"WAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!"
Semua orang yang menaiki rolleroaster berteriak sangat kencang ketika melintasi turunan, tak terkecuali aku dan Irene. Bahkan menurutku Irene yang teriak paling kencang. Teriakannya sangat kencang namun ekspresinya menunjukkan bahwa dia senang. Mungkin sudah sejak lama dia ingin menaiki rollercoaster namun tidak pernah berani.
"WAAAAAAAAAAAAAAAAAAA AASIIIIIIIIIIIIIIK!!!" kata Irene.
Tak terasa kami sudah sampai di ujung wahana jadi tidak ada teriakan lagi. Aku melihat pada Irene dan dapat ku simpulkan bahwa dia sangat puas menaiki wahana ini. Selanjutnya apa? Menaiki wahana ekstrim lagi? Boleh juga hahaha.
"Gimana rene? Seru?" kataku, masih dengan detakan jantung bertempo kencang.
"Hahaha seru seru! Dari dulu aku pengen naik rollercoaster tapi ga berani jadi baru sekarang deh dan ternyata asik banget!" jawabnya.
Wahanapun berhenti dan kami keluar dari wahana tersebut dengan rambut berantakan akibat angin yang kencang.
"Habis ini naik yang mana lagi?" katanya sambil membetulkan rambutnya.
"Kita naik perahu viking mau? Nanti kita diayun-ayun sampe miring 90 derajat loh" jawabku.
"Mmm boleh boleh" jawabnya.
Mendengar jawabannya, aku langsung menggandeng tangannya dan berjalan menuju wahana perahu viking. Tahu apa? Sejujurnya aku tidak begitu berani menaiki wahana ekstrim seperti ini. Tapi kekasihku terlihat sangat antusias menaiki wahana yang ekstrim seperti rollercoaster. Mau tidak mau aku harus mengajaknya ke wahana ekstrim agar terlihat berani meski hanya sedikit. Hahaha.....
"Tuh liat wahananya kaya gitu kamu berani ga?" kataku sambil menunjuk ke arah wahana yang dimaksud.
"Mmm berani" jawabnya ragu.
"Bener ya? Kalo gitu ayo kita ngantri" kataku lagi lalu berjalan menuju antrian.
Kami mengantri paling belakang dan melihat antrian lumayan panjang. Sepertinya 'ronde' wahana ini akan segera berakhir. Ku harap kami mendapatkan tempat duduk untuk yang selanjutnya.
Sekitar 5 menit kami menunggu, akhirnya wahana ini berhenti dan semua orang yang telah selesai segera keluar dari wahana. Satu per satu antrian maju, begitu juga dengan kami yang berharap bisa masuk dan mendapatkan tempat duduk. Dan syukurlah kami mendapatkan tempat duduk di tengah sebelah kanan.
Kami berdua berpegangan pada besi pengaman yang ada di depan kami. Aku menoleh ke Irene, sepertinya dia tegang. Jujur, akupun sama sepertinya. Aku juga tegang, namun aku harus bisa menghibur Irene agar tidak terlalu tegang. Lagipula aku yakin ketika wahana sudah dijalankan yang tetap tegang adalah aku dan Irene pasti menikmati wahana ini.
"Tegang ya kamu? Hahaha" kataku padanya agar ketegangannya sedikit berkurang.
"E... engga kok" jawabnya gugup.
"Oke keliatan kamu boong. Gausah tegang gitu Rene kan ada aku. Hehe" kataku lagi.
"Yee dasar kang gombal hihi" jawabnya lagi sambil sedikit tertawa.
Syukurlah dia tersenyum. Yah meski tidak benar-benar menghilangkan ketegangannya, tapi setidaknya aku sudah sedikit mengurangi rasa tegang dan gugupnya.
Wahana mulai dijalankan. Awalnya ayunan masih biasa. Namun lama-kelamaan ayunan semakin kencang dan semakin piring. Dua puluh derajat, empat puluh derajat, enam puluh derajat. Hingga mencapai kemiringan maksimal yaitu 90 derajat.
"WAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!"
Lagi-lagi teriakan terdengar di wahana ini. Entah kenapa ketika melihat wajah Irene yang begitu menikmati wahana ini akhirnya akupun menjadi menikmatinya. Cinta itu seperti ini ya? Hahaha......
Selesai menaiki perahu viking, kami lalu pergi menuju wahana yang tidak ekstrim yaitu komedi putar. Lalu kami ke tempat mini games, mulai dari melempar kaleng dengan bola, memasukkan bola basket, hingga permainan mengambil boneka dengan capit. Di permainan mengambil boneka dengan capit, kami berlomba untuk mendapatkan boneka. Yang bisa mendapatkan boneka dia yang menang.
Sekitar 3 kali kami mencoba bergiliran akhirnya aku yang memenangkan lomba ini.
"Wee aku yang menang hehe. Tapi ini boneka kelincinya buat kamu aja" kataku sambil memberikan boneka kelinci yang kudapat dari permainan tadi.
"Hm buat aku?" tanyanya.
"Iya ini buat kamu. Ya meski lebih kecil dari si kodok yang pernah aku kasih tapi ini usahanya lebih lebih dari pas dapetin si kodok hehe" kataku lagi.
"Kodok? Oh maksud kamu si Minho? Hihi yaudah ini aku terima ya" jawabnya lagi sambil menerima boneka kelincinya.
"Lah boneka kodokknya kamu namain Minho? Ga ada nama lain apa?" kataku.
"Hihi kan yang ngasih kamu ya lagian kodoknya mirip sama kamu sih jadinya aku namain Minho" jelasnya.
"Hm emang sih aku ini kaya boneka ya gemesin terus pelukable hahaha" kataku dengan percaya diri.
"Yeeeee dasar langsung kepedean hihi" katanya lagi sambil sedikit tertawa.
"Habis ini mau naik apalagi nih? Udah malem sih tapinya jadi paling kita cuma bisa naik satu wahana lagi" tanyaku.
"Mmm naik apa ya? Bingung aku jadi kamu aja yang nentuin deh" katanya.
"Buat terakhir ya? Hm hm gimana kalo kita naik itu aja?" kataku sambil menunjuk salah satu wahana.
-To Be Continued-
Wahana terakhirnya apa ya? XD tunggu hari jum'at ya XD
Selalu saya ucapin mohon maaf kalo tulisan saya ini masih jelek:( bantu doakan aja semoga kedepannya makin bagus:(
Makasih juga buat yg udah mau baca ff yg saya bikin ini ya meski masih jelek tapi beneran makasih deh karna udah baca^^
Mohon bantuannya ya vote sama share ff ini biar lebih banyak yg baca^^
Sekali lagi terima kasih^^
-jys_fernanda-
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter for You
FanfictionDi dunia ini memang tidak ada hal yang tidak bisa terjadi. Bahkan si cuek yang tidak peduli apapun juga bisa jatuh cinta pada seorang murid baru yang juga tidak kalah cuek. Dengan cara yang tidak biasa, pendekatanpun di mulai. "Hari itu, adalah hari...