Bertemu mama seperti menyulam diatas darah
🥀🥀🥀
Lagi dan lagi aku berbohong akan banyak hal, menipu Niza dengan cerita fiktif yang ku karang sendiri. Menceritakan semuanya seolah emang terjadi.
"Keyma gue gak sabar pengen lihat mama Lo" sahutnya antusias, aku menyukai ekspresi wajahnya, ia begitu menghargai cerita ku.
Kemarin saat aku pulang ke rumah, beberapa lukisan yang kubuat rusak dan beberapa yang tidak bisa aku perbaiki lagi. Dan yang membuat kacau semua itu mama. Ya mama, mama tidak bisa menahan emosinya. Ia akan begitu marah ketika sedikit saja mendengar nama ku. Mbak meminta maaf karena membiarkan mama merusak semuanya.
Jantungku terasa begitu sesak dan sakit, kupikir saat mama pulang aku dapat membangun hubungan yang jauh lebih baik seperti selayaknya anak dan ibu. Tapi hanya aku yang menginginkan itu semua. Mama masih menatapku dengan tatapan benci. Aku hanya ingin bertanya kenapa? Kenapa mama bersikap seperti itu?
Aku takut melihat tatapan bencinya, takut untuk menatap matanya. Aku kecewa. Sangat kecewa, tapi aku tidak dapat membenci nya. Tuhan saja mengajarkan bagaimana mencintai seorang ibu. Tidak pantas jika aku membenci mama.
"Keyma!" Niza mengagetkanku.
"Lo kenapa?"
"Ahh, sorry gak apa-apa kok" jawabku memamerkan senyumanku.
"Lo mau makan siang apa?"
"Samain aja"
Niza menggenggam tanganku erat, berkali kali ia menatapku, tatapan yang sulit diartikan. Ia berkali kali juga menyentuh keningku, memastikan jika aku baik baik saja seusuai jawabanku.
"Lo lagi ada masalah?" Tanya dengan raut wajah penuh kekhawatiran.
Aku menggeleng sembari tersenyum. "Seriusan?"
"Iya, lagian kalau ada masalah gue pasti cerita kok"
"Jangan dipendam sendiri ya"
🥀🥀🥀
"Sudah makan?" Tanya mbak kikuk, hampir tiga hari aku tidak menyapanya. Aku mengangguk dan pergi ke kamarku. Di tempat tidurku ada beberapa lukisan yang sebelumnya sudah di robek mama, aku melihatnya dengan teliti lagi. Entah ide dari mana mbak bisa memperbaikinya walaupun tidak sempurna..ia mengelem beberapa bagian yang robek dan menyambungkan kayu yang patah sebagai penyangganya.
Beberapan lukisan yang ku buat yang tidak bisa diselamatkan kan mbak sepertinya melukisnya kembali. Photo-photo ku yang terpajang bersama mbak bingkainya sudah diganti dengan yang baru, sebelumnya juga mama merusak photo itu.
"Keyma, ada titipan dari ibuk"
Mbak duduk di tepi tempat tidurku mengeluarkan beberapa helai baju rajut dari dalamnya. "Adek gak mau lihat?" Tanyanya, aku memalingkan wajahku.
"Ada makanan nya juga!" Katanya sambil mengeluarkan beberapa Snack.
"Tolong buang" kataku pelan
"Dek.." mbak menatapku sesaat.
"Mbak simpen di lemari kamu ya"
"Keyma bilang buang!!" Teriakku tanpa sadar aku membanting kotak yang dipegang mbak.
"Mbak gak paham? Keyma gak mau lihat kotak itu! Tolong buang!!" Aku memukul kepalaku dengan keras, menghantamnya ke tembok kamarku. Beberapa barang di kamarku pecah. Rasanya aku ingin menghancurkan semuanya. Mbak memelukku menahan tanganku agar tidak menghancurkan apapun lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hope One Day
General FictionSebenarnya untuk apa aku diciptakan dan dilahirkan ? Apa tuhan memberikan banyak kejutan? Apa tuhan menjanjikan kehidupan yang aku impikan? Tapi nyatanya tuhan selalu berbohong akan janjinya (Belum di revisi. Revisi bisa kapan saja)