8 kenangan dalam pertemanan

700 33 0
                                    

Rupanya kehidupanku hanya menjadi sungai darah untuk mama

🥀🥀🥀

Niza mengantarkan ku ke rumah om Erwin, disana aku bertemu Rio yang sedang bermain gitar, dan juga kak Eleanor yang sedang sibuk dengan setumpuk kertas dan buku-buku yang berantakan.

"Keyma, tumben kesini?" Tanya kak Eleanor dengan ceria.

"Ada om Erwin kak?" Tanyaku kikuk, sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya.

"Papa belum pulang, nunggu di kamar gue yu!" Katanya sambil menarik lenganku, aku menyuruh Niza mengikuti kami.

"Gue kangen banget Lo tau! Kenapa si gak pernah kesini?" Tanyanya dengan penasaran

"Nama Lo siapa? Cantik banget" tanyanya sambil memuji Niza.

"Niza kak! Makasih ya!"katanya dengan senang hati. Niza memang paling menyukai apapun pujian tentang dirinya.

Sambil menunggu Tante Andini dan om Erwin pulang, aku menunggu mereka di ruangan kak Eleanor. Dia bercerita banyak hall mulai dari Clowie yang sakit terkena virus sehingga harus mendapatkan perawatan, ia juga bercerita tentang kuliahnya, dan juga tentang Rio anak yang menyebalkan. Kami memang berencana akan mengenalkan Clowie dan Luca monyetku. Karena mereka sama sama berjenis kelamin lelaki. Terlebih Clowie adalah kucing yang sangat malas.

"Keyma dua bulan lagi gue mau ketemu Tante Ayana, ada yang mau Lo titipin?" Tanyanya

"Mama mau pulang?" Tanyaku terkejut, pasalnya aku tidak pernah tau kedatangan mama.

"Enggak gue yang mau kesana, Lo ada yang mau dititipin buat Tante?" Pantas saja aku melihat banyak pakaian yang dimasukkan ke koper miliknya. Rupanya mama mengundang kak Eleanor untuk sekedar berlibur.

"Keyma titip surat buat mama" kataku.

"Nanti kasih aja ke gue ya"

"Kok nitip surat, terus yang selama ini Lo chat siapa selama ini?" Tanya Niza bingung.

"Hah? Kamu chat Tante?" Tanya kak Eleanor terkejut.

"Iya... Tapi gak pernah dibales kok!" Jawabku gugup.

"Lo jangan chat lagi, kalau ketauan mama Lo bisa abis!" Katanya memperingati ku. Tante Andini memang tidak menyukai jika aku mencoba menghubungi mama.

Niza hendak ingin bertanya, tetapi aku melarangnya.

"Lo kirim chat ke nomor yang ini?" Tanyanya sambil menunjukan nomor mama.

"Ohh iya, ini nomor Tante yang gak aktif. Ck" katanya sambil tertawa. Seolah aku lelucon yang lucu.

Niza menatap ku bingung, pasalnya aku selalu berbohong tentang hubunganku dengan mama.

"Keyma izin pulang, nanti keyma chat aja ke Tante" kataku menarik Niza tanpa pamitan ke kak Eleanor.

Aku berjalan tergesa-gesa hingga Niza menarik tangannya. Ia menarik nafasnya dalam-dalam. Berusaha mengatur nafasnya kembali. Rupanya aku sudah cukup jauh dari rumah om Erwin.

"Istirahat dulu! Gue capek!" Katanya kelelahan. Aku mengangguk dan memberikannya botol minum Niza langsung menghabiskan isinya.

Niza menarik ku ketaman. Menyuruhku beberapa kali untuk menarik nafasku dalam dalam. Dan perasaan ku menjadi cukup baikkan. Niza membiarkan aku terdiam sejenak. Ia menggenggam tanganku, dan mengelusnya. Ia tidak bertanya apapun hingga kami pulang ke rumah masing masing.

Aku hanya mengatakan kepada diriku sendiri semuanya akan baik baik saja, berulang kali aku mengatakannya. Yaa, semuanya memang terlihat baik baik saja. Aku memainkan drama dengan baik. Membuat hubungan ku dengan mama terlihat harmonis di mata orang lain, membuat Tante selalu mengatakan hal buruk di depanku. Aku masih merasa baik baik saja. Tapi saat aku dilarang untuk berhubungan dengan mama, rasanya aku benar benar tidak baik baik saja. Semua orang membatasi komunikasi ku dengan mama dan menjauhkan papa dari pandanganku.

I Hope One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang