10 : Affair

3.2K 566 45
                                    

Buliran air hangat berjatuhan dari atas kepala Taehyung. Mengalir dari pucuk rambut, turun ke bawah menuju leher lalu berakhir pada perutnya yang sedikit kurus. Akhir-akhir ini ia tidak bisa makan dengan baik dan mungkin berimbas pada proporsi tubuhnya. Tapi, apa ini juga merupakan efek samping dari apa yang selama ini ia konsumsi? Taehyung belum bisa memastikannya dengan akurat.

Sekarang ini pukul lima pagi. Taehyung berada di belahan bumi lain. Jerman. tepatnya di Garmisch. Lima jam penuh perjalanan untuk mencapai daerah ini. Suatu hal yang mendesak dan memaksakan kedua kakinya kembali berpijak di tanah yang selama ini menjadi tempatnya bersembunyi selama dua tahun lamanya. Taehyung tidak sempat mengabari siapa-siapa, selain sahabatnya.

Sebenarnya bukan tidak sempat. Ia memiliki cukup waktu untuk mengirim pesan singkat atau sekadar menelpon beberapa menit ke depan. Hanya saja laki-laki itu tidak ingin membuat Jinan khawatir dan malah bertanya apa tujuan dirinya pergi ke tempat ini. Desa terpencil dengan populasi manusia yang sangat sedikit.

Tangan Taehyung terulur ke depan, menyatukannya dengan perlahan hingga membuat cekungan yang cukup untuk menampung air yang terus mengucur keluar dari shower. Diusapkannya air tersebut ke wajah, merasakan sedikit kehangatan yang terasa membakar kulit dinginnya.

Satu jam lagi untuk bertemu Albert.

Taehyung sudah memperkirakan kemungkinan yang terjadi dan mengaturnya dengan sebaik mungkin. Ia tidak ingin berlama-lama di sini. Sesuatu yang buruk mungkin akan terjadi. Ditambah rasa cemasnya yang terus mendera dan tidak akan menghilang barang sedetik pun. Jinan. Momok dari rasa cemasnya yang terus menggerayangi pikiran.

Aroma lavender menguar dari badan Taehyung. Laki-laki itu punya selera yang cukup bagus.

Dengan lekas Taehyung mengambil handuk yang menggantung dari bilik kamar mandi. Mengusap secara perlahan pada permukaan kulitnya yang sangat mudah iritasi. Tapi aktivitasnya langsung terganggu saat debuman hebat muncul dari pintu kamar mandinya. Ada gerangan apakah orang ini hingga mengetuk pintu dengan membabi buta? Taehyung mencoba mengingat. Tidak mungkin Albert, sebab ia telah membuat janji kalau Taehyung-lah yang akan berkunjung, bukan Albert.

Sebelum membuka kenop pintu, Taehyung memastikan handuk sudah melilit di pinggangnya. Melindungi area selangkangan dan bagian privasinya, bagaimana pun juga Taehyung masih memiliki urat malunya.

Belum sempat Taehyung berucap, pelukan erat langsung menyambutnya. Dirinya bingung. Bagaimana bisa seorang perempuan asing memasuki kamarnya dan langsung memeluknya dengan erat. Oh, jangan lupakan isakan kecil yang keluar dari bibirnya yang bergetar.

Tentu Taehyung tidak berniat untuk membalas pelukan ini. Tapi, isakan perempuan ini semakin menjadi-jadi. Ia bahkan merasakan sesuatu menancap di balik punggungnya yang terbuka. Sesuatu yang menimbulkan rasa perih dan menjalar sedikit demi sedikit ke bagian lehernya.

Mau tidak mau Taehyung mendorong perempuan asing ini hingga ia jatuh bersimpuh, bila dibiarkan lebih lanjut, yang terjadi malah kulit punggungnya yang robek dan menyisakan luka yang menganga lebar.

Masih dengan kepala yang menunduk dan terisak. Surai cokelat ikal milik perempuan itu berhamburan ke depan, membuat Taehyung tidak bisa mengenalinya dengan pasti.

Sedikit memperbaiki postur tubuhnya agar berdiri tegap dengan kedua tangan yang ia silangkan di depan dada. "Wah, aku tak menyangka jika orang daerah ini akan bertamu dengan cara yang tidak sopan." Taehyung memutar bola matanya kesal. Air mata yang bercampur dengan cairan yang menjijikan mengotori badan Taehyung. Ia kesal, sungguh.

"Kenapa lama sekali?" Perempuan itu menempatkan tangannya ke dadanya, memukulnya berkali-kali hingga membuat Taehyung mengernyit heran. "Kenapa lama sekali kau kembali?"

Taehyung masih belum mengerti. Sebelum akhirnya perempuan ini mengangkat wajahnya menghadap Taehyung.

Coba tebak seberapa besar keterkejutan yang dapat Taehyung rasakan. Ia sadar, kalau perempuan ini bukanlah orang asing. Perempuan ini adalah kekasih gelapnya selama di Jerman.

Straight to Hell | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang