Setelah pertemuannya dengan sang Ayah, Hea Seung pun hanya mengurung diri di kamarnya. Jika hati Hea Seung ibarat langit, maka hati yang mendung dan berawan pun kini berubah menjadi sedikit cerah. Ia kini memahami segalanya. Kini ia bisa menjawab semua pertanyaan dari semua hal yang terjadi selama ini.
Meskipun begitu, ia sedikit merasa takut. Ia takut bahwa keputusan yang kini ia genggam bukanlah keputusan yang baik untuk segalanya. Namun, berapa kali pun Hea Seung memikirkannya. Ia tetap akan memilih semua ini. Ia tetap memilih berjuang untuk keluarganya.
" Mama.." ucap Cho Sanggong dengan suara lirih. Ia tampak khawatir melihat Hea Seung yang sedari tadi hanya terdiam.
Hea Seung pun sedikit tersentak kaget saat mendengar suara dayangnya itu.
" Ada apa Cho Sanggong...?" ucap Hea Seung kemudian sambil memperbaiki posisi duduknya." Maafkan hamba Mama, tapi saat ini apakah Anda kurang sehat? Wajah Anda terlihat pucat." balas Cho Sanggong kemudian.
" Ahh... Aku mungkin sedikit banyak pikiran saja." ucap Hea Seung sambil memegang kepalanya.
" Oh iya, Cho Sanggong. Apa obat herbalnya sudah siap? Aku dengar Seja Jeoha sedikit lemah akhir-akhir ini. Jadi, kita akan mengunjungi beliau." ucap Hea Seung sambil memandang wanita paru bayah di depannya itu.
" Ye, Mama.." balas Cho Sanggong mengangguk sopan.
Hea Seung tau kalau ini bukanlah mutlak kesalahaannya. Tapi, ia tetap merasa bersalah kepada Lee Woon. Ia tau Lee Woon sangat membacinya bukan hanya karena pemilihan putri mahkota dulu. Tapi, ia membencinya karena ayahnya. Lee Woon membencinya karena ia merupakan anak dari Klan yang ia duga telah membunuh ibunya. Sungguh sangat rumit.
🌺🌺🌺
Di tempat lain di istana. Tampak beberapa dayang terburu-buru membawa beberapa botol berisi arak. Mereka terlihat tergesa-gesa.
" Cepat bawa arak itu kemari!! Botol ini semuanya sudah kosong." ucap seorang pemuda dengan penampilan berantakan.
" Yee, Seja Jeoha..." balas segan kasim Park sambil memandang khawatir Lee Woon.
Saat ini, Lee Woon sedang mabuk berat. Ia sudah menghabiskan beberapa botol arak. Bahkan penampilannya pun terlihat sangat menyedihkan.
" Apa kalian tuli!!! Aku menyuruhmu untuk membawa semua arak itu kemari. Dan kalian hanya membawa satu botol??!!" seru Lee Woon saat kasim Park hanya memberikan satu botol saja.
" Maafkan hamba Jeoha, tapi Anda sudah terlalu banyak minum malam ini." ucap kasim Park dengan nada takut-takut.
" Aku tidak peduli. Saat ini berikan semua arak yang kalian punya. Cepat!!!" seru Lee Woon marah sambil melempar salah satu bolot kosong ke sembarang arah.
🌺🌺🌺
Semilir angin malam pun menerpa wajah putih Hea Seung. Ia kini tengah menuju ruang belajar yang di tempati Lee Woon akhir-akhir ini.Saat melewati sebuah jembatan dimana di bawahnya terdapat sebuah kolam ikan, Hea Seung pun berhenti sejenak. Ia melihat kolam ikan yang berada di bawanya itu, yang sedang memantulkan bayangan dirinya. Sejenak ia pun teringat bahwa ia pun pernah melakukan hal ini di masa lalu. Di masa dimana ia belum mengerti segalanya.
" Takdir benar-benar telah dimulai rupanya..." lirih Hea Seung kepada dirinya sendiri.Hea Seung pun kemudian tersenyum. Ia harus bisa bertahan. Ia harus bisa bertahan hingga semuanya kembali seperti semula. Ia harus bisa bertahan dan memperbaiki segalanya.
" Ternyata kau berada disini...!!" sebuah suara terdengar nyaring, membuat Hea Seung pun menoleh kearah sumber suara.
Alangkah terkejutnya Hea Seung saat menyadari kehadiran Lee Woon yang berada tidak jauh di hadapannya.
" Jeoha.." Seru Hea Seung sambil membungkuk hormat. Para dayang yang lainnya pun melakukan hal yang serupa.
" Kau kemana saja, Aku sangat merindukanmu..." ucap Lee Woon sambil melangkah perlahan kearah Hea Seung berada. Namun, Lee Woon hampir saja terjatuh akibat langkahnya sendiri. Membuat pengawal pribadinya, Sun. Langsung membantu Lee Woon berdiri tegak.
Hea Seung yang mendengar hal tersebut menatap heran kearah Lee Woon.
" Apa yang terjadi? Ada apa dengan Seja Jeoha??" ucap Hea Seung sambil berjalan mendekat kearah Lee Woon. Namun, Hea Seung pun langsung menutup hidungnya saat berada di dekat Lee Woon. 'Bau alkohol yang sangat menyengat' batin Hea Seung.
" Seja Jeoha terlalu banyak minum malam ini Mama.." balas Sun sambil melepaskan kedua tangannya dari Lee Woon saat Lee Woon sudah bisa berdiri kembali.
" Jeoha... Sebaiknya Anda kembali dan beristi..." ucapan Hea Seung terhenti begitu saja saat Lee Woon pun melangkah kearanya dan langsung memeluknya erat.
" Jeoha..." seru Hea Seung tertahan.
Seluruh dayang dan pengawal maupun kasim yang berada di tempat itu pun langsung memalingkan wajah mereka. Mereka tidak pantas melihat hal seperti itu.
" Jeoha.." ucap Hea Seung lagi sambil memegang pundak Lee Woon yang masih memeluknya. Pundak Lee Woon bergetar. Ia sedang....menangis.
" Aku sangat merindukanmu. Aku tidak bisa melalui ini semua tanpamu. Kumohon jangan tinggalkan Aku sendiri." ucap Lee Woon sambil mengeratkan pelukannya.
Hea Seung pun sangat terkejut. Ia pun kemudian mencoba menenangkan Lee Woon.
" Tentu. Saya akan selalu ada disini Jeoha..." ucap Hea Seung sambil menepuk pelan punggung Lee Woon menenangkan.
" Aku mencintaimu Sea Yoo-aa..." Seru Lee Woon lirih sambil masih terus memeluk Hea Seung.
Deg.....
Tangan Hea Seung yang menepuk pelan punggung Lee Woon pun terhenti. Seluruh tubuhnya menjadi tegang. Kembali lagi ia tersadar, bahwa Lee Woon tidak akan pernah ada untuknya. Akibat pengaruh alkohol yang di minumnya, kini Lee Woon menganggapnya sebagai Sea Yoo, bukan Hea Seung. Karena, Ia tidak akan pernah ada diantara Lee Woon dan Nona Sea Yoo.
Sebenarnya Hea Seung belum mengetahui dengan pasti perasaannya kepada Lee Woon. Sejauh yang ia tau, ia hanya kagum kepada Lee Woon. Namun, kini hatinya sakit mendengar Lee Woon menyebut nama wanita lain.
" Aku mencintaimu Sea Yoo-aa..." seru Lee Woon lagi sebelum kehilangan kesadarannya.
.
.
.
.
." Aku juga mencintai Anda Jeoha.." Balas Hea Seung sambil meneteskan air mata dan kembali menepuk pelan punggung Lee Woon yang tertidur.
🌺🌺🌺
Sulawesi Selatan, 22 Juli 2018.
Kosakata:
Seja Jeoha :(Yang Mulia Putra Mahkota).
Mama :(Yang Mulia).
Sanggong : (Dayang istana tingkat tinggi).Terimakasih karena telah menyempatkan diri untuk membaca kisah ini.
Saya berharap kalian menyukainya.
Mohon dukungannya.Salam Hangat.😊
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Destiny
Historical Fiction" Aku ingin bahagia sekali. Tapi, itu membuat mu menangis." Kim Hea Seung. " Kau mungkin bisa mendapatkan semuanya. Tapi, tidak dengan hati ku." Lee Woon. Kisah ini menceritakan tentang Pengorbanan,Penderitaan, dan Penghianatan serta Harapan akan CI...