Seven

7.7K 876 398
                                    

A/N : *** = flashback/end of flashback

.

.

.

.

Sembilan Belas Tahun yang Lalu, Akhir Musim Berburu ke-29

.

***

.

Riuh antusias nan gembira para penduduk Silvermoon saling bersahutan di perbatasan negeri. Semuanya menyambut kepulangan para alfa tangguh yang berhasil melewati masa isolasi yang mengerikan di hutan terlarang. Ekspresi mereka yang berhasil pulang dengan selamat (walau dengan banyak luka dan cedera di tubuh) tampak sangat bahagia, tak sedikit pula yang berkaca-kaca dan nyaris meneteskan air mata.

Ya, karena hutan terlarang memang sekejam itu. Kau dapat pulang dengan selamat, walau tanpa membawa buruan terbesarmu saja sudah menjadi keberuntungan yang patut kausyukuri.

Semua yang berhasil selamat dari berbagai rintangan mematikan di hutan terlarang, tentu saja pantas diapresiasi.

Tapi, di dalam lautan haru dan kebahagiaan itu, kenapa di sudut sana, terdapat alfa yang berjalan tertatih dengan raut putus asa terpasang di wajahnya? Terlihat begitu miris dan menyedihkan—ya ampun, bahkan kakinya cedera parah!—sambil berusaha menyeret langkah ke tenda darurat seorang diri. Tidak ada yang peduli dengan si alfa yang kehilangan aura dominasinya itu, bahkan beberapa pandangan mencemooh terarah padanya.

Dia adalah Kim Jongdae, seorang alfa biasa namun bernyali besar dari Klan Vermontt.

Alasan mengapa alfa yang selalu tampak ceria dan bersemangat itu kini tampak begitu menyedihkan, mungkin karena dia kalah.

Ya, kalah dalam pertarungan sesama alfa untuk memperebutkan buruan di hutan terlarang.

Dan perlu kauketahui, kalah dalm pertarungan itu dan menjadi pecundang, jauh lebih buruk daripada gugur saat berusaha mempertahankan nyawa. Kebanyakan dari alfa yang kalah tidak kembali pulang, memilih untuk mengasingkan diri di hutan terlarang hingga ajal menjemput. Karena jika kau bersikeras untuk pulang, bersiaplah untuk dicemooh dan direndahkan oleh seluruh penduduk Silvermoon--tidak peduli seberapa tangguh atau berjasanya kau sebelumnya.

Jongdae tentu tidak ingin pulang, ia tidak siap menghadapi kenyataan bahwa statusnya sebagai calon pemimpin klan digugurkan secara sepihak, pun harga dirinya dirampas habis hingga tak bersisa.

Tapi ia harus pulang, karena tentu saja, ia tidak bisa meninggalkan sang istri yang tengah mengandung anak pertamanya. Persetan dengan sorot merendahkan dari orang-orang, ia hanya mau bertemu keluarga kecilnya lagi, karena hanya itu tempatnya untuk pulang.

Tapi, melihat bagaimana Jung Yunho--alfa yang mengalahkannya dalam pertarungan--begitu dielu-elukan dan dipuja layaknya pahlawan, Jongdae tidak bisa menampik bahwa hatinya terasa panas.

Yunho tampak amat bahagia, tertawa begitu lebarnya dengan diiringi sorakan dan pujian yang tak henti-hentinya terucap.

Sementara ia terseok-seok menyedihkan hanya untuk menggapai tenda darurat, tanpa ada yang menemani kecuali sang istri yang kini menangis tanpa suara di sampingnya, membantunya melangkah walau dengan kaki yang sama-sama bergetar.

Sebelum memasuki tenda darurat, ia melihat sendiri, bagaimana Yunho menatap ke arahnya tanpa disertai sorot bersalah sedikit pun sebelum kembali mengalihkan pandangan.

Dan sejak saat itu, Jongdae tahu, ia sudah menumbuhkan api dendam di hatinya yang dulu begitu damai.

.

Fated Mate; JaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang