13 - Hope

2.4K 361 37
                                    

"Jangan berharap tinggi karena akan sakit saat kenyataan membuatmu terjatuh."

Hana
14 Mei 2018

***

RINDU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RINDU

Agi akan berubah menjadi sosok Theodore Rahagi yang berbeda saat di atas panggung. Saat kedua kakinya berdiri tegap di hadapan kumpulan penonton, Agi yang pecicilan akan seketika berubah menjadi Theodore Rahagi yang penuh kharisma.

Aku tidak pernah mengatakan ini pada Agi sebelumnya bahwa aku akan terus jatuh cinta pada sosok lainnya ini. Tidak bisa tidak jatuh cinta, lebih tepatnya.

Urat di lehernya saat mengambil nada tinggi, tarikan wajahnya ketika mulutnya terbuka dan sorot matanya yang berbeda, membuatku tidak ingin sedetikpun mengalihkan pandangan darinya.

Makanya, aku selalu menantikan setiap penampilan Agi bersama dengan Phantom. Tapi tidak kali ini.

Aku sama sekali tidak menantikan penampilan mereka.

Yang aku rasakan hanya perasaan khawatir saja, dari awal Agi menyetujui tawaran ini, setiap Agi latihan dengan Phantom, sampai saat ini ketika dia dan anak Phantom lain tengah bersiap di ruang make-up.

"Kok senyumnya gitu?" Dia memang paling tau aku dari pada diriku sendiri, hanya dengan melihat wajahku saja Agi dengan mudah dapat menebak perasaan apa yang aku rasakan "jangan khawatir. Aku gak akan apa-apa."

"Kamu keliatan pucat."

"Masa sih?" Agi memeriksa dirinya sendiri di cermin besar yang disediakan panitia pensi di ruangan kelas yang sengaja diubah menjadi ruang make-up ini. "Enggak ah. Kamu aja yang terlalu khawatir jadi ngeliat akunya kayak gitu."

Agi menungkup wajahku sebelum mendekatkan wajahnya. "Senyum, biar aku nyanyinya enak, gak kepikiran kamu yang cemberut." Bisiknya.

"Cemberut? Enggak kok, mana?"

"Ini nih." Agi mencubit-cubit pipiku pelan sampai aku akhirnya menyerah, menatap kedua iris matanya lama, mencari ketenangan disana dan menemukannya, kemudian aku tersenyum, tidak lepas tapi juga tidak terpaksa, masih ada rasa khawatir tapi hanya sedikit, dibanding tadi sehingga Agi tidak menemukan lagi kekhawatiran itu dariku. "Do your best!" Ucapku pelan.

Agi balas tersenyum lalu mengecup kening, hidung dan bibirku bergantian seperti biasa ketika dia akan naik panggung, "Thankyou, sayang."

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
La Vie En RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang