"Jika akhirnya aku hanya akan kehilanganmu setidaknya aku merasa bangga pernah bersamamu yang bisa sabar dan mengerti akan kekuranganku."
.
.
***
Jaejoong mengusap air mata yang sudah terlanjur jatuh diwajahnya, ia bisa bayangkan betapa hancurnya perasaan Seunghyun atas kata-katanya tadi. Ia pun berjongkok sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya, mencoba menutupi keadaan wajahnya saat ini yang mungkin saja menjadikannya pusat perhatian orang-orang disekitarnya.
Semakin ia tahan, air mata ini terus menerus menerobos keluar tak bisa ia hentikan. Perasaan bersalah, kecewa, sedih bercampur menjadi satu.
"Maafkan aku Seunghyun-ah, maafkan aku. Maaf akan keegoisanku. Maaf karna kau harus terluka karnaku. Maaf .. Maaf dan Maaf. Kenapa kau sebaik ini padaku. Huuu~"
Jaejoong hanya bisa menangis tergugu sambil terus menyalahkan dirinya sendiri, ia masih ingat bagaimana raut wajah Seunghyun tadi padanya. Bagaimana bisa ia sejahat ini pada Seunghyun. Andai saja pria itu adalah orang yang berbuat jahat padanya, mungkin saja ia tidak akan merasa terbebani ketika ia menolaknya. Tapi ini tidak, Seunghyun adalah orang baik yang seolah Tuhan kirimkan padanya sebagai malaikat ketika ia dalam kesulitan dulu.
Bukan karna ia ingin memanfaatkan pria baik itu padanya. Tapi perasaan ini tak bisa ia bohongi jika hatinya masih memilih Yunho untuk bersama dengannya. Ia ingat betul bagaimana Yunho dulu bersikap pada dirinya dibandingan Seunghyun yang justru memberikan segalanya padanya.
Ia sadar, ia adalah seorang yang bodoh dalam hal ini. Tapi dia jugalah yang tidak berterus terang sejak awal pada Yunho dan mencoba menutupi awal masalah ini dari Yunho, hingga ia membiarkan selama ini Yunho membencinya hingga ia menikah. Walaupun ia dan Seunghyun menyayangi dengan cara yang menyakitkan, saling menginginkan namun harus merelakan. Ketidakpastian ini harus segera dipastikan. Tapi ia tak bisa membohongi perasaannya setelah Yunho mengetahui kebenaran ini.
Karena cinta pasti akan kembali kerumahnya. Karena cinta akan tetap kembali walaupun seribu hari kau lewatkan dengan dia, dia, dan dengan dia yang lainnya. Karena cinta akan tetap kembali ke tempatnya. Karena cinta tahu, kemana dia harus pulang.
Lalu bagaimana caranya ia membalas perbuatan baik Seunghyun selama ini padanya?
Jaejoong tidak tahu dan tidak menemukan cara bagaimana ia harus membalas semua kebaikan yang Seunghyun berikan padanya selama ini. Hanya terima kasih dan maaf yang bisa ia katakan untuk saat ini. Otaknya tidak bisa berpikir untuk menemukan jawabannya.
***
Yunho POV ...
Setelah ia melihat Jaejoong keluar dan menaiki taksi untuk menemui Seunghyun, aku pun segera menyalakan mesin mobil dan mengikutinya dari belakang. Rasa ingin tahu dan tidak ingin kehilangan Jaejoong lebih besar hingga membuatku segera menelepon sekertaris untuk menunda meeting penting yang harus aku lakukan hari ini.
Tidak membutuhkan waktu lama, karna taksi yang dinaiki Jaejoong berhenti di salah satu coffee shop. Aku pun mengamatinya dari dalam mobil hingga tubuh ramping kecil itu masuk dan tak terlihat jelas dari tempatku berhenti saat ini.
Penasaran, itu sudah sangat jelas aku rasakan mengingat aku memiliki sifat yang tidak sabaran. Tapi aku tidak bisa keluar dan bergabung dengan mereka saat ini, karna saat ini aku sedang berusaha menahan diri dan mempercayai apa yang Jaejoong katakan padaku tadi.
Mataku tiba-tiba membeku ketika aku melihat Seunghyun dengan beraninya memeluk Jaejoongku, ya milikku. Betapa kesal aku melihatnya hingga aku mengencangkan genggaman tanganku pada setir mobil. Aku ingin segera berlari menghampiri mereka, melepaskan Jaejoong dari pria itu dan melayangkan tinjuku pada Seunghyun. Tapi lagi-lagi, aku hanya bisa mencoba menahan sakit akan pemandangan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
FanficYunJae / Yaoi / Boy x Boy / Angst / Hurt / Mpreg/ Romance Bukankah akan sia-sia mencintai seseorang yang tak pernah menyadari, dan itu akan membuat hati kita begitu perih, seperti tersayat pisau karatan lalu menghujam perlahan di ulu hati yang terd...