Tepat setelah acara pelukan itu selesai, Jimin dan Yoongi tertawa bersama. Saling bertatapan satu sama lain, menggenggam erat tangan Yoongi seakan tidak ingin lepas lagi untuk kedua kalinya hingga Jimin kembali melihat bekas luka sayatan yang tadi sempat dilihatnya saat Yoongi tertidur, tangannya tergerak mengelus bekas luka itu lembut seakan takut bekas itu mampu membuat Yoongi terluka,
"Rasanya pasti sakit sekali, iya kan?" Yoongi hanya diam menatap Jimin yang masih setia mennyentuh bekas luka pada tangannya, menatap sosok yang amat dicintainya kini berada di depannya dan masih memiliki perasaan yang sama dengannya,
Tidak ada lagi yang Yoongi syukuri lebih dari ini, Yoongi teramat bahagia.
"Kupikir, jika kau tidak mengingatku aku bisa melupakanmu. Aku bisa memulai sesuatu yang baru disini dan kau juga akan memulai hidupmu yang baru, tapi kurasa aku salah. Sejauh apapun aku berlari dari kenyataan, hatiku selalu tau dimana rumahnya. Dan itu terjadi, saat aku melihatmu pertama kali." Jimin mengangkat wajahnya, menatap mata yang selalu dirindukannya itu. Dia tersenyum, lalu memperbaiki letak duduknya hingga berhadapan langsung dengan wajah Yoongi,
"Selama ini, aku berpikir rasa kehilangan ini adalah hal yang wajar karena aku baru saja pindah disini, dan aku mengabaikannya. Aku selalu mencari tanpa pernah tau apa yang kucari dan saat aku melihatmu hatiku yakin bahwa kaulah orang yang kucari selama ini, pikiranku boleh lupa padamu tapi hatiku selalu tau dimana rumahnya berada." Dimana tangan yang tadinya mengelus bekas luka kini beralih menggenggam tangan, menyatukan kedua tangan diantara kekosongan masing-masing yang seakan diciptakan untuk diisi oleh jari jemari mereka dan sekali lagi tatapan mata mereka menyatu.
Hingga satu pergerakan diambil Jimin untuk menipiskan jarak diantara dia dan Yoongi, membuat mereka dapat merasakan hembusan nafas satu dengan yang lain serta membuat mata mereka saling menutup satu sama lain. Yang tanpa disadari membuat seseorang yang sedaritadi memperhatikan mereka mengambil langkah mendekat dari tempatnya berasal,
'Park Jimin sialan!"
Darahnya berdesir, tangannya mengepal penuh dendam hingga satu langkah tepat menghentikkan pergerakan Jimin serta membuat keduanya beralih menatap sosok yang menggangu mereka dan seketika terkejut akibat sosok dihadapannya merupakan orang yang tidak terduga,
"Kau?!"
.
Tbc.(Kepala sakit, pen tidur :(
Tapi laper, gusti.)