Dua Isteri

15.8K 278 92
                                    

Kurasa laki-laki paling berbahagia itu adalah aku. Punya dua isteri cantik yang ngga keberatan tinggal serumah. Jadi ngga perlu repot urusan giliran, tinggal pindah kamar aja. Hebatnya lagi, mereka juga ngga pernah ribet urusan giliran. Terserah aku aja lagi pengen sama yang mana. Asyik banget, kan? Hidup serasa di surga.

Mereka juga selalu saling tolong menolong tanpa rasa iri atau cemburu. Saling bantu jagain anak-anak, kompak juga kerjasama untuk urusan pembagian uang belanja. Pokoknya semua keributan yang katanya bakal dialami oleh lelaki poligami, sama sekali ngga berlaku berdasarkan pengalaman. Pengalaman loh, ya. Aku ngga asal omong!

Mungkin ini karena mereka berdua sudah saling kenal sebelum kenal aku. Persahabatan mereka sepertinya lebih kental dari darah, lebih erat dari saudara. Bahkan yang mengusulkan untuk menikah kedua kalinya pun isteri pertama. 

Dia mengusulkan sampai menghiba bikin aku ngga tega. Awalnya aku ngga mau. Bukannya ngga mau enak, cuma ngga mau repot. Penghasilanku kan cuma segitunya buat menghidupi seorang isteri dan 1 anak waktu itu. Apalagi kalau harus nambah satu isteri lagi, apa ngga morat-marit nanti? 

Belum lagi soal cinta yang katanya memang ngga mungkin dibagi. Lha wong Rasulullah aja cenderung kepada salah satu isteri kok, apalagi aku yang hanya manusia biasa.

Tapi isteriku meyakinkan bahwa untuk rejeki udah diatur sama Allah. Kalo mulut yang wajib diberi makan bertambah, maka Allah pasti juga akan menambah rejekiku. Dia yakin sekali bahwa Allah ngga akan menyia-nyiakan hamba-Nya.

Sementara soal cinta, dia juga meyakinkanku bahwa dia ngga akan baperan. Dia perempuan logis yang untuk urusan baper pun dipikirnya sampai 5000 kali. 

Melihat dia yakin 1000%, aku pun luluh. Akhirnya aku menikah lagi meski banyak yang mencibir. Banyak juga yang bersimpati pada isteri pertamaku, tapi dia cuek aja. Kata-katanya tentang baper memang terbukti. Aku merasa beruntung sekali punya isteri anti-mainstream begini.

Sekarang anak kami sudah 3. 2 dari isteri pertama dan 1 baru lahir  3 bulan yang lalu dari isteri kedua. Disini terasa enaknya lagi. Aku ngga perlu kehilangan jatah karena isteri baru melahirkan. Kan tetap ada isteri pertama yang available. Nikmat banget, kan hidup ini?

Aku pun tak perlu khawatir meninggalkan isteri yang baru melahirkan untuk dinas keluar negeri seperti kali ini. Karena aku yakin, isteri pertamaku pasti akan siap sedia membantu isteri kedua. Jadi aku bisa pergi dengan aman, damai, dan tenang.

"Abang berangkat, ya," aku pamit pada kedua isteriku yang cantik. Anak-anak sudah berangkat sekolah sejak pagi, tinggal si bayi yang masih terlelap di kasurnya.

"Abang kapan pulang?" isteri kedua bergelayut manja di lenganku. Dia baru saja selesai nifas dan belum sempat menikmati gilirannya lagi. Pasti dia kangen banget denganku.

"Cuma seminggu, Sayang. Sabar, ya," kuberikan ciuman terbaik dan dia pun membalasnya dengan sangat menggemaskan. Lalu lanjut mencium isteri pertamaku agar dia tak cemburu. Isteri pertamaku menyambutnya dengan tawa renyah, seolah ini guyonan kesiangan.

"Dah, jaga diri kalian baik-baik, ya Sayang-sayangku," lalu kupeluk mereka bergantian dan segera pergi. Kalau tidak segera pergi, bisa-bisa aku masuk kamar isteri kedua dulu.

Kedua isteriku melambaikan tangan dan aku pun meluncur ke bandara.

***

Sial! Karena buru-buru pergi jadi kelupaan paspor. Isteri-isteriku ditelepon ngga ada yang aktif hapenya. Hufft! Terpaksa balik lagi, nih. Padahal sudah sepertiga perjalanan. Apa boleh buat, daripada ga jadi berangkat gara-gara ga bawa paspor.

Buru-buru aku keluar dari taxi dan memburu masuk ke rumah. Pintu depan tak terkunci tapi rumah terasa sepi. Hanya terdengar suara aneh dari kamar isteri pertama. Seperti suara desahan dan gumaman dan...aku tak ingin membayangkan yang tidak kuinginkan. 

Gemetar tanganku meraih gagang pintu kamar. 

Saat pintu dibuka, jantungku serasa lepas dari tempatnya. Kedua isteri cantikku sedang berpelukan tanpa busana disana.


Selingkuh dan SelingkuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang