lagi, akan diadakan pemilihan Putri Mahkota. Dan aku ikut berpartisipasi."
" Sun, kita tidak bisa lagi bersama setelah itu." tambah Sea Yoo sambil meneteskan air mata.Mendengar hal tersebut, Lee Woon tidak tau harus bagaimana. Apakah ia harus sedih atau bahagia. Sea Yoo akan mengikuti pemilihan Putri Mahkota. Jika ia terpilih natinya. Ia akan sangat bahagia.
" Ikutilah pilihan tersebut. Lakukanlah yang terbaik agar kau yang nantinya akan terpilih." seru Lee Woon semangat.
" Apa maksudmu Sun?" balas Sea Yoo terkejut.
" Lakukan yang terbaik untuk lolos pada pemilihan Putri Mahkota. Aku akan menunggu di sana." ucap Lee Woon meyakinkan.
" Sun, apa yang kau bicarakan?" Sea Yoo kebingungan.
" Sebenarnya nama ku bukanlah Sun. Tapi, Lee Woon. Itu yang ingin ku katakan sedari tadi." seru Lee Woon penuh keyakinan.
" Sea Yoo-aa... Ikutlah pemilihan itu. Aku yakin kau yang akan lolos nantinya. Aku yakin.!" tambah Lee Woon sambil menggenggam erat tangan Sea Yoo.' Lee woon, lee woon, Istana..' batin Sea Yoo mencerna perkataan Sun.
" Apa mungkin kau.. Seja?"
" Seja jeoha..!!!" pekik Sea Yoo terkejut. Sedetik kemudian ia pun duduk bersimpuh di hadapan Lee Woon.
" Maa..aaf kan saya jeoha." seru Sea Yoo.
" Apa yang aku lakukan Sea Yoo-aa. Aku tetaplah Sun yang kau kenal." ucap Lee Woon sambil membantu Sea Yoo berdiri kembali.
" Ikutilah pemilihan Putri Mahkota. Aku akan menunggumu di Istana." ucap Lee Woon sambil menggenggam erat tangan Sea Yoo.
" Jeoha.." lirih Sea Yoo sambil meneteskan air mata bahagia.🌺🌺🌺
Setelah mengunjungi balai pengobatan. Hea Seung dan Seora pun menuju ke sebuah danau. Seora sempat melarang Hea Seung untuk kesana dan langsung kembali ke rumah. Tapi, Hea Seung memberikan tatapan tajam kepada Seora. Akhirnya, Seora pun membiarkan hal tersebut.
" Aku cuma ingin menenangkan pikiran sejenak. Sebentar lagi aku akan sibuk dan tidak sempat ketempat ini lagi. Mungkin ini yang terakhir kalinya." ucap Hea Seung setelah sampai di pinggir sebuah danau.
" Yee, Agasshi." balas Seora patuh.
Hea Seung terdiam sambil menatap hamparan air danau yang tenang di hadapannya. Ia memiliki firasat yang kurang menyenangkan mengenai pemilihan Putri Mahkota nanti. Di tambah lagi dengan perubahan sikap sang ayah. Ayahnya memang terkesan dingin kepadanya. Namun, tadi malam Hea Seung merasa ada hal yang besar yang dipikirkannya. Sedetik kemudian, pemikiran itu hinggap di otaknya.
' Apa benar kata orang, bahwa Klan Kim memiliki maksud yang tersembunyi?'.🌺🌺🌺
Sulawesi Selatan, 28 Maret 2018.
Kosakata:
Hanyang: ibukota dinasti Joseon.
Agasshi: Panggilan hormat kepada gadis bangsawan. (Nona muda).
Seja jeoha: Panggilan hormat untuk Putra Mahkota.( Yang Mulia Pitra Mahkota).Terimakasih karena telah menyempatkan diri membaca kisah ini.
Mohon dukungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Destiny
Historical Fiction" Aku ingin bahagia sekali. Tapi, itu membuat mu menangis." Kim Hea Seung. " Kau mungkin bisa mendapatkan semuanya. Tapi, tidak dengan hati ku." Lee Woon. Kisah ini menceritakan tentang Pengorbanan,Penderitaan, dan Penghianatan serta Harapan akan CI...