Special Part

3K 175 20
                                    

"Eunni, kapan aku bisa pulang, hum?" tanya kim bum yang saat ini memeluk so eun diatas pangkuannya.

Tentu saja, so eun hanya menenggelamkan kepalanya diceruk leher suaminya ini, menyembunyikan wajahnya yang merah merona serta degupan jantungnya.

"Sebentar lagi bum, saat cairan infusmu sadah habis" jawab so eun mengangkat kepalanya, melirik infus kim bum yang tinggal sedikit dan kembali menenggelamkan wajahnya.

"bum, apa yang membuatmu sampai kecelakaan, eoh?" tanya so eun di ceruk leher kim bum

Kim bun tersenyum, semakin mengeratkan pelukannya dan mengelus lembut surai rambut istrinya "karena aku  mencintaimu eunni, aku tidak bisa mengalihkan pikiranku darimu, berapa banyakpun ku minum tetap saja tak bisa"

So eun mengangkat kepalanya menatap kim bum sendu. Tangannya terulur menggapai wajah kim bum, mengelus luka-luka didahi dan dibibirnya. Air matanya kembali mengalir.

"Mianhae, bum. Mianhae. Seharusnya aku mendeng..."

'Cups'

"Kau tidak salah eunni" ujar kim bum setelah memotong ucapan so eun dengan kecupan di bibir. Tanganya menghapus air mata so eun. "Kau seperti itu malah membuatku senang. Bukankah artinya kau juga masih sangat mencintaiku?"

So eun tersenyum, begitu pula kim bum. Saling menatap penuh cinta.

"Saranghae bum, jeongmal saranghae"

____________________________________

"Ahhh, akhirnya kita sampai" ujar kim bum menatap rumah minimals itu.

So eun tersenyum dan segera keluar dari bagian mengemudi. Ia membuka pintu sebelahnya membantu kim bum keluar dari mobil dan berjalan sedikit tertatih karena luka dikaki kim bum.

So eun sejujur malu, bagaimana bisa tadi ia duduk diatas pangkuan kim bum hampir dua jam lamanya tanpa menyadari kaki suami yang ternyata terluka.

Kim bum memang bisa saja berdiri tapi untuk berjalan sedikit sulit untuknya.

'ceklek'

so eun membuka pintu rumah itu yang disambut dengan lima orang di rumah itu.

"eomma" teriakan itu terdengar dengan begitu keras saat so bum dan sang eun melihat kedua orang tuanya memasuki rumah mereka.

kedua anak itu lantas memeluk so eun dan kim bum.

"appa gendong"

"andwae sang eun ah, appa sedang sakit tidak mungkin ia mengendongmu,hem" ucap so eun mendengar permintaan sang eun pada kim bum.

"sso"

"andwae bum, kau masih sakit" larang so eun keras.

kim bum hanya dapat menggelengkan kepalanya. kedua anaknya hanya menundukkan kepala mereka, sedangkan tiga orang lainnya hanya menatap so eun tak percaya. untuk pertama kalinya mereka mendengar so eun berbicara dengan nada posessive terhadap kim bum.

"Sso kau menakuti mereka" ujar kim bum saat matanya menatap anak mereka yang sedang menunduk.

So eun langsung mengalihkan tatapannya kepada anak-anaknya. Senyum kecil terlampir di wajahnya. Ia segera menyamakan tingginya dengan mereka. "Chagi eomma tidak memarahi kalian, eomma hanya khawatir, kalian tahukan appa baru pulang dari rumah sakit"

Keduanya tampak mengangguk "nde, eomma maafkan kami" ujar so bum lirih.

So eun mengelus rambut keduanya "kalau begitu, biarkan appa istirahat" so eun segera kembali merengkuk kim bum untuk berjalan kearah kamar mereka.

SORRY, SARANGHAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang