Chapter 2 - The Letters

96 16 2
                                    



Tak terasa seluruh pelajaran telah selesai dan selama saem mengajar aku tidak bisa fokus, yang ada di pikiranku hanya irene irene dan irene seorang. Aku ingin tahu tentang dia, mulai dari dimana rumahnya, tanggal ulang tahunnya, hingga status dia saat ini mengingat dia sangat cantik bisa saja dia sudah punya pacar. Aku ingin sekali mendekatinya tapi aku takut malah membuat dia terganggu dan malah menjauh dariku. Aku harus memikirkan suatu cara yang tidak biasa supaya dia tidak menjauh dan bisa dekat denganku.

------------------------------

Keesokan harinya, aku berangkat pagi sekali dengan membawa sebuah amplop yang berisi surat untuk diberikan pada irene. Namun surat itu bukan surat biasa. Aku tidak akan menyatakan langsung perasaanku jadi aku menulis surat seperti ini

"selamat datang di sekolah ini, ku harap kamu senang :)"

Maksudku menulis seperti itu adalah sebagai sambutan pertama dariku yang terlihat cuek ini. Karena jika aku mengatakan langsung itu sudah terlalu mainstream menurutku.

Sesampai di kelas aku menaruh surat itu di atas mejanya dengan ditempel selotip agar tidak jatuh atau terbang tertiup angin lalu duduk dibangkuku sendiri dan tidur. Kenapa aku tidur? Supaya jika aku ditanya tentang pengirim surat itu yang sebenarnya adalah aku sendiri, aku jadi bisa beralasan tidak melihat siapapun karena sedang tidur. Tapi sebenarnya memang aku masih sedikit mengantuk sih. Hahaha......

  ------------------------------  

Aku terbangun dan melihat jam ternyata sebentar lagi bel berbunyi, pas sekali pikirku. Aku melihat sekitar, seluruh murid sudah datang, begitu juga dengan irene yang terlihat sedang membaca surat dariku. Dilihat dari ekspresinya sepertinya dia tidak suka. Mungkin besok aku harus menulis sesuatu yang lebih tidak biasa.

  ------------------------------  

Esoknya aku berangkat pagi lagi dengan membawa surat lagi. Tapi surat kali ini lebih aneh dari kemarin. Aku menulis

"kodok itu hijau, air itu bening. Jangan sampai terbakar"

Aneh? Memang. Tidak nyambung? Memang. Tapi kenapa aku menulis seperti itu? Karena hari ini kita akan belajar biologi dan kimia. Biologi berhubungan dengan membedah kodok dan kimia mencampurkan cairan yang jika salah bisa meledak dan terbakar. Aku memang tidak bisa merangkai kata-kata jadi begitulah surat yang bisa ku buat.

Sesampai di kelas aku kembali menaruh di atas mejanya dengan menempelkan selotip pada suratnya lalu duduk dan tidur.

Saat sedang tidur, key membangunkanku karena pelajaran akan segera dimulai. Lalu aku bangun dan melihat irene yang baru datang lalu membuka surat dariku. Tahu apa yang terjadi? Dia tersenyum! Bahkan terlihat seperti tertawa! Dia menganggap surat dariku lucu! Perasaanku saat ini, hatiku saat ini, seperti gunung yang sedang meletus! Sangat sangat sangat senang rasanya. Sepertinya aku harus membuat yang lebih aneh lagi besok.

Esoknya aku kembali berangkat pagi dengan membawa surat aneh untuk irene. Begitu juga dengan esok harinya. Dan esoknya lagi. Ketika libur aku pergi ke rumahnya dan menaruh surat aneh itu di kotak pos di rumahnya. Bagaimana aku bisa tahu rumahnya? Aku mengikutinya diam-diam. Memang perbuatanku ini sangat melanggar aturan tapi aku tidak berniat buruk sedikitpun. Tujuanku hanya untuk mengetahui rumahnya agar bisa memberikan surat aneh saat sekolah libur. Itu saja tidak lebih.


-To Be Continued-


Hai lagi^^

Cerita kali ini lebih sedikit dari yang sebelumnya ya? Iya karena saya sendiri bingung motong ceritanya harus segimana:( tapi ku harap kalian menikmati tulisanku meski bisa dibilang berantakan:(

Semoga kalian suka cerita ini^^

Oh tolong kasih saran buat saya biar tulisan ini sesuai sama selera pembaca^^

Terima kasih^^


-jys_fernanda-

Letter for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang