Chap 14

2K 282 40
                                    

"Setelah harapan kau anggap berat untuk menanti. Mungkin kau belum sempat mengerti, bagaimana beratnya merelakan yang sangat berarti"
.
.
***

Yunho mengeluh tatkala samar-samar sinar matahari memenuhi ruangannya. Melihat tangannya tidak sedang menggenggam tangan Jaejoong, buru-buru ia menoleh ke sampingnya dan tidak menemukan keberadaan  Jaejoong dan Jiyool dikamarnya.

Mungkinkah Jaejoong pergi meninggalkannya?

Panik. Ia pun segera bangun dari tidurnya dan berteriak sambil mencari dimana Jaejoong berada. Berharap yang ia takutkan tidak terjadi.

"Boo kau dimana? Boo ..."

Tak ada sahutan, membuat Yunho cemas dan takut Jaejoong pergi meninggalkannya lagi. Ia pergi menuju kamar mandi, namun tidak menemukan keberadaan Jaejoong. Ia pun berjalan menuju balkon tempat yang ia tahu menjadi favorite Jaejoong dirumahnya. Namun lagi-lagi pria cantik itu dan Jiyool tidak ditemukannya.

Takut. Ia takut kehilangan pria cantik itu untuk kedua kalinya. Ia pun segera berlari keluar kamarnya dan meneriaki kembali nama Jaejoong, berharap apa yang ia takutkan tidak terjadi.

"Boo kau dimana? Boo."

Lagi-lagi tidak ada sahutan, membuat rasa frustasi dan kekecewaan Yunho ia rasakan. Ia pun menelusuri dapur serta ruang tamu, tapi lagi-lagi hanya sunyi yang menjawab dimana keberadaan Jaejoong.

Yunho mengusap wajahnya kasar, baru semalam ia menikmati tidurnya yang paling indah sepanjang masa bersama Jaejoong namun pria cantik itu lebih memilih pergi meninggalkannya.

Seunghyun. Ya, ia yakin Seunghyun pasti menjemputnya paksa pagi-pagi sekali ketika ia tertidur pulas. Ia menyesal karna tidak menyadari hal ini. Ia pun berjalan cepat menuju kamarnya, namun sesaat langkah kakinya terhenti melihat Jaejoong yang sedang menjemur Jiyool dibawah sinar matahari pagi ditaman belakang rumahnya.

Bernafas lega, Yunho pun buru-buru menghampiri Jaejoong dan memeluknya dari belakang, membuat Jaejoong tersentak terkejut mendapati dirinya yang seperti ini.

"W—wae? A—aku sedang menggendong Jiyool Yun, bisakah kau melepaskanku?"

"Kenapa? Kenapa kau tidak membangunkanku? Kau tahu aku takut sekali kau pergi lagi seperti dulu boo hari ini," ujar Yunho sambil melepaskan pelukannya.

"Mian. Aku hanya tidak ingin mengganggu waktu istirahatmu kau lupa semalam kau tidur jam berapa? Lagi pula aku juga lupa kalau kau tidak tahu kebiasaanku setiap pagi bersama Jiyool," jawab Yunho tanpa menoleh pada Yunho.

Jleb

Yunho merasa tertohok dengan kalimat akhir Jaejoong, seolah menegaskan bahwa Seunghyun hapal dan mengetahui segala sesuatu mengenai pria cantiknya itu. Cemburu. Ia sangat cemburu. Dari pada diungkapkan ia memilih menyimpan dalam hatinya perasaan ini. Ia bahkan merasa bisa lebih baik dari rivalnya itu jika ia pun sama mengetahuinya.

"Ah~mian boo. Lain kali aku akan membiasakan diri dengan kebiasaanmu dan Jiyool. Bisakah kau berjanji untuk tidak pergi meninggalkanku boo?"

Jaejoong menelan salivanya dalam, tidak mungkin baginya mengatakan Ya jika ia sudah berjanji pada Seunghyun sebelumnya.

"Lebih baik kau mandi lalu sarapan Yun sebelum kau berangkat kesiangan," jawab Jaejoong mencoba mengalihkan pertanyaan Yunho.

Menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal, Yunho merasa mungkin permintaannya pada Jaejoong terlalu terburu-buru apalagi Jaejoong baru tahu bahwa ia masihlah berstatus suaminya. Tak ingin berdebat nantinya, ia pikir menyenangkan Jaejoong adalah prioritasnya saat ini.

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang