Dia; Cintaku (I)

689 137 6
                                    

Tepat setelah memarkirkan mobilnya pada parkiran rumah sakit itu, Jimin membuka dan menutup pintu mobilnya kasar. Langkah kakinya tergesa-gesa, nafasnya memburu, tujuannya saat ini adalah satu

Bagian informasi, tentu.

"P-Permisi, apakah ada pasien bernama Min Yoongi disini?" Nafasnya tersenggal, hanya saja dia harus bergegas

"Eh, i-iya. Dia ada di ruang perawatan di lantai dua. Jika anda naik tangga, beloklah ke kiri lalu jalan terus hingga ujung koridor dan-"

"Terima kasih" Jimin melanjutkan larinya, meninggalkan perawat itu dengan wajah kebingungan.

"Tunggulah aku, sugar. Kumohon"

;

"Apa maksudmu?" Namjoon menggigit bibirnya, terlihat sekali raut wajahnya yang sangat terbebani. Sedangkan Jimin masih menatapnya, berharap segala kepingan-kepingan yang hilang dapat terisi kembali

Jujur saja, dari awal kepindahan semua sudah terasa janggal. Hanya saja, Jimin mengira karena itu proses adaptasi pada tempat baru

"Baiklah, semua ini berawal dari saat kita lulus 4 tahun lalu. Kita semua lulus dari sekolah yang sama, termasuk Yoongi. Kita bahkan selalu bersama, terlebih kau Jimin. Kau yang paling dekat dengannya"

"Aku? "

"Ya, Kau. Park Jimin, Pacar Yoongi yang selalu protektif tiap kali ada yang mendekati atau bahkan bertegur sapa dengannya. Orang yang kau pukul tadi, adalah Hyung Yoongi. Kau kaget kenapa dia mengenalmu kan?" Jimin menganggukan kepala. Ada sedikit rasa bahagia ketika Namjoon mengatakan bahwa dia adalah pacar Yoongi, salah satu hal yang paling Jimin inginkan selama ini.

Tapi, kenapa semuanya seperti ini?

"Setiap Hoseok mulai mendekati Yoongi atau bahkan merangkulnya, Jimin pasti akan mulai memukul tanganmu" Hoseok tertawa kecil saat Taehyung mulai mengingatkan betapa berbahayanya sifat pencemburu milik Jimin ini

"Atau saat mereka bertengkar, Jimin akan mulai menginap di tempatmu dan Yoongi akan menginap di tempat Jungkook. Kau bahkan menelfonku hanya untuk mengeluhkan curhatan Jimin, padahal keesokannya mereka akan berbaikan dengan sendirinya." Mereka semua mulai tertawa, termasuk Jimin yang tanpa sadar menarik ujung bibirnya, menampilkan senyum bahagia dan lega

Semua terdengar indah, lalu kenapa?

"Lalu, kenapa semua itu berakhir?" Tertawaan yang tadi mulai mendominasi kembali menguap, menyisakan Namjoon yang kini menatap Jimin lagi

"Sebenarnya, Kami hanya bisa menjekaskanmu apa yang kami tau. Sisanya, tanyakan pada Yoongi sendiri"

"Baiklah, aku mengerti"

"Salah satu alasan kepindahan kita disini adalah, agar kau dan Yoongi tidak lagi bertemu. Ini permintaan Ibumu dan juga Yoongi sendiri"

Ada perasaan yang mengganjal, kenapa? Apa maksudnya?

"Tepat sehari sesudah kelulusan, aku ingat orang tuamu mengajak kau dan Yoongi makan malam bersama. Aku tidak ingat jelasnya, yang aku tau sejak saat itu kalian jadi lebih sering bertengkar. Kalian tidak membicarakannya dengan kami semua, dan karena kami pikir itu masalah pribadi, kami tidak banyak bertanya" Seokjin terdiam. Tangannya sibuk memainkan jemari sambil menundukkan kepala, mendengarkan penjelasan Namjoon

"Satu minggu setelahnya, kami baru tau kalau kau dan Yoongi hyung sudah putus dan hilang kontak. Dan...-" Namjoon terlihat ragu, sedangkan Taemin mulai menepuk pundak Namjoon. Tanda penyemangat

PJM's - myTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang