Langkah Hoseok tertahan ketika tangan Jimin menghentikannya. Menampilkan senyuman singkat pada wajahnya serta ucapan selamat datang lalu berlalu begitu saja, menaiki anak tangga dengan cepat, meninggalkan Hoseok yang kini menatap penuh tanya pada Taemin
"Nanti kuceritakan" Yang dijawab Hoseok dengan anggukan sambil mempersilahkan Taemin masuk dan bertemu teman-temannya yang lain
Taemin sadar, kondisi yang sekarang ini sudah semakin memburuk. Mengingat betapa sakitnya rasa yang Jimin alami membuatnya mantap, Taemin tau saat seperti ini akan datang hanya saja Taemin tidak menyangka akan seperti ini kejadiannya
"Mana Jimin?" Taehyung buka suara ketika Taemin dan Hoseok kini berada di antara mereka. Kini, di ruangan itu ada Taemin, Taehyung, Jungkook, Namjoon dan juga Seokjin serta Hoseok
"Dia diatas, Wajahnya nampak berbeda kali ini. Apa yang terjadi Taemin?"
"Kau tidak akan percaya apa yang terjadi hari ini" Wajah Taehyung yang awalnya santai saja berubah serius. Dia tau kearah mana Taemin akan berbicara,
"Ceritakan" Namjoon buka suara, menatap Taemin lekat. Sedangkan yang lain juga ikut menatap Taemin yang sedari tak hentinya mengetukkan kakinya pada lantai, menandakan Taemin yang sedang cemas dan semua orang yang berada disana tau kebiasaan Taemin yang satu itu.
Ini bukan masalah biasa.
;
Jimin memandangi langit kamar putih yang sudah ditempatinya satu jam yang lalu sejak kedatangannya ke Basecamp bersama Taemin. Rasa pening pada kepalanya masih sama walaupun rasanya tak sesakit yang tadi, beberapa ingatan kembali menganggu pikirannya
'Siapa Lelaki itu? Kenapa dia mengenalku? Dan juga, mengapa perkataan Yoongi terasa tidak asing? Perasaan sakit ini juga terasa familiar, dan juga kenapa Taemin bersikap seperti itu? Biasanya dia akan banyak bertanya, tapi kali ini tidak. Ada apa sebenarnya?' Batinnya.
Jimin membangunkan dirinya, Minuman dingin yang mungkin akan membantunya meringankan sedikit pening di kepalanya.
"Apa yang harus kita lakukan?" Langkah Jimin terhenti tepat ketika tangannya menutup pintu kamar, keningnya berkerut tanda bingung. Mau melakukan apa memangnya?
"Jimin tidak boleh tau hal ini" Kini dia semakin bingung dibuatnya, apa yang tak boleh dia ketahui?
"Bagaimana dengan Heechul-hyung? Lukanya tidak parah bukan?"
"Kata Yoongi sih tidak, untung dia datang di saat yang tepat. Kalau tidak yah..."
"Aku dan Seokjin sempat bertemu Yoongi-hyung, itupun melalui Jimin. Aku sempat kaget ketika melihat Mereka"
"Mereka sudah dekat sejak bertemu di Cafe ku hyung. Bahkan aku yang memberitahu namanya pada Jimin"
"APA? KAU GILA?"
"Aku kasihan padanya, lagipula berkat itu dia mentraktirku dan Jungkook nonton berdua"
"Kau lupa apa yang sudah terjadi pada mereka berdua, Taehyung? Kau mau mengulangnya?"
"Hentikan pertengkaran kalian, jangan sampai keributan kalian didengar Jimin. Dia tidak boleh tau bahwa-"
"Bahwa apa, Taemin?" Semuanya tersentak kaget, tanpa terkecuali. Jimin berjalan pelan menuju teman-temannya yang memasang tampang kaget,
"kenapa kalian diam saja? Senang melihatku menderita padahal kalian tau sesuatu?" Suara Jimin dingin, aura yang dikeluarkan juga tidak sehangat biasanya. Kali ini, Mereka tau kalau ini tidak bisa disembunyikan lebih lama lagi
"Jim, akan kujelaskan-"
"KAU MEMANG HARUS MENJELASKANNYA!" Namjoon terdiam, tak disangka Jimin akan mengamuk seperti ini sementara yang lain hanya menunduk, tidak tau harus berbicara apalagi
"Baiklah, Apa kau ingat kejadian 4 tahun lalu Jimin?"
.-----------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
PJM's - my
Fanfiction"Rasanya tidak asing; Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"