AC 7

765 125 19
                                    

Mau tak mau sehun harus mengakui bagaimana sosok park chanyeol yang dapat membuatnya terperosok semakin dalam dalam pesonanya. Terlebih perlakuan sederhana chanyeol yang lebih memilih mengecup pipinya, padahal sehun pun tak akan marah jika chanyeol mencium bibirnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Chapter 7
Mudah bagi Park Chanyeol membuat seseorang terperosok dalam pesonanya. Termasuk sehun. Terhitung sudah empat bulan sejak chanyeol mengungkapkan perasaannya pada sehun. Dan sehun merasakan kesungguhan chanyeol, dimana chanyeol yang selalu ada untuknya, memperhatikannya bahkan cenderung posesif padanya. Dan sehun menyukai itu. Sehun merasa berharga saat chanyeol memperlakukannya dengan baik dan spesial. Terlebih kai yang kini sangat sibuk dengan latihannya, mengingat kompetisi dance yang diikuti kai akan dilaksanakan satu minggu lagi. Bahkan hanya untuk sekedar mengabari sehun pun kai tak memiliki cukup waktu, dan sehun memakluminya. Dan hal itu juga yang membuat sehun leluasa membuka hatinya untuk chanyeol.

Maka tak heran jika sosok chanyeol mampu dengan mudah memenuhi hampir seluruh ruang hati sehun. Bahkan sehun kini telah mulai terbuka memperlihatkan rasa sukanya pada chanyeol. Seperti saat ini, ia sangat antusias saat chanyeol memintanya untuk bertemu pagi ini dan menunggunya di taman universitas. Bukan apa apa, hanya saja sehun tak sengaja melihat chanyeol yang membeli cincin couple.

"Apa kau sudah menunggu lama sehunie?"

Yah. Karena mereka sudah dekat, sangat dekat malah. Jadi wajar jika kini chanyeol memanggilnya begitu.

"Tidak. Jadi apa yang ingin kau katakan chan?"

Nada itu terdengar antusias, bahkan manik hazelnya terlihat berbinar menanti perkataan apa yang akan keluar dari bibir tebal namja di depannya.

"Tidak. Hanya ingin mengajakmu pergi minggu depan. Bagaimana?"

Sehun menunduk manik hazelnya perlahan meredup. Pergi berdua dengan chanyeol bukan lagi hal baru. Mereka sudah sering melakukannya.

Apa ia yang terlalu berharap?

Jika sehun memiliki keberanian yang cukup. Maka dengan senang hati ia akan mengatakan cintanya lebih dulu pada chanyeol. Namun, sehun tak seberani itu. Ia takut perasaan chanyeol mulai terkikis karena menunggu terlalu lama.

"Hey, sehunie waeyo heum?"

Sehun menggeleng dan tersenyum memberikan makna bahwa semua baik baik saja.

"Aku tak bisa. Hyungku ada kompetisi minggu ini"

Chanyeol mengangguk maklum. Tanpa bertanya lebih banyak.
"Tak apa. Bagaimana kalau kita pergi sekarang?"

"Kemana?"

"Kemana saja kau mau princess"

Mungkin jika itu bukan chanyeol, sehun akan dengan rela memukulnya. Karena mau dilihat dari sisi manapun sehun itu tetaplah laki laki.

***

Mengingat setiap akhir pekan kedai tempat sehun bekerja tutup, sehun jadi memiliki waktu yang cukup bersama chanyeol. Dan everland adalah tempat yang kini mereka datangi. Lebih tepatnya tempat yang ingin sehun kunjungi.

Mereka membutuhkan waktu kira kira 1 jam menggunakan bus untuk sampai disana. Namun semua itu tak masalah bagi chanyeol, karena itu semua kembali terbayar oleh senyum ceria sehun dan mata yang berbinar bagai bocah lima tahun.

"Chanyeol-ah ayo berfoto!"

Tanpa ragu chanyeol mengambil ponselnya. Mengabadikan setiap momen mereka. Bahkan sesekali memotret sehun diam diam.

"Chanyeol-ah berhenti memotretku!"

Chanyeol cukup terkejut saat mendengar pekikan kesal sehun. Namun melihat ekspresi menggemaskan namja manis itu membuat chanyeol terkekeh. Chanyeolpun memilih memasukan ponselnya agar si manis tak merajuk.

Americano CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang