Opening

461 45 14
                                    

Kurang ajar sekali memang mereka. Darimulai membatalkan uji tanding hingga meremehkan timnas Indonesia. Belagu sekali mereka. Padahal mereka pernah terbantai oleh Korea Selatan. Akan kupastikan Indonesia adalah negara selanjutnya yang membantai Nepal. Gumam Iqbal.

“Kapten, kau disuruh menemui manager Keiko.” Ucap Sagara membuyarkan lamunan Iqbal.

“Aku?”

“Dari kemarin kau selalu saja menanyakan pertanyaan bodoh, memang kau pikir ada berapa banyak orang yang sering aku panggil ‘kapten’ disini?”

“Aku heran mengapa Mela begitu tergila-gila padamu. Sikapmu terkadang membingungkan orang lain. Kadang begitu bersahabat kadang juga menyeramkan. Bagaimana bisa pacarmu itu begitu mencintaimu?”

“Apa perlu aku memberimu kaca ukuran 60cm x 60cm untukmu Iqbal?”

“Dimana manager?”

“Aku heran mengapa manager Keiko begitu—“

“Jawab saja pertanyaanku Sagara.”

“Dia ada di pinggir lapangan.”

Tanpa menghiraukan Sagara, Iqbal langsung keluar dari kamar dengan tujuan untuk menemui Keiko. Mengingat Keiko, Iqbal jadi geli sendiri. Ternyata manager keturunan Jepang itu begitu mencintai Indonesia. Saat timnas Indonesia diremehkan, Keiko langsung meledak dan tanpa sadar berkata kasar. Iqbal juga kesal setengah mati pada mereka, hanya saja caranya lebih elegant ketimbang Keiko.

“Key.”

Keiko berbalik menghadap Iqbal. Wajahnya masih saja terlihat lesu dan murung. Dia selalu menyalahkan dirinya sendiri karena uji tanding dibatalkan. Padahal pelatih Indra tidak menganggapnya begitu.

“Ada apa kau memanggilku?”

“A—aku minta maaf.”

“Kau sudah menggumam kata maaf puluhan kali hari ini key. Sudahlah ini bukan salahmu, mereka saja yang pengecut membatalkan secara sepihak dan mendadak.”

“Dan aku tidak bisa lagi mencari lawan untuk uji tanding sebelum piala Asia dimulai.”

“Kami akan berusaha dengan latihan keras, dan pelatih Indra sudah biasa menggelar latihan internal. Jadi tak usah khawatir.”

“Terimakasih.”

“Hah? Terimakasih? Untuk apa?”

“Segalanya, terutama untuk tendangan luar biasa tadi. Aku pikir kau tak akan bereaksi saat kita diremehkan, emm.. sifatmu kan sulit aku tebak”

“Jika berurusan dengan negara dan sepak bola, aku tak bisa tinggal diam apalagi diremehkan begitu.”

“Kurasa setelah ini kehebatanmu akan semakin diketahui banyak orang bay.”

“Aku tak peduli orang menganggapku apa, yang terpenting bagiku tim Indonesia keluar sebagai juara.”

Iqbal bisa melihat dari ekor matanya Keiko terus menatapnya. Bolehkan Iqbal sombong? Walaupun dia terkenal sebagi laki-laki dingin dan cuek, tapi lihat pesonanya bisa membuat orang lain lupa diri.

“Ekhem.” Keiko berdeham, sepertinya dia mulai kembali mendapat kesarannya setelah sekitar 3 menit menatap Iqbal.

“Indonesia tergabung dalam grup D bersama dengan Korea Utara, Qatar, Irak, Chinesee Taipei, dan Nepal.”

“Luar biasa sekali grup D.”

“Begitulan pengundiannya. Sementara Korea Selatan menempati grup A bersama dengan Malaysia, Brunei Darussalam, Kwait, Arab Saudi, dan Timor Leste.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Faith And HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang