Di antara kelamnya malam, terdapat satu bintang yang kontras dengan bentangan kegelapan di sisinya. Terlihat kesepian, tanpa ditemani oleh sang bulan yang kali ini enggan menampakkan diri, membiarkan suram merajai langit.
Dan di bawah naungannya, sesosok lelaki berambut coklat tembaga duduk sendirian, tepat di atas sebongkah batu yang terpekur di sisi sungai. Dua matanya lurus menatap refleksi samar dirinya yang terpantul di permukaan sungai, sementara pikirannya berkelana.
Sudah lama satu firasat buruk mengganjal di benaknya, dan makin hari gelisah yang ia rasakan pun makin bertambah.
Seperti akan terjadi sesuatu yang fatal, tapi ia sendiri tidak bisa membayangkannya.
"Lagi-lagi kau melamun di sini, Kun. Sendirian."
Lelaki itu--Kun, menoleh dengan mata sedikit melebar, kaget menyadari presensi mendadak seorang pemuda yang kini duduk di sampingnya.
"Winwin?" tanya Kun heran. "Bukankah kau seharusnya berjaga di perbatasan?"
Winwin tidak segera menjawab. Ia mengambil satu kerikil di bawah kakinya, lantas melempar kerikil tersebut ke sungai, memantul sebanyak tiga kali sebelum tenggelam. Barulah setelah itu ia mengalihkan atensi pada Kun. "Ada Seokwoo yang menggantikanku, aku mau istirahat sebentar."
Rahang Kun mengeras mendengar kata 'Seokwoo'. Emosinya mendadak tersulut, padahal yang ia dengar hanyalah nama orang itu.
Dan Winwin sepertinya menyadari aura Kun yang berubah menjadi kelam. "Kau... ada masalah dengan Seokwoo?"
Kun menghela napas panjang. "Sebenarnya bukan aku yang langsung terlibat masalah dengannya," Kun menjeda dengan melakukan hal yang sama seperti yang Winwin lakukan tadi, melempar batu kerikil secara asal ke sungai. "Doyoung, dia seperti dijadikan objek balas dendam Seokwoo pada Jaehyun."
Winwin mengerutkan keningnya penasaran. Ia tahu siapa itu Doyoung, dan ingat pula bagaimana rupanya. Bagaimana tidak, Kim Doyoung adalah salah satu omega paling atraktif yang pernah Winwin temui. Fitur wajahnya begitu lembut dan menarik, alfa manapun pasti akan terpesona pada seorang Kim Doyoung sekalipun ia sudah memiliki mate.
Tapi bagi Winwin, sosok di sampingnya ini jauh lebih menarik perhatiannya.
"Kenapa bisa seperti itu?" tanya Winwin, berusaha mengenyahkan pemikiran yang sempat terbesit olehnya tadi. "Yang kutahu, Seokwoo bergabung ke sini karena dikucilkan. Apa dia..."
"Kalah dalam pertarungan di musim berburu. Jaehyun yang mengalahkannya," sambung Kun cepat tanpa memberi Winwin kesempatan untuk menyelesaikan perkataannya. "Dan Seokwoo tidak terima. Ia menggunakan Doyoung yang notabene adalah mate Jaehyun untuk balas dendam."
"Ah, begitu..."
Kalimat yang disuarakan Winwin itu menjadi penutup perbincangan mereka. Kun masih diam memandangi pantulan wajahnya di atas air, sementara Winwin larut dalam pemikirannya sendiri, dengan atensi yang berpusat pada Kun.
Dan satu pertanyaan pun tidak dapat ditahannya untuk terlepas dari lisan. "Lalu, kau sendiri?"
Kun menoleh, menatap Winwin dengan satu alis terangkat. "Aku kenapa?"
"Sebenarnya sudah lama aku penasaran padamu," Winwin menatap mata Kun lekat. "Kenapa kau bisa berada di sini? Maksudku, menjadi anggota klan ini sekaligus Raven di Silvermoon juga. Tapi bukannya aku curiga, aku hanya... penasaran."
Kun melebarkan mata, agak terkejut dengan pertanyaan Winwin. Ia tidak menyangka akan ditanya seperti itu, karena biasanya, para anggota Klan Rive tidak pernah terlihat peduli padanya selain Jongdae dan Minseok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated Mate; Jaedo
Fanfiction--"Berdasarkan ramalan, alfa dari generasi ketiga belas klan Siend harus dipasangkan dengan omega yang lahir di malam saat bulan purnama muncul untuk menyelamatkan Silvermoon dari kehancuran." Jung jaehyun hampir gila mengetahui ayah dan ibunya perc...