Chap 4

4.2K 662 167
                                    

PS: Maafkan bos ya lama up nya. Sekedar info, khusus ff ini bos memberikan pengecualian untuk up chapternya. Bos mesti semedi buat dapetin feel lanjutin ini cerita jadi gak bisa buru2 up nya. takutnya nanti malah mengecewakan hasilnya klo terburu-buru, jangan ngantuk atau bosen ya bacanya karna ini akan agak panjangan dikit (menurut bos) hehhee

Happy reading ...


"Tidak ada seorang pun yang siap dengan perpisahaan, perpisahaan selalu saja menyisakan rongga kecil yang hilang di dalam hati"

.

.

***

Jaejoong terduduk sendiri dihalte bus, tangisannya masih terus berurai dan belum mampu ia hentikan sejak dirinya memutuskan untuk keluar dari rumah itu dan juga dari kehidupan Yunho. Ada rasa berat yang tidak bisa ia lepaskan begitu saja, termasuk perasaan cintanya yang sudah tertanam sejak lama.

Jalanan dijam segini memang tidak terlalu ramai sama seperti hatinya yang terasa sepi dan hampa yang tersisa hanya sebuah tangisan dan perasaan yang berkecamuk, dinginnya udara sepagi itu pun sama seperti dinginnya hati seorang Yunho yang takkan bisa dihangatkan olehnya yang selalu menghantui hari-hari kelamnya selama dirumah itu. Jejak-jejak air mata yang mengering dibiarkannya begitu saja, Jaejoong menunduk menutupi wajahnya dengan telapak tangan, bingung harus kemana ia pergi jika kenalan pun tidak ada apalagi sebuah arah tujuan saat.

Menengadahkan wajahnya ke udara yang masih beruraian air mata, mencari tahu dimana letak kebahagiaannya didunia ini. Dimana kebahagiaannya bersama kedua orang tuanya harus pupus sedini mungkin karna sudah lebih dulu meninggalkannya seorang diri didunia ini saat umurnya masih kecil, dan beranjak dewasa harus dibesarkan dilingkungan bibinya yang selalu memperlakukannya dengan keji.

Tuhan, apakah hanya diriku saja yang tidak berhak merasakan kebahagiaan?
Apakah hanya aku yang memang dilahirkan penuh dengan kesialan seperti yang bibiku katakan?
Apakah hanya aku yang pantas menjadi seseorang yang harus menitikkan air mata sepanjang hidupku?

Ditengah-tengah keterpurukan hidupnya, beruntung ia bertemu kedua orang tua Yunho yang mau mengeluarkannya dari kejamnya dunia neraka dirumah bibinya dan membawanya masuk kedalam surganya keluarganya, memperlakukanya dengan baik layaknya anaknya sendiri. Bukankah ini buah hasil dari penantiannya selama ini, bisa merasakan kasih sayang orang tua walaupun bukan orang tua kandungnya sendiri?

Tapi dibalik itu semua ternyata ada maksud tertentu mengapa orang yang tidak dikenalnya itu mau mengurusi dan memperlakukannya dengan baik, memperlakukannya seperti anaknya sendiri dan juga memberi kasih sayang penuh padanya. Yap, hutang budi dan rasa bersalah orang tua Yunho padanya sehingga ia harus merasakan kerasnya dunia sejak belia.

Tanpa sengaja ia harus mendengarkan perbincangan kedua orang tua Yunho saat dirinya berada dirumah dan memilih tidak pergi ke bimbingan belajar, pembicaraan mengenai niat mereka saat itu ingin mengatakan kebenaran sesungguhnya, kebenaran yang selama ini sudah mereka tutupi sejak lama. Kebenaran yang membuat mereka merasa sangat bersalah padanya.

Memang awalnya berat menerima apa yang orang tua Yunho katakan, tapi yang sudah terjadi biarlah terjadi. Terlalu berat hidup ini hanya untuk memendam dendam dan kebencian. Bukankah hidup itu terus berjalan? Bukankah ia harus mengisi hidupnya dengan moment bahagia?

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang