9 tentang rasa dan mimpi dari kenangan

684 31 0
                                    

Semua kelompok yang lain memulai memakan masakan mereka, hanya kelompok ku yang saling bertatapan, Vivi dari ekspresi wajahnya terlihat enggan untuk makan, Zella hanya menatap hidangan kami sendari tadi dan Niza hanya mengangkat satu sendok di tanganya tanpa ingin memakannya.

Aku mengambil satu sendok dan memasukannya kedalam mulutku, rasanya sangat aneh, mulutku seperti diisi ikan mentah dan mie yang sudah mengembang terlebih nasi yang dimasak Zoe terlalu banyak air dan masih mentah. "Lumayan!" Kataku dengan wajah memerah, rasanya aku ingin sekali muntah tapi aku merasa tidak enak hati jika membuang makanan yang sudah dibuat susah payah. Aku sekuat mungkin menelannya.

Suap demi suap temanku memakannya dan hasilnya mereka berlari ke kamar mandi. Vivi kembali dengan wajah pucat. "Eneg banget!" Ia memegangi perutnya.

"Terus ini gimana?" Tanya Niza dengan wajah yang tidak bisa disembunyikan lagi. Ia sedikit murung. "Kita buang aja" Aurel kemudian mengangkat makanan tersebut dan membuang nya ke tong sampah.

"Kita salah banget ikut kegiatan kemah!" Runtuk Vivi, yaa wajar saja hari pertama kami dihadiahi dengan acara memasak dan hasilnya kami hanya membuat nasi yang begitu encer dan masih mentah juga eksperimen mie dengan ikan kaleng yang berakhir gagal.

Aku mengambil beberapa bungkus roti yang kubawa, "Sementara makan ini aja" kataku sambil membagikannya satu satu. Zella mengusap air matanya, aku tidak tau kenapa ia menangis, niza dan Vivi memeluknya dan menenangkannya.

Sekitar jam sepuluh malam kami dikumpulkan di lapangan, ternyata panitia membuat games untuk menemukan lima harta Karun bagi kelompok tercepat yang menemukan lima harta Karun akan mendapatkan hadiah. Zella begitu senang mendengarnya.

Vibes hutan begitu terasa, suhu nya berbeda sekali dengan di kota, aku kedinginan hingga menggunakan dua jaket.

"Ketemu!" Aurel menemukan kotak harta Karun pertama, kami memang belum jauh berjalan, ternyata matanya begitu teliti.

"Keyma, Lo kenapa?" Vivi menempelkan lengannya di dahiku. Yang lainnya terlihat panik.

"Lo sakit?" Tanya Zella khawatir.

"Cuman pusing"

"Lo bawa obat?" Aku mengangguk, kemudian Niza memberikan botol minumnya. Kami beristirahat sebentar di bawah pohon. Setelah selesai mencari harta Karun tim kami sepakat untuk kembali ke perkemahan, Panitia memaksaku untuk tidur di tenda panitia agar mereka bisa menjagaku, tapi aku tidak ingin, akhirnya Niza dan yang lainnya yang menjagaku.

"Keyma mau gue telpon orang tua Lo?" Aku menolak tawaran Vivi, mama pasti sangat sibuk.

"Gue ada susu Lo mau minum?" Zella memberikan ku susu kotak berukuran kecil, aku menggeleng pelan, rasanya kepalaku seperti tertusuk jarum.

"Keyma, ini Tante lo" Niza memberikan ku telpon miliknya, rupanya ia menghubungi Rio diam diam.

"Halo" suaraku sedikit tercekat, aku menjaga jarak dengan yang lainnya menghindari pembicaraan ku terdengar oleh mereka.

"Mama mau bicara sama Lo" ucap Rio diujung sana, suaranya terdengar malas. Aku tau ia akan sangat terganggu.

"Kamu sakit?" Tanya Tante dengan suara lelahnya, mungkin ia baru selesai bekerja.

"Iya-aa"

"Apa yang sakit?" Aku terdiam sejenak, takut jika jawabanku hanya akan membuatnya kesal.

"Pusing, tapi.."

"Minum obat aja si apa susahnya! Kamu tuh sakit sepele aja segala nelpon!" Tanganku gemetar mendengar suara Tante Andini yang meninggi.

"Keyma udah minum obatnya, maaf ganggu Tante" kataku hati hati, Tante mengehela nadanya panjang. Bodohnya! Seharusnya Niza tidak menghubungi rio!

I Hope One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang