Four

7.4K 1K 209
                                    

A/N :

*rut : kondisi di mana seorang alfa akan merasa bergairah. Biasanya terjadi dua kali dalam setahun. Feromonnya akan menjadi lebih pekat dari biasanya.

*gold : mata uang yang dipakai di negeri Silvermoon.

.

.

.

Ini aneh.

Jam empat pagi, Jung Jaehyun sudah terbangun dari tidurnya. Matahari bahkan belum beranjak dari peraduan. Di sebelahnya, Doyoung tampak begitu lelap, terlihat dari punggungnya yang bergerak naik turun secara teratur dengan posisi tubuh membelakangi Jaehyun.

Panas. Tubuhnya terasa panas. Ia merasa ada suatu gelenyar aneh dalam tubuhnya, berontak ingin dilepaskan. Terlalu menyiksa hingga pandangannya memburam. Keringat dingin pun mulai membasahi tubuh dan telapak tangannya. Dan ketika ia melihat leher jenjang Doyoung yang disiram cahaya bulan dari luar, ia merasakan libidonya naik.

Oh, sial.

Ini bukan pertama kalinya Jaehyun merasakan anomali seperti ini. Keadaan yang membuatnya sulit untuk beraktifitas seperti biasa.

Ia mengalami rut*.

Jaehyun mengacak rambutnya gusar. Keningnya berkerut dalam, berusaha menekan hasrat yang mulai mengikis kewarasannya. Aneh sekali. Ia memang rutin mengalami siklus rut sebanyak dua kali dalam setahun, tapi gairah yang membuatnya kewalahan hingga berdampak signifikan pada fisiknya ini sama sekali tidak pernah terjadi sebelumnya. Kepalanya benar-benar pusing dan berat, seperti demam. Suhu tubuhnya mungkin sudah meningkat drastis sekarang. Biasanya, jika mengalami rut, Jaehyun hanya akan merasa lebih mudah terangsang. Dan hal itu ia lampiaskan pada omega-omega murahan yang selalu ia temui di pinggir kota.

Tapi sekarang, ia memiliki Doyoung.

Bola mata Jaehyun bergulir menatap Doyoung yang terlelap di sampingnya. Lelaki itu lantas meneguk ludah. Piyama longgar yang dikenakan Doyoung mengekspos leher serta sebagian bahu putihnya, dan hal itu sama sekali tidak membuat keadaan Jaehyun menjadi lebih baik. Ia sekarang merasakan organ vitalnya mengeras.

Sebenarnya, Jaehyun bisa saja langsung menerjang Doyoung dan menyetubuhi omega itu tanpa ampun-toh, dia suaminya. Tetapi jelas, ia tidak boleh melakukan hal itu seenaknya.

Doyoung belum pernah mengalami heat, itu berarti organ vitalnya belum terbentuk dengan sempurna dan belum siap untuk melakukan mating. Lelaki itu pasti akan merasa sangat kesakitan. Terlebih dengan gairah menggelegak yang ia rasakan saat ini, Jaehyun tidak yakin dapat memperlakukan Doyoung dengan lembut.

Tidak, Jaehyun tidak mau menyakiti Doyoung-nya lagi.

Tapi leher mulus itu-akh, Jaehyun benar-benar sulit untuk mengalihkan pandangannya-seolah memanggil-manggil untuk dihisap, seperti kanvas putih yang belum ditorehkan apapun. Dan Jaehyun ingin mematri karyanya di situ, membuat kulit bersih itu dipenuhi tanda miliknya.

Mengalihkan pandangan dengan susah payah, Jaehyun menggeram rendah. Bagaimanapun, ia tidak bisa membuat Doyoung takut padanya lagi. Ia harus cepat-cepat pergi sebelum-

"Jaehyun?"

Jaehyun tersentak. Ia menoleh, kemudian nyaris mengumpat ketika mendapati Doyoung sudah berbalik dan menatapnya dengan mata sayu-belum seutuhnya terbangun. Sinar lampu temaram membuat wajah manis itu entah kenapa terlihat begitu erotis di mata Jaehyun. Dan dari posisinya sekarang, Jaehyun dapat melihat tulang selangka Doyoung yang mengintip malu-malu dari balik piyamanya. Benar-benar sialan.

Doyoung mengerjap polos seraya berusaha mengumpulkan nyawa. Alis lelaki itu mengernyit begitu melihat jam yang masih menunjukkan pukul empat pagi di atas nakas. "Kenapa terbangun?" tanyanya dengan suara serak.

Fated Mate; JaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang