Hesitation and Hope;

366 54 0
                                    







Minuman dihadapannya hanya diaduk tidak selera; diputar searah jarum jam lalu dibiarkan dan berakhiran diaduk searah dengan jarum jam lagi. Jarinya yang kosong mulai mengetuk kembali layar ponsel datarnya yang masih sama semenjak kepulangan Jimin, tanpa adanya kabar dari sang kekasih yang kini entah berada di mana, bersama dengan siapa dan keadaan yang masih belum juga diketahui

Apa mengabari sesulit itu?

Terlalu mendramatisir jika Yoongi bilang rasanya sudah seperti ditinggal kekasih pergi berperang selama setahun yang nyatanya kepulangan Jimin baru ada seminggu lamanya, rasanya terlalu mendramatisir keadaan tapi benar begitu adanya.

Tanpa Jimin itu hampa, rasanya hambar.

"Apa sekedar mengabari itu hal yang sulit?" Tatapan mata kembali diedarkan pada jalanan yang dilalui banyak orang. Jari yang tadinya dipakai mengetuk layar ponsel beralih menopang dagu, menghela nafas pertanda putus asa lalu kembali menatap nasib minuman yang kini tidak lagi tampak seperti sedia kala.



"Yoongi?" Yang dipanggil mendongak, mendapati kedua temannya kini menatapnya seraya mulai menaruh barang belanjaan mereka yang Yoongi yakini adalah panci-panci berwarna pink kesukaan si submissive. Iya, Kim Seokjin dan Kim Namjoon tentu saja

"Kau sendiri?"

"Apa kau melihat orang lain, Seokjin?"

"Oh iya, aku lupa kalau Jimin pulang ya." Seokjin duduk, membiarkan Namjoon berada pada garis antrian sedangkan dia mulai menata barang belanjaannya yang bisa dibilang tidak sedikit. Heran, kenapa lelaki didepannya punya hobi yang unik seperti ini

"Aku heran kenapa Namjoon mau saja membelikan semua itu."

"Karena dia cinta padaku, tentu saja."

Yoongi hanya mengangguk mengiyakan seraya menyeruput minumannya kembali, berdebat dengan Seokjin adalah hal yang buruk dan itu bukanlah pilihan yang ingin dipilih Yoongi tentu saja.

Kalau bisa dihindari kenapa tidak?



"Seokjin,"

"Hm, ada apa?"

"Apa kau pernah ketakutan? Y-ya maksudku seperti-"

"Kau tidak percaya pada Jimin?" Yoongi terdiam, pertanyaan singkat milik Seokjin tepat mengenai titik dongkol pada hatinya. Apa sekarang dia mudah sekali terbaca?

"Seperti itu."

Seokjin beralih menumpu dagunya, menatap yang lebih muda dengan tatapan mengintimidasi yang sudah pasti membuat korban tatapannya kini bergerak tidak nyaman,

"A-apa? Apa pertanyaanku salah?"

"Apa aku melewatkan sesuatu?" Namjoon meletakkan pesanannya seraya memasukkan satu batang french fries pada mulutnya,

"Yoongi ragu pada Jimin-" Seokjin menjawab, membiarkan Namjoon jadi pendengar seraya menatap lelaki yang lebih tua setahun darinya itu yang kini menunduk menyembunyikan wajahnya, "-Karena sesuatu hal yang aku tidak tau apa penyebab keraguannya."

Namjoon tersenyum simpul, "Kenapa kau ragu pada Jimin, Yoongi-hyung?", mengambil tempat duduk di samping Seokjin seraya kembali memasukkan batangan kentang goreng itu pada mulutnya

"Dia tidak mengabariku." Cicit Yoongi.

"Aku yakin dia merindukanmu, sama seperti kau saat ini." Yoongi mengangkat wajahnya, menatap Namjoon yang kini menyeruput cola nya santai

"Alasannya?"

"Sederhana. Dia mencintaimu, sangat jika bisa dikatakan."

"Dan tidak mengabariku? Bagaimana Jika dia meninggalkanku?"

"Jika memang begitu, dia tidak akan repot-repot berpamitan denganmu sebelum berangkat. Dia akan langsung pulang tanpa memberitahumu, lebih mudah bukan?" Yoongi mengangguk pelan, Namjoon ada benarnya.

"Jika dia disana sedang berjuang untuk kalian, apa lagi yang kau ragukan disini?" Seokjin menyela, tangannya lantas mengelus pelan rambut Yoongi, "Bukankah kepercayaan adalah hal penting dalam suatu hubungan? Kalian sudah pernah terpisah sekali tapi tetap saja berakhiran bersama, lalu apa yang kau takutkan sekarang?"



Yoongi tersenyum, beban yang sedari tadi dirasakannya perlahan menghilang.

"Kalian benar, terima kasih."




-------------------------------------------------

Maafkan aku yang baru saja update (lagi) akibat kesibukanku sebagai mahasiswa tingkat akhir, hiks
Sisa sedikit lagi dan kurasa PJM akan berakhir , huhuhu
Terima kasih atas dukungan kalian selama ini, /bow/
selamat malam, dan aku cinta kalian uwu

PJM's - myTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang