Cool Boy

315 37 7
                                    

Semua orang nampak sama pagi ini. Seragam dengan jas hitam dan kemeja putih. Keiko juga tak  kalah dengan para pemain yang nampak semakin tampan. Dia mengenakan drees selutut berwarna coklat lengkap dengan rambut yang di gulung serta make up natural andalannya.

Siapapun yang memandang orang-orang di dalam Istana Negara ini, sudah pasti tak mau keluar. Ada sekitar 20 pemain sepak bola yang dirubah bak model rupawan. Dan ada 1 perempuan cantik bak putri raja.

Manager kau tampak luar biasa pagi ini.”

Keiko hanya tersenyum malu-malu menanggapi pujian dari Witan. Belum lama Keiko berada disini, namun Witan sudah bisa menerima kedatangnnya dengan baik. Bahkan dia memanggilnya dengan sebutan manager, dan itu sukses membawa ingatannya kembali ke Jepang. Ah lupakan Keiko, sentaknya dalam hati.

“Kau jauh lebih luar biasa Witan.”

“Apa kau mau bertemu dengan orang tuaku?”

“Tentu.”

Keiko mengikuti Witan yang berjalan didepannya. Dia terus menebarkan senyum pada semua orang yang dia lewati. Bagi Keiko, ini adalah pengalaman pertamanya diundang langsung oleh orang petinggi negara. Keiko sungguh beruntung.

Nampak beberapa pemain tengah sibuk dengan keluarganya masing-masing. Bahkan mereka juga sibuk dengan para perempuan beruntung yang menjadi tambatan hatinya. Contohnya saja sang penyerang Sagara. Selain dia sibuk berbahagia dengan orang tuanya yang jauh-jauh datang kemari, dia juga nampak begitu bahagia dengan seorang perempuan. Witan bilang itu pacarnya Sagara, Merighi Mela namanya. Keiko hanya mengangguk. Mungkin popularitas Mela kini tengah naik daun.

“Ini orang tuaku. Ayah, Ibu, perkenalkan ini manager baru tim. Namanya Keiko.”

Keiko mengulurkan tangannya. Dia sudah banyak belajar tentang bagaimana kesopanan orang-orang Indonesia. Ajaran dari ibunya memang sungguh berguna.

“Cantik sekali nak Keiko.”

“Terimakasih.”

Tak berapa lama, penanggung jawab acara mulai memberikan pengumuman bahwa acara akan segera dimulai.

“Selamat pagi semuanya, selamat datang di Istana Negara. Sebentar lagi acara akan kita mulai maka dari itu, diharapkan semuanya duduk di tempat yang sudah disediakan.”

Para pemain termasuk Keiko yang kini sudah menjadi bagian dari tim mengikuti perempuan yang katanya penanggung jawab acara itu. Ternyata kursi yang disediakan sudah ditempel nama para pemain, jadi pemain tak bisa seenaknya duduk dimana saja. Katanya itu untuk mempermudah pak presiden memanggil nama-nama pemain. Dan nama Keiko juga ada disana, berdampingan dengan Iqbal sang kapten yang sudah lebih dahulu menempati kursinya. Jajaran kursi paling depan bersama dengan deretan staf kepelatihan.

“Selamat pagi kapten.”

Iqbal meliriknya sekilas dan masih menampakan ekspersi dinginnya. Jika diperhatikan, penampilan Iqbal kali ini tak menunjukan bahwa dia adalah pemain sepak  bola. Parasnya yang semakin rupawan dengan jas rapih, sekilas mirip dengan direktur muda sebuah perusahaan.

“Pagi.”

Wow!! Lagi-lagi Iqbal bersikap dingin pada Keiko. Dengan sekuat tenaga, Keiko tidak terbawa emosi hanya karena kaptennya ini sungguh menyebalkan. Niat Keiko baik, hanya ingin mengajaknya berbicara. Tapi apa respon yang Iqbal berikan?

“Bagiamana cederamu kapten?”

Pertanyan itu berhasil membuat Iqbal berbalik kepada Keiko. Masih dengan ekspresi dingin, Iqbal menatap lekat-lekat kearah Keiko. Keiko yang ditatap begitu oleh Iqbal hanya bisa mengalihkan pandangan kemana, entah mengapa tatapan Iqbal mampu membuat Keiko memanas.

Faith And HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang