03 - Terpuruk

3.9K 496 57
                                    

AGI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AGI

7 tahun lalu waktu mendengar gue divonis leukimia oleh Dokter Tommy, gue tersenyum di depannya membuat Dokter Tommy terkejut dan bahkan mungkin berpikir, "Dia sakit Leukimia apa sakit jiwa?"

"Kamu satu-satunya pasien yang tersenyum saat saya beritahu sakit." Ujarnya.

Tapi Dokter Tommy lebih terkejut lagi saat mendengar jawaban gue, "saya bahagia, Dok, sekarang. Makanya saya senyum. Mami pernah berpesan seperti ini sebelum beliau pergi, 'Agi, Jangan menyerah dengan hidup, hiduplah yang baik! Jaga Papi dan Kakakmu untuk Mami.' Kalau aja Mami gak berpesan seperti itu saya udah menyerah dengan hidup ikut Mami pergi, karena Mami alasan saya tetap hidup. Saya sangat sayang Mami. Tapi karena pesan Mami itu, saya gak bisa menyerah, sampai hari ini." Senyum gue semakin lebar, "akhirnya Dok, saya punya alasan untuk menyerah. Saya gak perlu hidup dengan baik. Seperti Mami yang juga menyerah untuk hidup karena Leukemia, saya juga akan menyerah untuk hidup karena penyakit ini." Ucap gue waktu itu.

Tapi sekarang beda, saat Dokter Tommy memvonis leukimia gue kambuh.

Gue terpuruk.

Hal pertama yang terlintas dipikiran gue adalah Rindu.

Wajahnya yang terluka saat gue memberitahunya, air mata yang keluar dari kedua matanya dan suara tangisnya  seakan nyata tergambar dalam pikiran gue.

Dan itu bikin gue benar-benar terpuruk.

Gue gak peduli apa yang akan terjadi dengan gue kelak, merasakan lagi sakit seperti 4 tahun lalu kah, atau bahkan mati.

Gue benar-benar gak peduli.

Yang gue pedulikan dan satu-satunya hal yang ada dipikiran gue saat itu hanya Rindu.

Gue gak mau Rindu hidup penuh kekhawatiran seperti 4 tahun lalu. Menangis setiap malam karena takut gue gak bangun lagi keesokan paginya seperti dulu, tersiksa dan ikut merasa sakit setiap gue kesakitan seperti dulu.

Gue gak mau Rindu hidup seperti itu lagi.

Dan untuk pertama kalinya dalam 6 tahun memilikinya gue menyesal menjadikan Rindu bagian dalam hidup gue.

🌷🌷🌷

Selama perjalanan singkat dari Rumah sakit Advent menuju rumahnya, banyak hal yang gue pikirkan.

Termasuk mempertanyakan keputusan yang sudah gue ambil.

Rindu tidak pernah melepas genggaman tangannya sejak gue menyalakan mesin mesin mobil, seolah tidak ingin kami berpisah malam itu.

La Vie En RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang