Kupikir aku adalah warna paling kelam di hidup mama🥀🥀🥀
Setelah hampir tiga Minggu aku tidak mendapatkan kabar apapun dari Lucifer pagi ini ia memberikan sedikit informasi, kemudian mengajakku bertemu di tempat biasa kami bertemu.
Aku menunggunya cukup lama, aku melihatnya berlari kecil dan saat menghampiri ku ia mencoba mengatur nafasnya.
Mata kami saling bertemu memandang satu sama lain, Lucifer terlihat sangat berantakan, bajunya terlihat Kumal dan kumis tipis menghiasi wajahnya.
Aku mengajaknya bertemu di sebuah cafe kemudian kami memesan beberapa makanan dan minuman.
Kami bergelut dengan pikiran masing masing, aku enggan mengajak nya berbicara terlebih dahulu. Hawa canggung menghiasi setiap sudut.
"Untuk foto yang kemarin Lo kasih" katanya sambil memberikan foto papa yang awal nya memang kusam dan kusut. Aku memandang nya sesaat, dan tersenyum karena merindukannya.
"Ini foto yang berhasil gue perbaiki, jauh lebih baik bukan?" Katanya mengasongkan photo yang seolah baru di cuci.
"Makasih, makasih banyak!" Kataku terharu, aku bisa melihat foto pas jauh lebih jelas. Papa yang tersenyum di foto itu sambil menggendongku.
"Untuk informasi papa Lo, gue baru dapet sedikit informasi" katanya sambil menyeruput minumannya.
Aku menunggunya membahas lebih detail. Ia sedikit menjada pembicaraannya. "Gue sempet cari beberapa sosmed nya dan juga informasi lainnya serta data kependudukannya tapi gak ada satupun informasi apapun"
"Papa gak meninggal kan?" Tanyaku pelan, aku tidak ingin mendengar informasi itu, mungkin aku akan sangat sulit menerimanya.
Ia menggeleng pelan, "tapi gue dapet infomasi tentang saudara papa Lo" katanya lagi
"Mereka tinggal di Jogja dan saat gue hubungin salah satu saudaranya mereka gak mau ngasih informasi apapun tentang papa Lo"
"Kenapa?" Tanyaku sebisa mungkin aku tenang mendengar penjelasan Lucifer.
"Jangan lukai tangan Lo" katanya menghentikan jariku yang menggores kulit pergelangan tanganku.
"Sorry, gue gak sadar" kataku
"Untuk sementara cuman informasi itu yang gue bisa dapetin, untuk nanti gue bakal hubungin Lo lagi " aku mengangguk, walaupun Lucifer memberikan infomasi yang abu-abu tapi aku sedikit jauh lebih lega.
"Boleh minta bantuan satu lagi?" Pintaku, Lucifer mengangguk. "Tolong cari sosial media orang ini, ataupun no telponnya" kataku sambil memberikan foto mama karena keluarga om ku tidak pernah memberikan kabar mengenai mama.
"Nyokap Lo?" Katanya sambil memandangi wajahku
"Tau dari mana?" Tanyaku bingung
"Wajah Lo mirip banget sama yang difoto ini" katanya sambil tersenyum
"Ahh, orang bilang gue sama sekali gak mirip mama" sahutku, aku belum pernah mendengar seseorang mengatakan jika aku memiliki kemiripan dengan mama. Tante pun selalu mengatakan jika wajahku adalah fotocopy-an dari papa.
"Btw, Lo kelas berapa?" Tanyanya tiba tiba
"Dua SMP"
"Gue belum pernah dapet klien sekecil Lo" katanya
"Maksudnya?"tanyaku tak paham
"Lo masih SMP kan? Lo terbilang kecil untuk lakuin hal kaya gini. Pasti sulit kehidupan yang lu jalani" katanya tiba-tiba membuatku tersedak minumanku
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hope One Day
General FictionSebenarnya untuk apa aku diciptakan dan dilahirkan ? Apa tuhan memberikan banyak kejutan? Apa tuhan menjanjikan kehidupan yang aku impikan? Tapi nyatanya tuhan selalu berbohong akan janjinya (Belum di revisi. Revisi bisa kapan saja)