AC 13

877 102 13
                                    

Setelah memastikan selimut telah membalut tubuh telanjang sehun, chanyeol segera meninggalkan kamar tersebut. Memakai bajunya yang berserakan di ruang tamu dan meninggalkan flat sehun. Meninggalkan prianya dengan perasaan hancur.
.
.
.
.
.
.
.
Chapter 13

Sinar mentari dengan lancang menerobos celah celah ventilasi kamar namja yang kini tidurnya mulai terusik. Tubuh ramping yang masih terbungkus selimut itu menggeliat perlahan. Hingga silaunya sinar sukses membuat kelopak matanya terbuka perlahan.

Ringisan pelan terdengar dari bibir mungilnya.
Tes...

Butiran air mata yang telah ia tahan meluncur dengan tak tahu dirinya, kala ingatan semalam terputar dalam memori otaknya, terlebih saat mengetahui dirinya hanya sendiri, bukankah seharusnya namja jangkung itu berada disampingnya. Isakan mulai terdengar saat maniknya melihat tubuh polos dibalik selimut yang membungkusnya. Sangat banyak tanda kemerahan yang menghiasi tubuh putihnya. Membuat namja itu merapatkan selimutnya. Terlalu takut melihat tubuh kotornya.

Namun matanya tanpa sengaja menatap memo kecil di meja. Diambilnya memo tersebut. Sehun jelas tahu siapa penulisnya

"Benci aku. Dan hiduplah dengan bahagia. Jika tidak, maka aku akan kembali untuk membahagiakanmu. Saranghae"

Egois. Adalah fakta yang baru sehun ketahui melekat pada diri namja jangkung itu.

Srekk!
Dengan kasar sehun merobek kertas itu. Hatinya terlalu sakit. Kepercayaannya hancur bersama tubuh kotornya.
"Chanyeol tidak benar benar mencintaiku"

Setidaknya gumaman lirih itu yang terus sehun lontarkan dengan sorot kosongnya.

***

Terhitung sudah lebih dari seminggu sejak kejadian itu, sehun tak lagi melihat chanyeol. Bahkan di kampus sekalipun. Tak ada lagi namja jangkung dengan senyuman lima jarinya yang menyambut pagi sehun.  Sehun merindukannya jelas.
Tapi, rasa kecewa yang menggerogoti setiap kepingan hatinya membuat ia takut.

Kini rasanya ia tak dapat mempercayai siapapun. Bahkan kai sekalipun. Ia terlalu takut jika kai juga akan berakhir meninggalkannya seperti chanyeol.

Hah~
Helaan nafas yang kesekian kalinya meluncur dari bibir mungil sehun. Seakan berusaha mengeluarkan berbagai tekanan yang ada dalam hatinya.

"Ku harap ini yang terbaik"

Manik hazelnya menatap lekat surat undangan yang tengah digenggamnya.

Kim jongin & Oh Sehun.

Yah. Tak ada lagi yang bisa sehun harapkan dari sosok namja yang meninggalkannya secara pengecut setelah menyetubuhinya. Dan hal yang bisa sehun lakukan adalah melanjutkan hidupnya bersama namja yang mencintainya. Berharap kebahagiaan akan sudi menghampirinya.

"Bantu aku melupakan namja brengsek itu hyung". Lirihnya

"Sehunie"

Panggilan xiumin sontak mengalihkan perhatian sehun dari pemikirannya.
Sehun tersenyum tipis, namun senyum itu luntur ketika xiumin meletakan americano coffe dihadapannya. Tidak. Sehun tidak membenci minuman keberuntungan itu. Sehun hanya kecewa. Karena nyatanya Americano coffe tak lagi membawanya pada keberuntungan.
Pertemuannya chanyeol. Kisahnya dan perpisahan mereka.

"Sehunie".

Lagi. Sehun tersentak.
Dan itu membuat xiumin mengernyit heran. Xiumin akui namja manis dihadapannya ini banyak berubah. Pipi chubbynya nampak menirus. Binar indah manik hazelnya terlihat redup. Dan wajah manisnya tampak pucat.
Sehun memang tak banyak bicara terlebih mengenai masalahnya, tapi biasanya sehun akan terbuka dengan xiumin.

Americano CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang