Chapter 19 - Fight

70 9 4
                                    


Aku berjalan ke jalan yang lebih sempit karena ini merupakan jalan pintas untuk pulang. Di situlah aku melihat seseorang yang tidak asing.

"Jadi di sini ya anda nunggu saya?" kataku padanya.

Tak ada jawaban darinya namun dia seperti bersiap untuk menyerangku. Akupun mengambil ancang-ancang untuk menangkis pukulannya. Sejujurnya aku tidak suka berkelahi tapi sepertinya tidak ada pilihan lain. Pilihannya hanya satu. Lawan.

Dia berlari ke arahku dan mencoba memukul wajahku. Tapi karena sekarang aku sudah bersiap jadi aku berhasil menangkis pukulannya dan berusaha membalas memukul wajahnya. Tapi sepertinya dia juga sudah bersiap, pukulankupun berhasil dihentikan dengan tangan kirinya.

Gagal dengan tangan, dia mencoba menendangku menggunakan kaki kanannya. Tendangan itu ku tahan dengan kaki kiriku. Jujur tendangannya membuat kakiku sakiit. Tapi aku tidak boleh kalah di sini agar Irene tidak diganggu lagi olehnya.

Aku menahan rasa sakit di kaki kiriku dan membalas menendangnya. Sepertinya tendanganku cukup keras mengenainya, ku lihat dia memundurkan kaki yang ku tendang. Kembali ku coba menendang dan memukulnya begitu juga sebaliknya. Hingga akhirnya kami sama-sama babak belur dengan memar di wajah dan mungkin juga di bagian tubuh lain.

"Ah awas lu nanti gua bales!" katanya lalu lari meninggalkanku di sini.

Aku tidak menjawab perkataannya. Aku terlalu lelah dan terlalu banyak memar yang ku tahan sejak tadi. Akupun duduk di pinggir untuk memulihkan tenagaku agar bisa pulang. Tapi apa yang akan ku katakan pada eomma jika dia melihatku babak belur seperti ini? Bisa bisa aku diceramahi olehnya.

Sekitar 15 menit aku duduk, aku merasa tenangaku sudah lumayan untuk pulang. Dengan susah payah aku mencoba bangun dan berjalan ke rumah. Banyak orang yang melihat ke arahku ketika aku berjalan di jalan yang cukup ramai. Namun aku tidak peduli dengan itu. Aku hanya ingin pulang dan beristirahat.

Entah kenapa aku merasa rumahku begitu jauh. Padahal seharusnya aku sudah sampai. Sepertinya aku harus istirahat lagi. Akupun kembali duduk di pinggiran jalan. Untungnya jalan ini cukup sepi jadi tidak ada orang yang lewat dan melihatku.

"Minho oppa?" seseorang berkata padaku.

Siapa yang memanggilku? Aku mendongakkan kepala dan melihat ke arahnya.

"Ah Yeri-ah kirain siapa" jawabku padanya.

Ternyata yang memanggilku adalah Yeri, teman sekaligus tetanggaku yang sudah ku anggap seperti adik sendiri. Dia cantik dan juga imut. Tahun ini dia lulus smp dan katanya dia akan melanjutkan ke sekolah yang sama denganku. Tentunya aku senang karena akhirnya aku memiliki teman mengobrol di perjalanan ke sekolah. Ya sekarangpun aku sudah memiliki Irene untuk diajak mengobrol sih.

"Oppa ngapain di sini? Kenapa mukanya memar memar gitu?" tanyanya khawatir.

"Gapapa kok ini biasa namanya juga cowo hehe" jawabku.

"Terus ngapain duduk di pinggir jalan?" tanyanya lagi.

"Cuma istirahat sebentar kok biar ada tenaga lagi buat pulang" jawabku.

"Mau aku bantuin jalan pulang?" tanyanya lagi.

"Duh gausah Yeri nanti ngerepotin, aku pulang sendiri aja nanti kalo udah mendingan" jawabku lagi.

"Kalo gitu aku temenin di sini sampe pulang nanti" katanya.

"Gausah Yeri gapapa kok aku bentar lagi juga pulang" kataku.

Aku tahu meski berkata begitu dia tidak akan menurut dan tetap menungguku di sini. Sudahlah aku biarkan saja dia di sini. Akupun bosan jika menunggu sendirian. Dia memang anak yang baik ya tidak sepertiku. Hahaha......

"Oppa darimana sih kok bisa babak belur gitu?" tanyanya lagi.

"Kepo haha" jawabku bercanda.

"Ih oppa kebiasaan tiap ditanya pasti jawabannya gitu" katanya sedikit kesal.

Tak lama aku merasa tenagaku cukup untuk berjalan pulang. Akhirnya kami berdua pulang. Aku mencoba berjalan lebih cepat meski sepertinya tidak ada perubahan. Bukan karena aku tidak ingin berlama-lama dengan Yeri namun aku ingin segera beristirahat dan tidur.


-To Be Continued-


Waduh berantem deh hehe

Maafkan saya kalo ceritanya berbelit banget soalnya kadang saya suka kehabisan ide jadi semua yg kepikiran langsung aja dimasukin ke cerita:(

Makasih banyak buat yg mau baca cerita saya ini semoga masih setia baca sampe tamat^^

Mohon bantuannya buat share sama vote ya^^

Mohon doanya juga saya lagi uas makanya suka telat update harus belajar:(

Sekian dan terimakasih^^


-jys_fernanda-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Letter for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang