Omah hanya ingin mama bahagia, omah selalu menangis ketika mama mulai menyakiti dirinya, mungkin omah merasa menjadi ibu yang gagal. Omah terlalu menitipkan mimpi yang berat pada mama, hingga akhirnya mama menghancurkan hidupnya.
Saat kondisi mama mulai membaik, papa kembali datang berusaha meraih tanganku dan mama. Saat itu aku benar benar tak mengerti kenapa keluarga mama membenci papa, padahal papa adalah orang yang jauh lebih baik dari mereka.
Aku melirik jam didinding rupanya sekarang pukul 2 malam, aku memeluk guling ku. Luca sudah terlelap aku menyelimutinya dia sangat manis ketika tidur.
🥀🥀🥀
Aku merapihkan buku ku, memasukkan bekal yang mbak buat hari ini, aku memang jarang sekali membawa bekal tapi hari ini mbak membuatkan aku bekal, mungkin itu sebagai ucapan maaf nya karena meninggalkanku sendiri selama liburan Natal.
Sejak tadi malam perutku terasa mulas, rasanya sedikit sakit dan hari ini pun masih tetap terasa. Karel menjemput ku ke rumah, rumah kami memang searah jadi Karel kadang-kadang menjemput ku.
Sampai di kelas Niza meminjam buku ku untuk mencontek pr. Kepala dan perutku terasa sakit jadi aku hanya membaringkan kepalaku selama jam pelajaran. Hingga saat jam pelajaran berlangsung aku mengangkat tanganku untuk izin ke toilet.
Aku sedikit syok, ini pertama kalinya aku datang bulan dan kalian jantungku berdegup sangat kencang, ada rasa ketakutan yang aku rasakan entah apa penyebabnya. Tanganku bergetar, ini hal normal pada perempuan tapi kenapa reaksiku sangat aneh, dengan gugup aku menelpon mbak.
"Ada apa dek?" Tanyanya di ujung telepon
Aku hanya menangis bingung harus mengatakan apa hingga akhirnya mulutku berucap "mbak keyma datang bulan" kataku. Mbak terdiam sesaat hingga aku melihat hp ku untuk memastikan bahwa teleponnya tersambung.
"Sekarang adek Dimana?" Tanyanya yang begitu tenang
"Di WC mbak"
"Dianter temen gak?"
"Keyma sendiri" kataku gelisah
"Perut keyma sakit" keluhku
"Nyeri nya kaya melilit?"
"Iya, lumayan sakit mbak"
"Adek coba telpon atau SMS temennya minta bawain pembalut ke WC, terus izin pulang aja dulu"
"Iya mbak makasih ya"
"Iya, kabarin mbak kalau ada apa apa ya dek"
"Iya, keyma tutup yaa"
Aku mengirimkan pesan ke Niza untuk menyusul ku ke toilet tapi beberapa kali aku mengirimkan pesan bahkan menelpon nya pun juga tidak diangkat dan akhirnya aku meminta bantuan Karel walaupun Karel sedikit bingung. Ia menyimpan pembalut yang di dapat nya entah dari mana di depan pintu toilet wanita. Saat aku keluar ternyata Karel menunggu ku di dekat taman.
"Makasih ya" kataku
"Muka Lo pucat" katanya sambil memberikanku botol mineral.
"Eum gak papa kok"
"Pertama kali ?" Tanyanya, aku mengangguk. Karel menyunggingkan senyumnya. "Gak usah panik normal kok, bunda gue juga kalau lagi haid suka sakit perutnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hope One Day
General FictionSebenarnya untuk apa aku diciptakan dan dilahirkan ? Apa tuhan memberikan banyak kejutan? Apa tuhan menjanjikan kehidupan yang aku impikan? Tapi nyatanya tuhan selalu berbohong akan janjinya (Belum di revisi. Revisi bisa kapan saja)