Chapter 8 - Her Answer

55 11 2
                                    


Aku terbangun dari tidurku lalu melihat jam dinding yang ada di kamarku.

"Hah?! Udah jam segini?! Duh Telat" kataku lalu bergegas pergi ke kamar mandi.

Sekitar 20 menit aku merapihkan diri, aku pergi ke ruang makan untuk berpamitan kepada orang tuaku.

"Eomma, Appa, aku berangkat dulu ya" kataku.

"Ga sarapan dulu?" jawab eomma.

"Nanti aja di sekolah, aku udah janjian sama temen" kataku lagi.

"Yaudah kalo gitu hati-hati ya" jawab eomma lagi.

"Siap bos ehehe" kataku lagi sambil meninggalkan ruang makan dan pergi ke depan untuk memakai sepatu.

Selesai memakai sepatu, dan sedikit menyisir di cermin yang berada dekat pintu, akupun berangkat. Kemana? Sekolah? Yap. Betul sekali. Tapi sebelum ke sekolah aku harus menjemput seseorang dulu. Siapa? Jawabannya adalah kekasihku. Siapa kekasihku? Tentu saja Irene.

Yah. Tepatnya kemarin, saat aku berlari dari rumah Irene ke taman. Lalu salah orang yang ku kira Irene ternyata Wendy yang kebetulan lewat. Lalu aku hendak berjalan pulang tapi malah terjatuh karena menabrak pohon. Dan akhirnya, diapun datang.


~Flashback hari sebelumnya~


"Ahahahahahahahaha minho minho masa pohon segede itu kamu tabrak sih hahahahaha" katanya padaku lalu menghampiriku dan membantuku berdiri.

Aku membersihkan celanaku yang kotor karena terjatuh tanpa melihat orang yang menolongku.

"Ya gimana lagi, lagi mikirin sesuatu sih jadinya ga fokus jalan. Untung cuma nabrak pohon bukan ditabrak mobil. Eh btw thanks ya udah ngetawain dan makasih udah bantuin berdiri" kataku padanya sambil masih membersihkan celana dan bajuku yang kotor.

"Ahahahahahaha iya iya maaf maaf aku berenti ketawa deh hahaha" katanya lagi.

Setelah membersihkan pakaianku yang kotor barulah aku melihat orang yang menolongku.

"IRENE!!!"

"Kirain kamu udah pulang" kataku padanya.

"Engga kok dari tadi aku nungguin kamu terus ke toilet dulu sebentar, pas keluar dari toilet aku ketawa deh liat kamu nabrak pohon" jawabnya sambil menahan tawa.

"Ketawain aja terus ketawain sampe puas" kataku sedikit sinis. Tapi kalau dipikir memang lucu.

"Hahaha becanda minho becanda hihi, jadi kamu tau ya yang ngirim surat ke kamu itu aku?" tanyanya.

"Jujur ya awalnya aku gatau bahkan aku ga inget sama janji apapun" jawabku. Ku lihat dia sedikit cemberut. Yah aku tahu aku salah tapi kejadian yang sesungguhnya seperti itu jadi aku tidak bisa berbohong.

"Yang aku pikirin tuh cuma kamu sebenernya tapi bener deh ga inget sama sekali kalo kita ada janji, tadi juga pulangnya aku salah jalan. Bukannya jalan pulang ke rumah eh malah ke rumah kamu. Nah di depan rumah kamu baru deh aku inget" tambahku.

"Hah? Serius? Kamu sampe salah jalan malah ke rumah aku? Boong nih pasti ya kan?" katanya.

"Serius deh tadi aku salah jalan malah ke rumah kamu udah gitu aku lari ke sini dan akhirnya nabrak pohon ehehe" kataku lagi.

"Hahaha kamu ada-ada aja, gini ya sebenernya aku janji bakal ngehubungin kamu ya kan? Tapi aku coba sms kamu ga dibales terus, pas ditelpon juga katanya nomornya salah. Ini beneran nomor kamu apa bukan sih?" tanyanya sambil memperlihatkan kontakku di hpnya.

"Iya bener... AH!! Aku lupa! Ini nomor aku yang dulu di hp yang ilang! Pantesan kamu ga bisa ngehubungin aku" kataku.

"Yeee pantesan dikirim sms ga dibales ditelpon katanya nomornya salah" jawabnya.

"Yaudah kalo gitu aku kasih jawaban sekarang aja ya di sini secara langsung" tambahnya.

Okay minho. Tenang. Apapun jawaban yang dia berikan kamu harus bisa terima.

"Coba kamu ulangi dulu yang kamu bilang waktu ngasih aku kado" tambahnya lagi.

"Heh? Harus banget diulangi?" kataku.

"Iya harus lah. Ayo cepet ulangi berani ga? Hihi" tantangnya.

"Oke oke aku ulangi. Irene yang cantik mau ga kamu jadi pacar aku?" Kataku padanya.

"Iya aku mau" Jawabnya.

Ah sudah kuduga... Eh? Mau?

"HAH?! SERIUS?! KAMU MAU JADI PACAR AKU?!" tanyaku tidak percaya.

"Ih ga usah kaget gitu. Iya Minho aku serius aku mau jadi pacar kamu" jawabnya.

Entah kenapa dan entah apa yang aku pikirkan. Setelah menerima jawaban itu, aku langsung memeluknya. Aku tidak tahu apa yang dirasakan olehnya tapi yang jelas aku sangat senang! Sangat sangat sangat senang!

"Ah aku sayang kamu Irene, makasih buat jawabannya" kataku.

Setelah berkata begitu barulah aku bisa berpikir jernih kembali dan melepas pelukannya dengan sedikit panik. Panik karena telah lancang memeluknya.

"Eh eh maaf maaf aku kesenengan sampe peluk peluk" kataku.

Aku hanya berharap dia tidak menamparku. Atau menendangku. Atau yang lain lagi.

"Mmm gapapa Minho, kali ini aja" katanya dengan tersipu malu. Ah cantiknya.

"Tapi cuma kali ini aja ya nanti nanti ga boleh lagi hihi" tambahnya lagi.

"Ehehe jadi sekarang kita udah pacaran kan? Jadi boleh dong besok aku jemput kamu ke rumah terus berangkat bareng?" kataku.

"Besok? Berangkat bareng? Ga kecepetan? Nanti temen-temen pada ngegosip soal kita yang berangkat bareng" katanya.

"Ya gapapa lah kan mereka bukan ngegosip tapi ngomongin fakta ehehe" jawabku.

"Mmm bebas deh kalo gitu. Tapi jangan kesiangan ya nanti telat" katanya setuju.

"Oke besok aku jemput kamu ke rumah terus berangkat bareng. Sekarang aku anter kamu pulang dulu ya" kataku. Dia mengangguk tanda setuju lalu aku antar dia pulang ke rumahnya.

~Flashback end~

Aku berjalan menuju rumahnya dengan perasaan yang tidak bisa diungkapkan. Hari ini, akhirnya seorang Choi Minho berangkat ke sekolah bersama kekasihnya. Hahaha......

Ah itu dia kekasihku. Pas sekali, aku sampai di rumahnya, dia baru akan membuka gerbang rumahnya.

"IRENE!!!"    


-To Be Continued-


Wahaha akhirnya jadian juga ya mereka XD Chapter ini masih biasa ya masih nyeritain pdkt

Next chapter gimana ya? Kkk~ sabar dan tunggu hari jum'at kalo kepo XD

Tak lupa saya mohon maaf yang sebesar besarnya kalo tulisan saya ini kurang bagus atau bahkan jelek:( Mohon maklumi karna ini ff pertama saya:(

Dan juga makasih buat yang udah mau baca cerita ini ya aku harap kalian suka sama ceritanya^^

Ohiya mohon bantuannya juga buat share cerita yang saya bikin ini ke temen kalian biar yang baca nambah^^

Sekali lagi mohon maaf atas segala kekurangannya dan terimakasih^^


-jys_fernanda-

Letter for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang