Chanyeol tak berbohong. Ia memang tak pernah memperlakukan kekasih kekasihnya dulu seperti ini. Hey. Tentu saja karena dulu chanyeol masih diberi fasilitas mewah oleh keluarganya. Jadi untuk apa susah berjalan kaki jika mobil sportnya berjajar di garasi.
....dan akan selalu seperti itu".
.
.
.
.
.
.
.
.
Terhitung 2 hari Sejak malam itu, sehun berubah. Entahlah ia menjadi sedikit pendiam dan itu membuat chanyeol khawatir. Meski mereka masih bisa menghabiskan waktu berdua walau hanya di universitas. Bahkan chanyeol juga menghentikan rutinitasnya belajar bersama sehun. Karena ruang mereka yang terbatas. Sangat.Kini chanyeol hanya mampu menerka nerka apa yang dialami sang kekasih. Hingga lamunannya buyar oleh seseorang yang tiba tiba masuk ke apartemen. Siapa lagi jika bukan kim kai.
"Kau sudah baikkan chan?"
Chanyeol hanya mengangguk pelan. Masih dalam posisinya yang berbaring di sofa. Membuat kai ikut mendudukan diri disofa sebelahnya.
"Aku butuh bantuanmu chan".
Chanyeol mengalihkan atensinya. Ia mendudukan diri dan menatap penuh tanya sahabatnya.
"Bisa kau katakan pada ayahmu untuk membiarkanku bersama sehun".
Chanyeol mengerti. Di agensi milik ayahnya melarang trainer yang akan debut itu memiliki sebuah hubungan. Dan chanyeol sudah membantunya.
"Bukankah sudah kulakukan".
Kai menggeleng. Karena yang kai maksud bukan hanya hubungan berkencan.
"Sehun sepertinya sedang dekat dengan seseorang".
Chanyeol menatap kai terkejut. Bahkan tubuh kekarnya nampak menegang.
"Kau tahu orangnya?"
Setidaknya gelengan kai mampu membuat chanyeol menghembuskan nafas lega.
"Aku ingin menikahi sehun secepatnya. Aku takut. Dan lagi aku harus segera ke asrama".
Chanyeol melotot horor.
"Kau bercanda"Namun sorot keyakinan kai mampu membungkam semua ketidakpercayaan chanyeol. Membuat sebuah denyutan nyeri menyapa ulu hati chanyeol.
"Aku akan memikirkannya nanti".
Dan chanyeol memilih melangkah ke kamarnya meninggalkan kai dengan wajah gusarnya. Karena chanyeol sendiri butuh waktu untuk menenangkan diri.
Brukk..
Chanyeol mendudukan dirinya di kasur. Ia mengacak rambutnya kasar. Rasanya ia ingin berteriak jika saja kai tak berada di apartemennya. Rasanya chanyeol ingin memukul kai jika saja pria itu bukan sahabatnya. Rasanya chanyeol menyesal. Yah menyesal. Bukan! Bukan karena perasaanya.
Flasback on
Chanyeol berjalan gontai meninggalkan kai yang baru saja melamar sehun. Di depan matanya. Jika saja bisa, maka chanyeol ingin sekali menarik sehun ke dalam pelukannya. Namun, chanyeol tak bisa berbuat banyak saat sehun mengiyakan kai. Satu satunya hal yang bisa chanyeol lakukan adalah pergi dari tempat itu. Setidaknya ia harus menata hati dan perasaannya yang tak berbentuk.Arghhh!!
Chanyeol berteriak frustasi. Membuat yoora menatap sendu sang adik.
"Chan berhenti menyakiti dirimu".Yoora mencoba mengambil alih botol soju yang entah keberapa itu. Bahkan kondisi chanyeol sudah sangat mengenaskan.
Grep..
Yoora memeluk chanyeol erat. Mencoba memberikan ketenangan bagi sang adik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Americano Coffee
FanfictionAmericano coffee. Aku menyukainya. Semakin menyukainya. Namun Perlahan rasa suka itu melukaiku....