keempat

21 4 0
                                    

Selamat membaca 😂
.
.
.
.
.
.

'mampus Lo, Gwen. Tidak ada yang boleh menyentuh milikku! Lo harus tau apa yang akan terjadi kalau Lo berurusan dengan gue' batin Amel.
-
-
-
-
-
~~disisilain~~
   Ramon menatap orang yang duduk didepannya. Dia merasa ada yang tidak beres, dan juga punya firasat buruk. Walaupun Ramon ini nakal, tapi dia bukan seorang pembully. Hanya saja sering berantem dengan orang yang menginjak-injak harga dirinya. Dia sudah bersekolah di SMA JI sejak kelas 1. Karena dia dulu tidak ikut dijakarta. Ramon cukup populer karena tampan, cukup kaya, dan sering main. Tapi dengan tampang judesnya dia selalu dibilang bad boy. Yahh sebenernya emang bad boy, walau kadang kadang. Tapi dia mempunyai prinsip untuk tidak memainkan hati seorang wanita. Dan selalu melindungi wanita wanita. Dia punya prinsip begitu karena adiknya, Gwen. Dia tidak mau kalo adiknya dijadikan mainan para laki laki. Walau tidak terlihat peduli dengan adiknya, tapi sebenarnya dia lah yang paling peduli dengan adik adiknya.
   Sedangkan orang yang duduk di depan nya, dia adalah  Radithya Cahyanto, panggilan Adit. Dia teman sekelas sekaligus rival Ramon. Tapi berbeda dengan Ramon yang tidak suka membully, Adit adalah pembully yang paling terkenal di sekolah dan dia juga pacarnya Amel. Walaupun begitu dia bukan tipe pria yang suka mainin perempuan. Dulu Adit dan Ramon adalah teman akrab, tapi itu tidak lagi semenjak Adit berpacaran dengan Amel. Adit jadi seorang yang suka membully orang. Dan karena itu Ramon dan Adit berkelahi saat Adit mulai membully seorang perempuan. Dan sekarang Adit mempunyai geng untuk membully orang. Dan Ramon mempunyai geng sendiri.
-
-
-
-

~~beberapasaatkemudian~~
  Gwen berjalan sendirian dari perpustakaan. Tetapi ada beberapa laki laki menghadang nya. Gwen pun menatap bingung orang orang itu. Dan tiba-tiba mereka Manarik kasar Gwen menuju belakang sekolah. Gwen menatap orang orang yang menyeret nya, lalu mengalihkan pandangan nya ke orang yang menyuruh orang orang itu. Betapa terkejutnya Gwen bahwa Amel teman sekelas nya yang menyuruh. Amel menyeringai. Gwen menatap tak percaya, tapi dia segera bersuara. "Bukankah kau teman sekelas ku? Amel?"
  "Hnn. Apakah kau terkejut wahai tuan Putri? Bukankah kau tau kalo aku ini seorang pembully?" Katanya sambil tersenyum jahat.
  "Tapi aku tidak percaya kau akan membully temanmu sendiri!" Kata Gwen. Amel menatap dengan tatapan tajam. Lalu memutar bola matanya.
  "Kau gila ya? Kau pikir aku menganggap mu sebagai teman? Aneh kau!" Katanya. Lalu lanjut "Cepet beri pelajaran!"
  Orang orang itu menurut i perintah Amel. Lalu menarik rambut Gwen ke belakang, dan memukul wajah Gwen cukup keras. Tak lama kemudian terdengar suara tepuk tangan.
  "Woooow!  Aku terkesan dengan mu, Dit! Tak kusangka target mu kali ini cewek! Dan lagi kau membuat wajahnya terluka! Apakah kau tau bagaimana pukulan ku? Apa kau ingin tau rasanya?" Kata orang itu.
  "Cih ada bocah sialan! Kenapa kau kesini?" Kata Adit.
  "Hmmmm! Aku cuma mau ngasih peringatan untuk mu, Amel, dan teman teman mu. Dan memberi pelajaran kepada kalian karena sudah berani menyentuh Gwen! Dasar b**i***n tengik!" Teriaknya sambil memukul orang yang memukul Gwen.
  Air mata Gwen tertahan. Dan terbelalak melihat siapa yang menyelamatkan nya. Amel dan orang orang yang ada disitu juga terkejut. Biasanya Putra akan diam saja saat melihat mereka membully seseorang. Bahkan saat mereka membully Annisa dia tidak peduli.
  "B**i***n seperti kalian pantas merasakan rasa sakit, dan masuk ke neraka!" Teriak Putra.
  "RADITHYA CAHYANTO!" Teriak seseorang membuat Putra dan orang orang yang ada disitu menatap tak percaya. "BERANI SEKALI KAU! BERANI SEKALI KAU MENYENTUH ADIKKU! B**I***N! KESABARAN KU SUDAH HABIS! AKAN KU BUNUH KAU!!" Lanjut Ramon.
  "Heh tak kusangka gadis ini adalah adikmu!" Kata Adit menyeringai.
  Lalu Ramon dan Adit langsung berkelahi. Mereka bertarung cukup mengerikan. Gwen yang melihat itu langsung menanggis. "Kakak! Kak Ramon jangan! Aku ngak mau kakak dan Putra terluka. Kumohon hentikan semua ini!"
  "Kalian berkelahi lagi! Bukankah aku sudah bilang untuk tidak membuat onar!" Kata tegas dari seorang guru penjas.
  Mereka langsung berhenti dan menatap guru itu. Guru itu menghampiri mereka. Dan menatap satu satu muridnya yang ada disana. Hingga dia melihat Gwen yang pipi nya lembab. Guru itu mendekat dan melihat Gwen dengan tatapan iba. "Jadi Adit, kau yang akan bertanggung jawab atas pembully hari ini? Dan kau Ramon berhenti berkelahi, kau bisa bicara baik baik!" Kata guru itu.
   "Cih! Emang dia aku yang bully!" Jawab Adit dengan sombongnya.
   Karena merasa tidak dihargai guru itu langsung berteriak, "KALIAN SEMUA CEPAT PERGI KE RUANGAN BAPAK SEKARANG.JUGA!"
   Mereka langsung pergi ke ruangan guru itu. Mereka menatap satu sama lain. Gwen duduk di antara Putra dan Ramon. Gwen bersandar di bahu kakaknya, dan kakaknya mengelus rambutnya. Pipinya sudah di obati Putra.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc....
Maaf terlalu pendek 😂. Dan maaf kalo ngak seru. Apalagi ada tulisan yang typo.

I Fall In Love💕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang