Jelang Uji Tanding

257 31 4
                                    

“IQBAL FOKUS!!!.”

Iqbal menghembuskan nafas panjang. Ini sudah yang ketiga kalinya pelatih Indra menegur Iqbal karena tidak fokus pada latihan. Pelatih Indra sangat bersemangat, dan itu langsung melular pada yang lainnya. Setibanya di hotel, pelatih hanya memberi waktu istirahat sekitar 3 jam lalu kemudian dia menyuruh tim untuk latihan. Memang bukan latihan yang keras, namun Iqbal seolah kehilangan seluruh tenaganya.

“IQBAL, GANTI!”

Mungkin kesabaran pelatih Indra sudah habis melihat Iqbal tak kunjung berkonsentrasi. Iqbal yang tertunduk lalu menepi ke pinggir lapangan. Dia tahu pelatihnya itu pasti sangat heran sekaligus kecewa. Jangan tanyakan apa yang terjadi padanya, karena dia pun tak tau pasti. Hanya saja ketika melihat Keiko masuk kedalam mobil bersama dengan Misaki, Iqbal jadi tak bisa berhenti memikirkan perempuan itu.

“Apa yang kau pikirkan?”

Iqbal tak berani mendongkakan wajahnya menatap pelatihnya yang sudah berdiri tepat didepannya. Dia terlalu takut jika sudah berhadapan dengan pelatihnya itu.

“Kau pikir timnas Nepal bisa dengan mudah kau kalahkan?”

Warna tanah yang coklat kemerahan seolah menjadi pemandangan yang lebih enak dilihat ketimbang harus bertatap langsung dengan pelatihnya yang tengah marah itu. Iqbal tahu ini murni kesalahnnya, dia tidak bisa menempatkan diri dan masalahnya.

“Aku ingin kau tidak membawa masalah pribadimu kedalam lapangan Iqbal. Jika saja Keiko mengetahui hal ini, dia pasti akan mengatakan hal yang sama padamu.”

Sontak Iqbal langsung mendongkakkan kepalanya. Untuk beberapa detik, mata pelatih dengan mata Iqbal saling beradu sebelum akhirnya pelatih kembali fokus pada yang lainnya. Apa sikap Iqbal begitu terlihat hingga pelatih dengan entengnya menyebut nama Keiko? Keiko, sedang apa dia sekarang dengan Misaki?

Prittt..

Latihan sudah selesai dan pelatih Indra menyuruh semua langsung beristirahat. Semua pemain juga menyadari perubahan sikap kaptennya itu, hanya saja mereka terlalu takut untuk menanyakannya. Bukannya takut jika Iqbal marah, namun takut jika kaptennya itu malah semakin dingin. Itu lebih berbahaya.

Hingga latihan selesai, Keiko juga tak nampak dalam penglihatan Iqbal. Biasanya managernya itu adalah orang yang paling getol menyemangati di pinggir lapang. Apa waktu-waktu bersama Misaki itu mampu membuat Keiko melupakan seluruh tugasnya?

“Istirahatlah kapten, badanmu pasti lelah sekali.” Ucap Sagara berupaya untuk mengembalikan semangat Iqbal. Iqbal hanya membalaskan dengan anggukan kecil.

Seusai latihan, Iqbal langsung membaringkan badannya. Mungkin benar kata Sagara, badannya terlau lelah hingga dia memikirkan hal-hal tidak penting, seperti Keiko. Sudahlah Iqbal, memang apa urusannya dengamu? Iqbal mencoba menguatkan hatinya. Dia langsung tertidur tanpa sempat beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Begitulah Iqbal jika sudah kehilangan semangatnya, mandi saja tidak mau.

“Bal...bangun bal.”

“Hmmm.”

“Bangun bal.”

“Sudah pagi? Cepat sekali.”

“Tidak, ini masih malam, sekitar pukul 10 malam.”

Iqbal membenarkan posisinya dan matanya mulai beradaptasi dengan keadaan. Sagara sudah duduk disisi kasurnya. Jika ini bukan pagi, lalu untuk apa temannya ini membangunkannya?

“Kau dicari pelatih Indra.”

“Aku?”

“Memangnya ada berapa nama Iqbal disini?”

Faith And HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang