Aku berjalan bersama kekasihku menuju sekolah. Aku sangat berharap jarak ke sekolah menjadi lebih jauh agar aku bisa berlama-lama berjalan berdua bersamanya.
"Kirain kamu bakalan telat, biasanya dateng pas hampir bel sih" katanya.
"Yee kan waktu aku sering nyimpen surat di bangku kamu yang dateng pertama kan selalu aku, ya meski habis itu pasti tidur sih ehehe" jawabku.
"Dasar kebo bukannya dipake belajar sebentar malah tidur woo" katanya meledekku.
"Kan bangunnya langsung belajar wee" jawabku lagi.
"Iya deh iya Minho si penulis surat aneh hihi" katanya lagi.
Setelah berbincang cukup lama akhirnya kami sampai di sekolah. Dan benar saja. Ketika memasuki kelas, kami berdua menjadi pusat perhatian. Aku tidak tahu apa yang mereka pikirkan tapi dari yang ku lihat sepertinya mereka bergosip dengan diri mereka sendiri.
"Nanti istirahat ke kantin bareng ya" kataku padanya.
"Mmm malu lah kalo kita berdua terus" jawabnya sambil tersipu.
"Yee ngapain malu kan kita udah jadian" kataku lagi.
"Yaudah tapi nanti jangan deket deket ya jaga jarak biar aku ga ketularan males hihi" jawabnya lagi sambil berjalan ke tempat duduknya.
"Ish emangnya males bisa nular apa" kataku sambil berjalan ke bangkuku.
Baru saja aku duduk, Key datang padaku. Tahu kan apa yang dia tanyakan?
"Eh ho kok kamu bisa bareng sama Irene datengnya? Tumben amat. Emang rumah kalian searah ya? Atau jangan-jangan kamu udah janjian ya berangkat sama dia? Cerita dong ho ada apa sebenernya antara kamu sama Irene" Kata key.
Hah sudah ku duga dia pasti akan bertanya banyak tentang hal ini. Sejujurnya aku malas menjawabnya karena ini menyangkut kehidupan pribadi. Mendadak aku merasa seperti idol yang sedang diwawancarai dan selalu diikuti oleh paparazi.
"Gila emang. Nanya tuh satu satu dong jangan langsung banyak begitu. Gini deh ya aku gatau kamu tadi nanya apa aja karna pertanyaannya kebanyakan jadi aku jawabnya simple aja" kataku padanya.
"Aku sama Irene sekarang pacaran karna kita udah jadian kemarin. Cukup?" tambahku.
Key hanya bengong kebingungan mendengar jawabanku. Apa seaneh itu jika aku memiliki kekasih?
"Woy woy gausah bengong gitu kali biasa aja. Emangnya aneh apa aku punya pacar? Aku juga normal kali ah jadi biasa aja" Kataku lagi padanya.
Selang beberapa menit akhirnya bel berbunyi.
TengTongTengTong~
Pelajaran dimulai dan sekarang aku fokus karena aku tidak mau disebut pemalas lagi oleh Irene. Kali ini aku sangat aktif. Ketika Saem bertanya, aku yang menjawab. Meski tidak semua pertanyaan aku yang menjawab, tapi setidaknya banyak pertanyaan yang dijawab olehku. Bagaimana Irene? Meski terlihat pemalas tapi sebenarnya aku ini pintar loh. Hahaha......
TengTongTengTong~
Tak terasa pelajaran telah berakhir. Setelah membereskan meja, aku langsung menghampiri Irene. Sesuai janji, kita akan ke kantin bersama-sama.
"Yuk ke kantin, aku laper tadi ga sarapan sih" kataku padanya.
"Dih salah sendiri, suruh siapa telat bangun wee hihi" jawabnya sambil berdiri.
Kamipun berjalan berdua menuju kantin, dan di perjalanan yang singkat ini kami kembali menjadi pusat perhatian. Hey ayolah. Apakah sangat sangat tidak wajar jika aku berjalan bersama seorang wanita? Hah sudahlah lebih baik aku tidak menghiraukan mereka dan fokus pada Irene.
Sesampai di kantin, kami memesan makanan dan duduk di meja kosong bersebelahan dengan meja yang biasa SHINee gunakan.
"Sebentar lagi temen-temen aku dateng duduk di meja sebelah. Mau aku kenalin ga?" kataku padanya.
"Mmm malu ah. Lagian nanti juga temen-temen kamu pada nanya kan" jawabnya.
"Iya sih bener. Tapi tetep kamu harus kenalan sama mereka" kataku lagi.
Lalu datanglah teman-temanku satu persatu. Onew hyung, Jonghyun hyung, Key, dan Taemin. Aku melambaikan tangan ke arah mereka mengisyaratkan bahwa aku duduk di sini. Mereka melihat ke arahku dan berisyarat 'OK'. Tapi ada sesuatu yang aneh. Ada apa dengan Taemin? Kenapa dia terlihat sinis ketika melihat ke arahku. Sudahlah mungkin dia melihat ke arah lain bukan ke arahku.
Selesai memesan, sesuai perkiraanku, mereka duduk di meja sebelah kami. Mereka duduk dengan posisi seperti biasa dan tempat biasa yang aku duduki dikosongkan.
"Yo ho, siapa tuh? Tumben banget ke kantin bareng cewek. Hahaha" kata onew hyung bercanda.
"Ah hyung jangan ngomong gitu lah, gini gini aku juga normal masih suka sama cewek" jawabku padanya.
"Kenalin ini Irene temen sekelas aku sama key, ehm pacarku" tambahku.
"Annyeonghaseyo Irene-imnida" kata Irene memperkenalkan diri pada mereka.
"Nah Irene yang tadi ngeledek itu namanya Onew... eh Jinki hyung tapi biasa kita panggil Onew hyung" kataku memperkenalkan Onew hyung pada Irene.
"Hai Irene aku Jinki tapi di sini aku di panggil onew karna sesuatu. Panjang kalo diceritain sejarahnya, kalo soal panggilan bebas mau panggil yang mana. Salam kenal ya" jawab Onew hyung memperkenalkan diri dengan lembut.
"Sebelahnya itu Jonghyun hyung, dia temen sekelas Onew hyung" kataku lagi.
"Halo aku Jonghyun. Salam kenal" kata Jonghyun hyung.
"Itu Kibum tapi kita manggil dia Key, temen sekelas kita yang biasa jadi biang gosip hahaha" kataku bercanda.
"Yaaaak apa maksud kamu biang gosip. Aku cuma up to date sama berita jadinya begini" jawabnya sedikit kesal namun dia pasti tahu jika aku hanya bercanda.
"Dan itu Taemin. Dia temen aku dari kecil" kataku lagi.
"Oh jadi penyebabnya cewek ini ya" jawab Taemin dengan sinis.
-To Be Continued-
Nah loh nah loh si taemin kenapa tuh XD
Hayo ada yg bisa nebak ga taemin kenapa? kkk~
Tunggu hari senin aja deh ya XD
Hari ini saya ga akan banyak ngomong selain yg biasa yaitu mohon maaf kalo tulisan saya jelek karna ini ff pertama yg saya bikin:(
Dan tak lupa saya ucapin terimakasih yang sebesar besarnya buat yg udah baca ff yg saya bikin ini^^
Dan mohon bantuannya buat vote dan share ke temen2 kalian biar ff saya ini bisa dibaca sama lebih banyak orang^^
Cukup sekian dan sekali lagi terima kasih^^
-jys_fernanda-
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter for You
FanfictionDi dunia ini memang tidak ada hal yang tidak bisa terjadi. Bahkan si cuek yang tidak peduli apapun juga bisa jatuh cinta pada seorang murid baru yang juga tidak kalah cuek. Dengan cara yang tidak biasa, pendekatanpun di mulai. "Hari itu, adalah hari...