26

239 45 1
                                        

(a/n)
maaf updatenya lama. idenya ga lancar ehe

  🌌

Hana
Sabtu nanti pengen ngomong bisa?

🌌

Sekarang aku sedang menunggu di teras rumah Hana.

Ya. Hari ini Hana ingin bicara. Bukannya aku terlalu percaya diri atau gimana, tapi menurutku hari ini Hana mau memberikan jawabannya.

"Udah lama?" jelas sekali, itu suara Hana.

"Barusan, kok. Yuk," kataku sambil berjalan menuju motor.

Hana mengikutiku di belakang.

"Nih," kataku sambil menyodorkan helm.

Hana langsung memakainya. Setelah siap, kami langsung berangkat menuju cafe.

🌌

"Mau pesen apa?" tanyaku.

"Caramel machiato aja," jawab Hana.

Aku mengangkat tangan dan seorang waiter langsung mendatangi kami. Setelah memesan, kami mengobrol seperti biasa. Tidak ada kecanggungan. Lebih tepatnya tidak terlihat. Mungkin.

Jujur, setelah pernyataan bulan lalu, mau mengajak Hana bicara juga jadi lebih sulit. Selain karena Hana meminta jarak, aku juga jadi lebih... ehh bagaimana ya? Ya... canggung.

Banyak yang kami bicarakan. Contohnya? Hal-hal random seperti biasa.

Sesekali kami minum minuman yang tadi dipesan.

Tak terasa sudah jam 5 sore. Padahal kami datang ke sini jam 2 siang tadi.

Rasanya seperti bertemu teman lama. Seperti baru bertemu setelah bertahun-tahun. Padahal baru satu bulan menjauh. Hiperbola memang, tapi kami memang tidak pernah sejauh ini. Paling lama, diem-dieman hanya 3 hari. Sekali lagi, paling lama.

"Nong, pulang, yuk," ajak Hana.

Lah? Kok?

Sudah mau pulang?

Ngobrolnya sudah?

Oh. Berarti aku yang terlalu pecaya diri.

Hahaha.

"Oh. Ayo."

Aku masih kuat.

Iya kuat.

Masih kuat digantung terus.

🌌

Depan rumah Hana

"Nih, Nong. Makasih, ya," kata Hana sambil menyodorkan helm.

"Chill," jawabku yang masih belum melepas helm.

"Ya udah, gue duluan, ya," lanjutku sambil menaikkan standard motor.

Padahal rumah sebelahan, sok-sokan bilang duluan.

"E-eh! Bentar," kata Hana.

"Kenapa?"

"Itu. Ehh... Gue mau."

"Mau apa?"

"Ihh.. Yang waktu itu loo."

"Apanya?"

"Yang di starbucks," katanya.

Sebentar.

Yang di starbucks?

"Na, lu beneran mau jadi pacar gue?" tanyaku memastikan.

Hana mengangguk kecil.

Aku langsung melepas helm dan turun dari motor.

"Beneran?"

Dia mengangguk lebih keras.

"Hana, makasih, ya," kataku sambil mengacak rambutnya pelan.

"Hana, makasih, ya," kataku sambil mengacak rambutnya pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggap aja linong senyum kyk gitu ok?-author

Hana mengangguk lagi.

Tapi sekarang, dia menatapku. Senyuman yang sangat ingin kulihat, senyuman yang membuatku ingin tersenyum, muncul kembali.

"Na, peluk boleh?"

"HA?" teriak Hana.
"Eehh.. B-boleh," katanya lagi sambil menutupi wajahnya.

"Hahahaha. Hana kalo malu-malu lucu," kataku sambil memeluknya.

"Udah ah peluknya," kata Hana. Padahal belum sampai 3 detik(?).

"Lah kenapa?"

"Kayak teletubies. Hehe."

Duh, lucunya kamu, mantan 'cuma sahabat' ku. Hahaha.

  🌌



























End

(a/n)

bukan prank. ini beneran abis. :(
maaf tidak ngefeel :((

tapi bakal ada epilog (dan mungkin after story). so stay tune ya, gais..
eaa


btw, mungkin ini telat, tapi

LINONG NGERAP MACK DADDY SANGAT SWAG~ NINE PERCENT DEBUT~

YEAYY!! huhuhu Kusangat senangg~


☝️my reaction when i knew linong (and yanjun) will debut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☝️my reaction when i knew linong (and yanjun) will debut. Hahah.
Just kidding. I was (only) screaming at that time (yap, on saturday, 6 am).

Listener +Chen LinongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang