"Hanya mereka yang kuat yang mampu mengucapkan kata maaf, namun bagi mereka yang mampu memaafkan adalah orang yang lebih kuat"
.
.
***
Jaejoong terdiam dan hanya mengadukkan asal makanan yang ada didalam piringnya sejak tadi, pasalnya ia memikirkan bagaimana caranya ia meminta maaf pada Seunghyun karna tidak bisa menepati janji yang ia katakan dulu untuk mencoba mencintainya.
Bukan ia tidak pernah mencoba, hanya saja hati ini tidak ingin berpindah lain hati dari Yunho sejak awal. Cintanya terlalu besar pada pria yang pernah menyakitinya dulu, walau ia mencoba menguburnya namun hati tak bisa berbohong pada siapa ia akan melabuhkan hatinya.
Mungkin orang lain akan berkata pada dirinya yang bodoh sudah memaafkan kesalahan besar yang Yunho telah lakukan padanya, tapi biarlah orang laon berkata apa karna hidup yang sedang dijalaninya saat ini adalah miliknya dan bukan milik mulut orang lain yang mengomentari hidupnya.
Setiap rumah tangga memiliki permasalahan dan jalan keluar yang berbeda begitupun dengannya dan Yunho. Mungkin ada orang yang diposisinya akan memilih berpisah dibanding dengan kembali bersama, namun tidak dengannya. Ia memilih untuk menata lagi semuanya dari awal dan baginya tak ada kata terlambat untuk berubah.
Dari awal ia bersama Seunghyun, tak ada maksud sama sekali untuk memanfaatkna pria yang mencintainya itu. Sejak awal ia sudah berusaha membuat pembatas diantaranya karna memang tak pernah terlintas sedikitpun dibenaknya bahwa ia mencintai Seunghyun. Ia sudah menganggap Seunghyun seperti keluarganya sendiri—tidak lebih.
Seharusnya ia dari awal tidak menerima uluran tangan Seunghyun yang mau membantunya agar tak memberi harapan kosong pada pria baik itu. Seharusnya dari awal tidak terjadi pertemuannya dengan Seunghyun dan seharusnya sejak awal ia tidak menjanjikan bahwa ia akan berusaha mencintai pria itu.
Nasi sudah terlanjur menjadi bubur, yang tertinggal hanyalah penyesalannya saja saat ini. Sekarang yang harus ia pertanggungjawabkan adalah bahwa ia tidak boleh menyakiti Seunghyun lebih dari ini. Karna itulah ia memutuskan, cepat atau lambat ia harus mengatakan yang sesungguhnya pada Seunghyun mengenai hubungannya.
"Boo .. apa yang sedang kau pikirkan? Kenapa kau tidak menghabiskan makananmu?" tanya Yunho sedikit aneh melihat Jaejoong yang sejak tadi melamum dan tak menyentuh makanannya sama sekali.
"A—aniya Yun, tidak ada. Oh ya hari ini aku mau ke rumah Seunghyun Yun, bolehkah?"
"Untuk apa kau menemuinya boo? Jika kau bertemu karna kau ingin kembali padanya maka aku tidak mengijinkanmu pergi," ucap Yunho tegas, ia takut Jaejoong berubah pikiran untuk meninggalkannya lagi.
"Aniya, aku bertemu karna aku harus mengatakan mengenai hubungan kita padanya. Aku tidak ingin menyakitinya Yun, jadi ijinkan aku untuk bertemu dengannya."
"Tapi aku akan ikut denganmu."
Menggelengkan kepala, Jaejoong tidak ingin masalahnya semakin rumit dengan Yunho ikut bersama dengannya nanti.
"Jangan Yun kumohon. Biarkan aku pergi menemuinya sendiri."
Yunho mengeraskan cengkraman sendok yang ada ditangannya, sejujurnya ia tidak bisa membiarkan Jaejoong pergi sendirian menemui pria lain tanpanya. Tapi ia takut jika ia terlalu keras pada Jaejoong, justru membuat Jaejoong tidak nyaman bersamanya dna ia tidak mau Jaejoong meninggalkannya lagi seperti dulu. Sehingga yang bisa ia lakukan hanya percaya dan membiarkan Jaejoong pergi tanpa dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
FanfictionYunJae / Yaoi / Boy x Boy / Angst / Hurt / Mpreg/ Romance Bukankah akan sia-sia mencintai seseorang yang tak pernah menyadari, dan itu akan membuat hati kita begitu perih, seperti tersayat pisau karatan lalu menghujam perlahan di ulu hati yang terd...