kisah 12

133 13 0
                                    

Jakarta (suasana baru)

Bolehkah aku menyebut ini sebuah perasaan nyaman dibalik pertemanan?

Bolehkah sekali lagi aku mendeskripsikan tentang mu teman?

Dia adalah pria yang kukenal biasa saja.
Mengenal diriku seadanya.
Namun sebenarnya tahu apa saja yang aku suka dan tidak suka.

Dia adalah pria yang biasa saja.
Suka mengeluh jika ia lelah.
Tapi tak pernah patah arah.

Setelah berbulan bulan aku mencoba masuk pada drama yang kau buat.
Mencoba memahami alur yang kau ikat.
Menanti tanpa tau jawaban apa yang aku akan dapat.

....

"aku tidak mengerti situasi ini, sejak kamu hadir untuk menyemangati hari-hari ku, semakin membuat aku bertanya dalam hati apakah benar aku jatuh hati, bayang bayang itu semakin melekat tersimpan pada hati. Aku ingin mengutarakan padamu, tapi saat itu ku kira belum ada waktu yang tepat, tapi ternyata hadir mu memberi andil dalam hidupku."

"lalu apa yang kamu mau? " tanya ku.

"haruskah aku lebih dalam menyimpan perasaan ini? "

"jangan kau simpan, mari tuntaskan. " jawab ku.

"aku ingin ada ruang bagiku untuk aku tumbuh , berbagi waktuku, ceritaku, keluh kesahku, dan bahagiaku bersamamu."

Aku diam, dalam-dalam mencoba menerjemahkan setiap kata yang coba ia utarkan.
Ia tak pernah sebercanda ini.
Maksud ku seserius ini.

"bagaimana? " intonasinya semakin menegangkan.

"lalu aku harus apa?" jawabku pura pura bisu.

"kamu hanya perlu temaniku, dengan perasaan cinta dan kesabaran. Awalnya aku tidak yakin pada perasaan ini, semakin lama semakin jelas perhatian yg kamu berikan, tulus tanpa suatu imbalan, dan kamu selalu sabar walau aku tidak beri kepastian hahaha. "

Jawaban itu semakin membuat ku masuk pada pusaran rasa yang terombang ambing di tengah lautan.

"baik, kalau begitu aku akan bersabar menemanimu walau harus penuh dengan rintangan." jawab ku singkat sambil menegak segelas coklat hangat.

Lalu ia pun tersenyum.
Menandakan wajah keberhasilan.
Masa depan sekaligus percintaan.

...

Teruslah berbicara dengan sesekali tertawa.
Aku suka itu.
Suka sekali, saat kau tertawa sambil menggenggam tangan ku lebih lama dari biasanya.
Berarti itu menandakan, bahwa kamu tak ingin aku tinggalkan 😋

Teman kalau kau tau aku telah mencintaimu, disetiap lelapnya kamu.
Aku selalu membisikan namamu pada setiap bibir langit.
Yang aku harap akan ia antarkan melalui hujan, berharap akan didengar oleh tuan rumah pemilik semesta.

Terimakasih sudah mengizinkan aku merasakan rasanya jatuh cinta lagi.

Terimakasih sudah menitipkan kepercayaan mu padaku.
Menunjukan kekuatan, dan meredakan ketakutan ku, dan meyakinkanku bahwa kebaikan pasti akan ada.

Tidak ada pasangan yang terlahir kuat sekali.
Yang ada hanyalah kita yang berani untuk mengerti dan berkompromi.

Aku Dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang