Dia; Egois

601 132 4
                                    

Keheningan mengisi suasana mobil kala itu, baik Taemin atau Jimin enggan untuk mengusir sepi yang mulai mendominasi, keduanya sibuk berkutat dengan pikiran masing-masing.

Kerutan di dahi masih nampak, mata yang terpaksa dipenjamkan, tangannya yang masih mengepal hebat dengan beberapa luka yang bahkan mulai mengeluarkan sedikit darah tak luput dari pandangan Taemin.

"Istrahatlah, Kubangunkan jika sudah sampai"

"Hm" Jimin menyamankan dirinya pada kursi mobil, membiarkan tangannya memijit pelan kepalanya yang sakit

Entahlah, semua terasa terjadi begitu saja.

;

Jimin menghentikkan pergerakannya yang semula mulai merapikan laptop dan beberapa peralatan lain menjadi beku seketika, lelaki yang Jimin yakini bersama Yoongi tadi kini berada di depan Rumah sakit dengan seorang gadis.

Tunggu, apa Jimin tidak salah lihat? Lelaki itu berciuman dengan gadis itu? Apa dia gila? Bagaimana Jika Yoongi melihatnya?

Tangannya mengepal, pandangannya seakan menggelap, tubuhnya bergerak begitu saja mengikuti amarah yang kian memuncak, menghiraukan Taemin yang kini ikut meneriakkan nama Jimin tapi tak di indahkan.

Perlahan tapi pasti, satu pukulan mantap bersarang di rahang lelaki yang tampak lebih tua itu. Dia mengerang kesakitan dan tanpa aba-aba pukulan kedua dilayangkan tepat pada saat dia baru saja akan melihat siapa yang berani memukulnya

Suasana depan Rumah sakit mulai memanas, gadis tadi berteriak histeris sedangkan Taemin berusaha menghentikan Jimin yang lepas kendali,

"BRENGSEK"

Tepat ketika pukulan terakhir hendak dilayangkan, Lelaki itu membulatkan matanya.

"Jimin?" Jimin tersentak, tangannya terhenti. Ada apa ini? Dia mengenal Jimin? Tapi dia siapa? Darimana dia tau nama Jimin?

"Kau mengenalku?"

"Kau- Park Jimin bukan?" Jimin menatap lawan bicara yang kini hanya teronggok lemah di bawah badannya tajam. Tangannya menggengam erat kerah baju milik lawan bicara, meminta penjelasan lebih .

"Darimana kau mengenalku bajingan?" Lawannya terkekeh pelan, menambah luapan emosi dalam kepalanya, dan satu pukulan telak diterima wajah sang korban.

"JAWAB AKU SIALAN" Satu kepalan tangan sudah siap di layangkan, Jimin sudah tidak bisa berfikir jernih. Sedangkan lawannya hanya menyunggingkan senyum, pasrah.

"JIMIN!!" Tangannya terhenti seketika. Yoongi disana, berlari dengan keringat yang memenuhi wajah manisnya. Pasti dia berlari untuk sampai kesini,

"APA YANG KAU LAKUKAN? KAU GILA?" dia mendorong Jimin kasar sembari membantu lelaki yang hampir saja kehilangan kesadarannya jika saja pukulan terakhir itu berhasil bersarang di wajahnya

"Hyung, Dia- "

Jimin berusaha mencari pembelaan dari tatapan tajam yang ditunjukkin Yoongi padanya sambil menunjuk gadis yang sekarang sedang bersama dengan Taemin

"Diamlah Jimin, kau tau apa yang baru saja kau lakukan?"

"Tapi Hyung, Lelaki ini baru saja berciuman dengan gadis itu hyung"

"Dan apa urusannya denganmu?"

"Aku hanya ingin melindungimu dari Lelaki sialan ini. Aku-"

"Apa hakmu melakukannya? Memangnya kau siapaku?" Jimin terdiam. Kata-kata yang baru saja terucap langsung menusuk pada hati kecil miliknya, rasanya sakit.

Jimin membuang mukanya kesal. Sial, rasanya sakit sekali, wajahku bahkan tak berhenti untuk menyunggingkan senyuman miris. Ah, rasanya aku ingin menangis saja

"Lalu kenapa sikapmu seperti memberikan ku harapan? Kenapa-" Kata-katanya tercekat, seakan tertahan. Rasa sakit yang dialaminya hatinya terasa mengguncang Jimin,

"Jangan dekati aku lagi, pergilah"

Hatinya tercekat untuk kedua kalinya.
Jimin memegang kepalanya, rasanya seperti ada benda keras yang baru menghantam. Jimin mengerang, rasanya sakit bukan main, Taemin yang tadinya diam saja mulai beranjak memegang Jimin yang seakan mulai kehilangan kesadaran dirinya,

"Jimin, Hoseok memanggil kita ke Basecamp. Ayo pergi" Tangan yang semula berada pada kepalanya beranjak menahan Taemin yang kini menariknya menjauh,

"Kau benar, Aku bukanlah siapa-siapa. Aku bahkan tak berhak memukuli wajah lelaki itu, aku bahkan tak punya hak untuk campur tangan dalam kehidupanmu-"

Kata-katanya kembali tertahan, seiring dengan rasa sakit yang dideranya saat ini.

"-Dan juga, aku bahkan tak berhak untuk jatuh cinta padamu seperti ini. Maafkan aku, Hyung. Aku pergi" Sebuah senyuman terpatri di wajahnya, membiarkan Yoongi terpatung di sana selagi Jimin kini berjalan menjauh.






.

PJM's - myTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang