Teruntuk masa lalu, berhentilah menepuk punggungku. Aku tidak ingin melihat ke belakang ..
***
Seunghyun mengernyitkan dahinya bingung tidak mendapati Jaejoong menerima panggilannya, padahal pria cantik itu bilang bahwa akan menunggunya dibawah tapi kini batang hidungnya saja tidak dilihatnya.
Namun langkahnya terhenti tatkala melihat Yunho sedang menerima panggilan telepon dari seseorang dan menyebut-nyebut nama Jaejoong dalam pembicaraannya, sontak ia terkejut dan juga penasaran apa yang membuat Yunho membawa nama Jaejoong dalam pembicaraannya.
Menghampiri Yunho dengan kesal, Seunghyun menarik kerah baju Yunho dengan menatap sengit.
"Ada apa kau menyebut nama Jaejoong dalam pembicaraanmu tadi?"
Mengerjap terkejut, Yunho dengan kesal menghempaskan tangan Seunghyun lalu mematikan panggilannya, Yunho pun menaikkan sebelah alisnya dan menatap Seunghyun dengan kesal.
"Bukan urusanmu aku menyebut nama istriku sendiri, lagi pula kau bukan siapa-siapanya istriku jadi kau tidak berhak melarangku menyebut namanya." tukas Yunho tak kalah sengit dan berlalu pergi meninggalkan Seunghyun yang berdiri memandanginya penasaran.
***
Seunghyun segera mengendarai mobilnya dengan cepat saat Jaejoong membalas pesan yang ia kirimkan—bahwa lelaki cantik itu sudah berada dirumah. Setidaknya ia bisa bernafas lega dan senang bahwa Jaejoong masih mengabarinya.
Ia pun segera berlari cepat keluar dari mobilnya dan memanggil Jaejoong dengan suara kencang, membuat sang pemilik nama yang dipanggil hanya diam seribu bahasa tanpa menjawabnya. Seunghyun yang melihat Jaejoong diam mengabaikannya pun terus berjalan dan duduk disamping Jaejoong secara perlahan.
"Jae kenapa kau tidak menungguku, kita kan bisa pulang bersama. Kau tahu, kau sudah membuatku khawatir".
Jaejoong mengerjap terkejut, ia tidak sadar sejak kapan Seunghyun sudah tiba dan duduk disampingnya. Well, ia baru sadar sedari tadi ia hanya melamun memikirkan Yunho yang sekian lama ditemuinya.
"Mianhe Seunghyun-ah, aku lupa. Lagi pula aku buru-buru pulang karna tidak enak badan," jawab Jaejoong berbohong sedikit terbata-bata.
"Apa kau pulang duluan karna Yunho?" tanya Seunghyun hati-hati dan penasaran, mengingat hari ini adalah pertemuan pertama keduanya setelah bertahun-tahun lamanya.
"Ah—umh—itu—benar," melihat tatapan mata intens Seunghyun padanya membuat Jaejoong tak bisa menutupi fakta yang sebenarnya ia rasakan. "Sejujurnya aku terkejut hari ini. Aku tidak tahu alasan apa yang membuatmu membawaku bertemu dengannya tadi, tapi aku merasa kecewa padamu karna tidak memberitahuku sebelumnya," jawab Jaejoong lirih.
"Ah, jadi benar karna Yunho. Apa kau masih mencintainya Jae? Lalu bagaimana dengan perasaanku padamu selama ini?"
Jaejoong menggigit bibir bawahnya sambil menatap Seunghyun. Ia bingung harus menjawab apa pertanyaan yang terlalu memojokkannya. Ia tahu selama ini, ia dan anaknya sudah banyak dibantu oleh Seunghyun, bahkan Seunghyun mau menolongnya dengan mencantumkan namanya sebagai ayah dari anaknya—Jiyool. Tapi disisi lain, hati kecilnya berkata lain bahwa ia masih menyimpan rasa pada mantan suaminya itu.
"Aku—aku—"
"Aku mengatakan pada Yunho tadi bahwa aku akan menikahimu Jae. Bisakah yang kukatakan itu menjadi kenyataan?" sambar Seunghyun cepat. Ia sadar dan tahu bahwa Jaejoong masih mencintai Yunho setelah melihat kejadian tadi. Tapi perasaannya tidak ingin kalah pada cinta lama Jaejoong dan berharap dengan bersamanya selama ini membuat Jaejoong berpaling padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
FanfictionYunJae / Yaoi / Boy x Boy / Angst / Hurt / Mpreg/ Romance Bukankah akan sia-sia mencintai seseorang yang tak pernah menyadari, dan itu akan membuat hati kita begitu perih, seperti tersayat pisau karatan lalu menghujam perlahan di ulu hati yang terd...